tag:blogger.com,1999:blog-22272785308921543852024-02-06T23:34:14.500-08:00Kalam Cinta LindaBertutur dengan Cinta, Berbagi CeritaLinda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.comBlogger181125tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-2452632387305380032021-07-12T07:46:00.000-07:002021-07-12T07:46:16.134-07:00Menjadi Single Parent bagi Anak yang Sudah Besar Itu Lebih Mudah, Benarkah?<p> </p><p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">“Untung ya,
anak-anaknya sudah besar. Kalau masih kecil-kecil kan repot. Nggak kebayang deh,
ribetnya ngurus krucil, sendirian.”<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Kalimat seperti itu
kerap dilemparkan kepada ibu tunggal yang anak-anaknya sudah melewati masa
kanak-kanak. Seakan kondisi anak yang lebih besar membuat ibu tunggal posisinya
lebih mudah. Benarkah demikian?<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b><i><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Iya lebih mudah,
karena …<o:p></o:p></span></i></b></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;">1. </span></b></span></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b>Tingkat kemandirian anak yang sudah besar, lebih baik</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Kita
tahu bersama, anak-anak kecil apalagi balita, butuh bantuan dan pengawasan ekstra.
Makan masih harus disuapi, mandi harus dimandikan, bahkan mainan bekas mainnya
pun seringkali harus dibantu untuk dirapikan. Belum lagi kalau main lupa waktu,
kita harus menyusulnya ke rumah temannya. Lain halnya bila anak sudah besar.
Biasanya mereka sudah lebih mengerti, lebih bisa dikasih tahu. Hal ini karena
tingkat kemandirian yang lebih baik, sehingga anak yang sudah besar relatif
lebih terkendali.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"><b>2. </b></span></span></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b>Penguasaan emosi yang lebih terkontrol</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Anak-anak
kecil yang keinginannya tak terpenuhi atau berada dalam kondisi yang tidak
nyaman, mudah saja mengekspresikan emosi, bahkan di depan umum. Bisa menangis
kencang, berteriak-teriak, memukul-mukul, hingga meraung-raung sambil
menggelosor di lantai. Pada anak yang lebih besar hal tersebut tidak lagi
terjadi, karena mereka lebih bisa mengontrol emosi, dan memiliki rasa malu sehingga
tidak menunjukkan sikap mengamuk.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; line-height: normal;">3. </span></b></span></span><!--[endif]--><b><span dir="LTR"></span></b><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b>Bisa diandalkan untuk membantu pekerjaan rumah</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Anak-anak
yang sudah besar biasanya cakap melakukan pekerjaan rumah ringan, seperti
mencuci piring, menyapu, mengepel, hingga memasak sederhana. Maka sang ibu akan
sangat terbantu karena pekerjaan-pekerjaan tersebut bisa didelegasikan kepada
anak-anak untuk mengerjakannya. Kalau anak-anak yang kecil memberantaki rumah,
maka sebaliknya, anak yang agak besar merapikan. Ini membuat Ibu bisa menarik
napas lega.</span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b><i><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;">Nggak
gitu ah, karena …<o:p></o:p></span></i></b></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span><span style="text-indent: -18pt;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><span dir="LTR" style="text-indent: -18pt;"></span><span style="text-indent: -18pt;"><b>Masalah yang dialami anak yang sudah besar, lebih kompleks</b></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Sewaktu anak masih kecil, Ibu disibukkan
oleh kegiatan-kegiatan yang cenderung menguras tenaga, dalam membersamai anak.
Maka lelah yang timbul adalah lelah fisik. Sedangkan anak yang lebih besar,
lebih banyak menimbulkan lelah hati bagi Ibu. Masalah seputar anak remaja dan
menjelang dewasa menyedot pikiran dan emosi. Menenangkan anak remaja tidak
cukup dengan iming-iming permen atau es krim. Butuh tarik ulur perasaan.
Alih-alih mengademkan masalah, yang terjadi malah tersulut emosi. Sehingga
masalah bertambah runyam.</span> </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b>Kemampuan mengungkapkan pendapat lebih besar</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Bila anak-anak kecil mudah dibujuk
dengan kata-kata, maka anak yang lebih besar justru pandai menggunakan kata-kata
untuk memprotes atau menyuarakan pendapat. Ibaratnya, Ibu baru saja mengucap
sepatah kata, tetapi anak sudah membalas dengan sebaris kalimat. Sungguh ini bisa
memancing emosi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Selain itu, mereka pun butuh penjelasan
lebih banyak apabila dilarang atau disuruh sesuatu. Yang terkadang justru Ibu
berpikir bahwa seharusnya si anak sudah tahu, karena mereka sudah besar.
Alhasil, anak menuntut penjelasan sementara Ibu menuntut pengertian. Akhirnya
teperciklah konflik.</span> </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><b>Lebih mendengar orang lain daripada Ibu</b><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Anak-anak yang sudah besar memiliki
lingkaran pertemanan lebih kuat. Mereka saling melindungi dan memercayai antarteman.
Tidak jarang nasihat Ibu dianggap angin lalu, sedangkan kata-kata teman sangat
diperhatikan dan merasuk kalbu. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Apalagi bila anak sudah memiliki
pacar. Seperti pengalaman seorang Ibu yang terluka hatinya ketika si anak
mengatakan bahwa ia bangun pagi karena ditelpon sang pacar. Padahal dari
sebelumnya, Ibu sudah berulang kali memanggil dan mengetuk pintu kamar agar
anaknya bangun. Namun ternyata, si anak bangun bukan oleh upaya Ibu yang gigih
membangunkan anaknya, melainkan suara pacar yang membangunkan via telpon.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><o:p> </o:p></span></p>
<h4 style="margin-left: 54pt; text-align: left;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Lalu bagaimanakah kiat Ibu tunggal
menghadapi dinamika seputar pola asuh dan pola didik anak, ketika anak-anak
sudah melampaui masa kanak-kanak? </span></h4><h4 style="margin-left: 54pt; text-align: left;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Berikut 3 tips yang bisa diterapkan yang dapat
menjadi solusi.</span></h4>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;">Pertama, perkaya wawasan dengan
ilmu parenting. Materi-materi ilmu parenting yang informatif bisa didapat
melalui <a href="https://www.ibupedia.com/">web yang memberi porsi pada masalah seputar dunia keluarga</a>. Dengan pendalaman
ilmu parenting, akan membuat pikiran lebih terbuka dan mampu memahami masalah
yang membelit. Sehingga kemudian dapat dicari jalan keluar yang realistis dan relatif
mudah ditempuh. </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Dengan pengayaan ilmu parenting,
akan lebih mengarahkan pada upaya solutif dan bukan sekadar mengeluh atas
masalah yang dihadapi. Pembahasan dan pemaparan dari para ahli, tentu akan
lebih membukakan mata tentang beragam konflik dan intrik yang mungkin terjadi
dalam dunia anak serta remaja.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;">Khusus pada masalah single parent,
biasanya ada pembahasan tersendiri. Tips dan kiat ditawarkan sebagai alternatif
pemecahan masalah. Misalnya, <a href="https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/7-tips-mengatasi-stress-untuk-ibu-single-parent">bagaimana menghadapi stress sebagai Ibu singleparent</a>, <a href="https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/6-cara-mengatasi-tantangan-mengasuh-anak-untuk-single-parent">cara mengatasi tantangan mengasuh anak bagi single parent</a>, dan lainnya. </p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Kedua, menjalankan relaksasi saat
kepusingan melanda. Ketika masalah anak bertubi-tubi yang rasanya bikin kepala
mau pecah, maka segera lakukan relaksasi agar pikiran dan perasaan lebih tenang
dan terkendali. Bisa dengan terapi napas, olahraga ringan, memandang langit,
atau hal lain yang membuat pikiran rileks dan hati bahagia. Karena sebagai
single parent yang tidak memiliki bahu untuk bersandar, maka praktik relaksasi
yang disebutkan di atas, akan sangat membantu.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Terakhir, mendekatlah kepada Tuhan.
Senantiasa memohon petunjuk dan bimbinganNya. Tuhan tidak mungkin salah memilih
seseorang untuk menjalani hidup sebagai ibu tunggal, maka bergantung kepadaNya
adalah pilihan yang harus ditempuh. Kita harus yakin bahwa Tuhan tidak akan
pernah membuat hambaNya sengsara dan menderita. Maka masalah yang menimpa,
pasti sudah dibarengi dengan solusinya. Hanya saja terkadang kita yang belum
dapat menemukan solusi tersebut. Atas petunjukNya, niscaya jalan menuju solusi
akan terbuka.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Kesimpulannya, setiap kondisi pasti
ada konsekuensi yang mengiringi. Entah itu anak-anak masih serupa rombongan
krucil, maupun yang sudah beranjak remaja bahkan dewasa, tidak ada yang disebut
lebih sulit atau lebih mudah. Jadi mulai sekarang berhentilah melontarkan pernyataan
seperti yang tertera di awal tulisan ini. Kita harus bisa menimbang sesuatu
sesuai dengan takarannya.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Akhirnya, mari kita senantiasa menerima
dan bahagia dengan kondisi yang ada. Kurangi mengeluh dan kedepankan sikap solutif.</span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;">Be a happy Mom! </span><span style="font-family: "Segoe UI Emoji",sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol-ext; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: "Segoe UI Emoji";">😊</span><span style="mso-ansi-language: EN-US;"> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto;"><span style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ZISMSgnBpIxjtaEzPzVhYTusj-zYV3vPW4xzZQ8ShJhy03wWmDoZstQ5oE_Kt2C-TsY7IF2K3jbsEP1eKWacLD6a6mjnbk4LS4y3pKsKYWPM63bo1cefAHJTMlDAvaMJlfMjcT6Hjwrt/s6016/My+Happy+Fam.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6016" data-original-width="4016" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0ZISMSgnBpIxjtaEzPzVhYTusj-zYV3vPW4xzZQ8ShJhy03wWmDoZstQ5oE_Kt2C-TsY7IF2K3jbsEP1eKWacLD6a6mjnbk4LS4y3pKsKYWPM63bo1cefAHJTMlDAvaMJlfMjcT6Hjwrt/w429-h640/My+Happy+Fam.JPG" width="429" /></a></div><br /><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span><p></p>Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-88781692513105238462020-10-19T05:07:00.000-07:002020-10-19T05:07:28.268-07:00Menumpah Amarah kepada Ibu *)<p>Suatu hari, boleh jadi kau kesal kepada ibumu, merasa tindakannya membuatmu susah. Maka ingatlah, betapa dulu semasa kecil, kau membuatnya jauh lebih lebih susah. Kau sungguh merepotkannya. Tapi ibumu tetap mengurusimu sepenuh kasih dan sayangnya. </p><p>Mungkin kau lantas berkelit, "Siapa pula yang minta dilahirkan? Aku nggak minta menjadi anaknya sehingga harus merepotinya?"</p><p>Hey, anak muda.. Kau kira ibumu juga memesan minta kau menjadi anaknya? Tentu kalau bisa memilih, ibumu akan minta anak yang santun, bukan semacam kau yang leluasa bicara tanpa tata krama. </p><p>Hentikan sikap pongahmu. Hingga di ujung waktu, ibumu takkan berkurang cinta dan sayangnya, meski hatinya berdarah-darah tersebab luka oleh perkataanmu. </p><p>Cukuplah kau menuding ibumu sebagai ibu yang tak becus mendidik anak-anaknya sendiri. Segala apa yang dilakukannya tak lain dan tak bukan selalu demi anak-anaknya.</p><p>Ada hal-hal yang tak kau ketahui dari ibumu. Mungkin kau mengira salahnya sendiri mengapa memendam masalah begitu rupa. Tapi, senyatanya tak sesederhana itu. </p><p>Tentu saja bukan berarti ibumu ingin disangka sebagai ibu yang hebat. Ia hanya ingin diperlakukan sebagai ibu. </p><p>Semoga kau mengerti. </p><p><br /></p><p>*) seperti dituturkan Ibu A kepadaku </p>Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-27630237295237917182020-10-18T01:10:00.001-07:002020-10-18T01:10:22.860-07:00Berdagang Harus Punya Bakat Dagang?<p>Selama ini aku selalu ngerasa nggak punya bakat dagang. Begitu juga dengan kakak-kakakku. Mereka berpikiran sama. Maka kalau ada yang mengajak bisnis atau apalah, pasti ciut duluan. Yang ada di pikiran, bakal nggak laku, bakal dikacangin kalau pas promo.</p><p>Bukan berarti aku anti banget sama jualan. Pernah juga sih dulu jualan. Pas awal pindah ke Bogor, aku pernah jualan bawang putih, jalan sendiri sampe ke belakang komplek, sambil malu-malu.. hahaa.. Dan itu cuma hitungan hari trus brenti.</p><p>Pernah juga pas awal terpuruk dulu, aku jualan baju Keke, nawar-nawarin langsung sama buibu di komplek dan tetangga komplek. Alhamdulillah dibantu sama Bu Wita, Boss Keke di Bogor, lumayan juga pendapatan dari jualan baju itu.. yaa buat menyambung hidup lah.</p><p>Trus di Sukabumi, pernah juga jualan tipis-tipis, tapi lupa produknya apaan.. hehe.. saking tipisnya kali ya.. 😁</p><p>Tapi sebagai penulis, jelas aku jualan bukuku sendiri. Alhamdulillah ini ngebantu banget buat perekonomian keluarga.. secara cuma jadi guru ya, tau sendiri lah gajinya gimana.. hehe..</p><p>Sekarang, aku belum punya buku baru lagi.. huhuu.. hibernasi kelamaan.. sementara kebutuhan terus bertambah. Akhirnya.. pilihanku kembali pada : berjualan. Kali ini aku dapet tawaran untuk memasarkan produk Al-Quran. Ini Al-Quran istimewa yang bisa cetak nama personal di cover depannya. Trus ada kode pewarnaan yang memudahkan buat tilawah dan hapalan.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf_nnktW5FrOO3wgOMrv54NL7bE03WtSFnXpedwHmPuoSBYgMsvpVCIWHAK_HVcf7Noz3fvMicRcORxauulGjJROPQsGcKpTo0OQdnicDU3WAGxG9NKpWqqr5pkUHDcWuXdTHUn_yHTuzB/s1181/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.33.09.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1181" data-original-width="1181" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf_nnktW5FrOO3wgOMrv54NL7bE03WtSFnXpedwHmPuoSBYgMsvpVCIWHAK_HVcf7Noz3fvMicRcORxauulGjJROPQsGcKpTo0OQdnicDU3WAGxG9NKpWqqr5pkUHDcWuXdTHUn_yHTuzB/s320/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.33.09.jpeg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Aku posting promo produk itu di facebook. Aiih sedih nian.. biasanya aku kalau nyetatus kan yang nge-like ada puluhan hingga kadang lebih dari seratus, eh ini yang ngelike materi jualan aku nggak nyampe 10 orang. Itu pun cuma ngejempol, nggak lanjut ngorder.</p><p>Begitu juga di instagram, paling cuma 20-an yang ngasih lope. Dan itu juga nggak pake lanjut ngorder.</p><p>Jadi, apa betul ya, harus punya bakat dagang supaya bisa jualan?</p><p>Hmm.. setelah aku renungkan.. sepertinya bukan ke arah bakat, tapi yang harus dipunya adalah kesabaran dan ketangguhan. Kalau udah punya itu, pasti bakal jadi pedagang yang ulet, dan tentu hasilnya akan berbanding lurus dengan usahanya.</p><p>Awalnya aku pikir, ah udahlah posting sekali, responsnya menyedihkan gitu, nggak usah posting lagi. Tapi setelah kupikir ulang, justru perlu berulang kali. Siapa tahu pas postingan pertama belom tertarik, tapi di postingan aku berikut, orang jadi berminat.</p><p>Begitu juga di grup WA. Untuk grup yang bebas membernya berjualan atau promo apa pun, aku mau coba juga posting lebih dari satu kali.</p><p>Eh katanya mau come back jadi penulis, tapi malah nyoba mau jualan, gimana nih? Bismillah aja, aku mau jalani. Semoga Allah meridoi. Be a teacherpreneur and writerpreneur.. Aamiin.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgonGYS7sUK-eZjlLknD_JZ37CkehQ7PoFZ3vzhFv6Q0BY0jhxcBELntb6zEGmvYmB0ndC3wKZ1sT6neoRyRWxDGOCDVaVEs_vrtfhrhFZyQST8Rp_VDy2X-55iuizbkreIlMNpU56QIOV6/s1280/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.34.21.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1212" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgonGYS7sUK-eZjlLknD_JZ37CkehQ7PoFZ3vzhFv6Q0BY0jhxcBELntb6zEGmvYmB0ndC3wKZ1sT6neoRyRWxDGOCDVaVEs_vrtfhrhFZyQST8Rp_VDy2X-55iuizbkreIlMNpU56QIOV6/s320/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.34.21.jpeg" width="320" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-HnStaX6VGHuFiKYaR1HeD3JGO2v7fGYMG6-Yn8DwsZ2cE_r4dAAk3PcfRP7PJYvfRs7aq91JoEh97jsoWRC8Az43_Tf8IExtjqg6MoR3YUEVuJeW7H53Wku-SsLh1ABMFN8VBBS9TmbO/s1181/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.33.31.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1181" data-original-width="1181" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-HnStaX6VGHuFiKYaR1HeD3JGO2v7fGYMG6-Yn8DwsZ2cE_r4dAAk3PcfRP7PJYvfRs7aq91JoEh97jsoWRC8Az43_Tf8IExtjqg6MoR3YUEVuJeW7H53Wku-SsLh1ABMFN8VBBS9TmbO/s320/WhatsApp+Image+2020-10-18+at+12.33.31.jpeg" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p>Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-1014578883661355472020-09-15T06:31:00.001-07:002020-09-15T06:31:09.633-07:00Swab Test, Gimana Rasanya?<p>Sekarang bulan September. Virus corona masih anteng gentayangan. Kasus pasien positif Covid19 masih terus meningkat. Tapi rangorang tetep juga masih banyak yang abai alias nggak peduli sama protokol kesehatan. Di jalanan banyak yang berkeliaran tanpa masker. Apalagi soal <i>physical distancing</i>, peduli amat dan masa bodo. </p><p>Di tengah situasi yang rawan ini, desakan untuk membuka sekolah kian santer terdengar. Para orangtua, juga siswa, dan tak terkecuali guru, kepingin banget mengakhiri masa PJJ alias Pembelajaran Jarak Jauh alias belajar daring atau online.</p><p>Maka dibuatlah aturan ketat buat prosedur menuju sekolah tatap muka. Sekolah harus menyiapkan sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan sesuai yang digariskan oleh Satgas Gugus Covid19. Selain itu, para guru juga dipastikan bebas dari terpapar virus tersebut.</p><p>Metode test yang bisa membuktikan seseorang dinyatakan negatif Covid19 adalah swab test. Sebelumnya sih ada Rapid Test, tapi sekarang Rapid Test dianggap nggak valid buat keperluan itu. Biaya swab test ini jauh lebih mihil dari rapid test yang 'cuma' Rp.150.000,00. Kalau swab test mencapai angka juta gitu deh. Uwow kan..?</p><p>Nah, dalam rangka memfasilitasi para guru untuk dapat segera mengetahui kondisi kesehatannya terkait C19, pemerintah memberikan kemudahan dalam bentuk program swab test gratis. Konon cuma bulan ini. Kalau bulan depan baru kepingin ikutan, wah... jatah hangus tuh, dan akan dipersilakan buat bayar sendiri..Uwow lagi, kan..? </p><p>So, aku dan temen-temen guru lainnya pun berangkatlah menuju Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah). Beberapa di antara kami ada yang ngerasa deg-degan, takut, resah dan gelisah, pokonya semacam gitu lah.. hehe.. wajar aja lah ya.. berbagai pikiran buruk hinggap. Apalagi sebelumnya beredar rumor bahwa swab test ini sakit banget. Apa bener? Baca aja terus ya..</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr98DZI4BEUnnA-8HCbGNeSthYGddr3klfNDZDGFClCOxOKjhjIIzxN5w2stVArxGmetYKndg009wYl-jFL-46QD_yYIbx4tvJHpNJsug9lZfZZCfU_Oc_C2syVqfm1Kyc_vAwC0AagVVC/s2508/IMG20200915090916.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr98DZI4BEUnnA-8HCbGNeSthYGddr3klfNDZDGFClCOxOKjhjIIzxN5w2stVArxGmetYKndg009wYl-jFL-46QD_yYIbx4tvJHpNJsug9lZfZZCfU_Oc_C2syVqfm1Kyc_vAwC0AagVVC/s320/IMG20200915090916.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Setibanya di Labkesda, kami registrasi ulang, mencocokkan data yang sudah terdaftar dengan yang ada di sistem. Kami diminta untuk menyerahkan fotocopy KTP dan menyebutkan nomor WA. Setelah itu, antre lagi di meja berikutnya untuk pengecekan akhir. Di meja ini pun kami diberi alat untuk swab test-nya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoC6ayA3hKKGH1YEt9hqtHfx9lCMa13U79N_u0hYuYA2SS2pScqS3ApR6Xfua5ApaRDwxMR4g-t8SnJVDTtooXb6DTzNBy_ycSU7rW6xCs9UoRwOcTaTzwlQy_fSkWG6gKRXD_QaDVehbp/s2508/IMG20200915094937.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1254" data-original-width="2508" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoC6ayA3hKKGH1YEt9hqtHfx9lCMa13U79N_u0hYuYA2SS2pScqS3ApR6Xfua5ApaRDwxMR4g-t8SnJVDTtooXb6DTzNBy_ycSU7rW6xCs9UoRwOcTaTzwlQy_fSkWG6gKRXD_QaDVehbp/s320/IMG20200915094937.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Alat swab test yang telah ada di tangan, lalu kita bawa ke tempat pelaksanaan testnya. Jadi tiap orang bawa alatnya masing-masing, nggak akan satu orang menggunakan alat yang sama.</p><p>Di ruang pelaksanaan test, aku duduk, sedangkan petugasnya berdiri. Alat swab test dikeluarkan dari wadah. Bentuknya seperti batang yang pipih dengan ukuran kecil. Warnanya putih. Cukup lentur. </p><p>Alat itu kemudian diukurkan jarak dari telinga ke hidung. Hasilnya, sepanjang itulah nanti alatnya dimasukkan ke dalam hidung.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKIxjRniFF2oOAFXiXESQgwlshAvBZwStFg6UyWKxmcR2XtSQ4leLXQy-0R2Bgom1s5Tm3W-Dj1DyAVmkCaHDW9hkpZ36hPICodpSU41lryWflRfKdDyLXZP1KDyfSUYLSbQKFoxLuQ5uY/s2508/IMG20200915100758.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKIxjRniFF2oOAFXiXESQgwlshAvBZwStFg6UyWKxmcR2XtSQ4leLXQy-0R2Bgom1s5Tm3W-Dj1DyAVmkCaHDW9hkpZ36hPICodpSU41lryWflRfKdDyLXZP1KDyfSUYLSbQKFoxLuQ5uY/s320/IMG20200915100758.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Selesai alat itu dikeluarkan dari hidung, air mataku keluar. Automatically gitu. Bukan sakit, sih. Tapi nggak enaknya tuh kayak kalau berenang trus hidung kemasukan air. Kebayang kan? </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1kTEoRDZTe_r8VvGHXxBK6Zjwm2Fbn0GxguzfjsA0Rjxh85__T-tor8c51UVoorpFK4xCin-97TzY-sL5_o7ANQUzNeAUL9FK20KS2EHLkigx7g8qY0I2gpQ9kyls8GpuI_K4q7SxXmOS/s2508/IMG20200915100817.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1kTEoRDZTe_r8VvGHXxBK6Zjwm2Fbn0GxguzfjsA0Rjxh85__T-tor8c51UVoorpFK4xCin-97TzY-sL5_o7ANQUzNeAUL9FK20KS2EHLkigx7g8qY0I2gpQ9kyls8GpuI_K4q7SxXmOS/s320/IMG20200915100817.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Setelah seluruh proses selesai, sebuah pesan WA masuk. Rupanya ucapan terimakasih dari Pikobar atau Pusat Informasi Jawa Barat Gugus Covid 19. Disampaikan juga bahwa hasil test bisa dilihat di web yang linknya diumumkan di pesan itu.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwR3ifTmpIpnMhvHxYidLaqIWZklm2lBJA5w-71SvmtaCPB4fgbxpNDgo6IBkLw1YO4hvLHDAbgTHpq_7KwZZjSojOFF3Z0XXSTNAAIM6Z-xZTd-R8zGQd2f5yXgeKvwOiJCcsxGLBmNnp/s2508/IMG20200915100818.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2508" data-original-width="1254" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwR3ifTmpIpnMhvHxYidLaqIWZklm2lBJA5w-71SvmtaCPB4fgbxpNDgo6IBkLw1YO4hvLHDAbgTHpq_7KwZZjSojOFF3Z0XXSTNAAIM6Z-xZTd-R8zGQd2f5yXgeKvwOiJCcsxGLBmNnp/s320/IMG20200915100818.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Jadi ya gitu deh, nggak usah takut sama swab test. Nggak sakit, kok.. :-) </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dyR8b0jL1psgexouvz7X6niZJyORC3v9LdebjEjvOTD-Gy75wppwiETwfAwWdc6x9x1to3DSgfLm_i-oI_WCg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div><br /><p><br /></p>Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-87404273429052018442020-07-19T15:48:00.000-07:002020-07-19T15:48:16.994-07:00Nggak Mau Ngasih JudulKenapa nggak mau ngasih judul? soalnya selalu judul aku tuh semacam, Gw Come Back nih, atau Ok, Gw mau mulai nulis lagi.. hadeuh.. janji surga banget ituh. Abis postingan itu, nggak ada postingan lagi.. hahaa.. Padahal katanya come back, mau mulai nulis lagi.. maluuu deh..<br />
Jadi, sekarang ya bebas aja lah, nggak pake judul.<br />
<br />
Sekarang dah tahun 2020, gaes. Ini tahun yang dulu kayaknya dibayangin gimanaa gitu. Semacam sebuah moment yang akan menghadirkan sesuatu yang wow.. sebuah era baru dengan kecanggihan tekonologi yang makin melesat. Ternyata eternyataa... unpredictable banget! Tapi kalau tentang kemajuan teknologi, iya lah.. Windows entah dah yang keberapa sekarang. Windows 10 mah dah lewaatt. Hokage juga entah dah ada yang ke-9 apa berapa ya.. ^_^<br />
<br />
Trus apa dong yang ajaib di tahun ini? Subhanallah... gerombolan makhluk super mini yang nggak kelihatan bentuknya kalau dilihat pake mata biasa, datang menyerbu bumi. Iya, bumi.. sedunia ini. Bukan cuma Indonesia, negeri tercintah inih. Namanya makhluk itu adalah Virus Corona. Dia datang menebar aroma maut. Korban berjatuhan, kasus pasien positif terus meningkat. Sampe-sampe semua warga bumi nggak bisa beraktivitas normal.<br />
<br />
Kerja, sekolah, semua dilakukan di rumah. Yah,, lumayan ribet.. tapi, mo gmana lagi.. ya harus dijabanin.Semua pake sistem online. Kecuali fasum yang emang harus tetep eksis ya, macam rumah sakit, apotek, bank, dan pelayanan umum lainnya.<br />
<br />
Kurleb dah 4 bulan ini semua mendekem di rumah. Keluar rumah cuma kalau bener-bener urgent banget. Kalau keluar rumah pun harus pake masker buat menghindari penularan virus. Malah selain ada masker, ada juga yang ditambah pake <i>face shield</i>. Itu tuh penutup muka yang kayak tukang las.<br />
<br />
Hidup bener-bener harus ngikutin protokol kesehatan yang sesuai dengan masa cepat tanggap covid 19. Itu nama spesifik virusnya, Corona Virus Disease 19. Angka 19 itu menunjukkan tahun kemunculannya pertama kali, yaitu di penghujung Desember 2019. Udah Desember, di ujungnya pula. Pertama muncul sih di Cina, trus rame di Indonesia mah sekitar pertengahan Maret. Biasalah di republik ini mah banyak drama dulu.<br />
<br />
Mungkin karena kelamaan, dah berbulan-bulan gini masih aja nggak bisa beraktivitas normal gegara si kopid, akhirnya rangorang mulai males, dan meninggalkan aturan yang ditetapkan protokol kesehatan. Masker dah pada nggak dipake lagi, cuci tangan jarang-jarang, ngumpul-ngumpul jalan lagi, yaa gitu deh pada nggak disiplin.<br />
<br />
Banyak pihak yang menyesalkan sikap masyarakat yang kayak gitu. Tapi ya, tau sendiri lah warga +62 ini emang kelakuannya suka ajaib. Belom lagi tingkah netijen di jagat maya, hadeuh... rupa-rupa deh.<br />
<br />
Segitu dulu deh, cerita di awal tahun 2020 ini. Awal? Ini kan dah akhir Juli. Bukannya awal tuh Januari ya? hehe.. maksudku awal nulis nulis di tahun 2020, bosque.. :)<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-61449781640911607722019-04-06T06:19:00.000-07:002019-04-06T06:24:11.035-07:00Kirain Keren Hai, namaku Kiara. Aku perempuan yang bekerja di sebuah kantor yang menaungi lembaga pendidikan. Tempat kerjaku asik, temen-temennya cucok. Enak lah. Tapi, namanya hidup nggak ada yang sempurna ya, gaes. Yang bikin bètè di kantor tuh justru si bos.<br />
<br />
Untungnya temen-temen pada seideologi, jadi kita seru aja kalau ngejulidin si bos. Kebayang kan, udahlah bos nyebelin, trus temen-temen juga bikin spanneng.. Oh, malapetaka itu mah.<br />
<br />
Selain ngejulid tentang kelakuan atau kebijakan si bos yang ajaib, kami kadang suka bandingin sama bos di divisi lain. Sementara bos kami nih nurut banget sambil carmuk sama sang bigbos, nah.. Pak Boss divisi lain tuh ada yang selow gitu 'ngelawan' kebijakan bigbos. Wow, kami ngelihat beliau itu semacam tokoh heroik yang keren.<br />
<br />
Ditambah lagi, temen kerjaku yang namanya si Ivy, pernah duluu sebelum masuk Divisi ini, jadi anak buah bos yang ntuh. Dan, si Ivy nambah panas suasana deh.<br />
<br />
"Pokonya gaes, dulu aku sama bos yang itu mah enak banget. Beliau tuh emang keren. Kalau nggak setuju sama bigbos, ya ngomong langsung gitu. Tak macam bos kita yang sumuhun dawuh."<br />
<br />
"nggak ada kamus pelit di bos yang itu mah. Dulu aja aku sama karyawan lain, kalau dikasih bonus, beuh.. barangnya bukan yang murahan, berkelas gitu deh!"<br />
<br />
Kurleb semacam itu omongan si Ivy. Beneran bikin nelangsa aku dan temen-temen yang lain. Dan tentu tambah hot ngejulidin si bos.<br />
<br />
Laluu.. di penghujung tahun, tibalah bencana itu. Aku dipindah ke Divisi lain.<br />
<br />
"Kiaraa.. jangan pindah, please.."<br />
<br />
Temen-temen bikin aku baper deh. Mana mau aku meninggalkan temen-temen kerja yang asik kayak si Ivy, dkk. Tapi sistem di kantorku, emang kadang sak'enake dewe. Main pindah-pindahin aja. Katanya sih buat penyegaran. Lingkup kerjanya toh nggak jauh beda.<br />
<br />
Satu-satunya yang lumayan menghibur adalah, bos divisi aku yang baru itu orang yang selama ini kami kagumi dan bikin sirik. Yup! Beliau mantan bos si Ivy. Tapi tetep aja sih, aku rela nggak dibosin beliau asal masih sama-sama bareng Ivy dkk.<br />
<br />
Dengan hati pilu, aku pun pindah lah. Sehari, seminggu, sebulan, dua bulan, tiga bulan, aku kok ngerasa bos baru B aja ya. Mana kerennya?<br />
<br />
Selanjutnyaa.. udah bukan B aja, tapi menjurus ke ngeselin. Lama-lamaa.. beneran ngeseliin. .<br />
<br />
"Ivyyy .. mana bukti omonganmuu..?"<br />
<br />
Si Ivy tersenyum kecut. Ekspresinya abstrak. Campuran antara bingung dan nggak enak hati.<br />
<br />
"Tapii.. walaupun aku nggak ngomong, kalian semua kan dah lebih dulu bilang beliau itu keren cara mimpinnya."<br />
<br />
Iya juga sih, gaes.. Waktu itu kami yang ngelihat dari jauh, dari luar, kok kayaknya info yang nyampe tentang beliau tuh kesimpulannya beliau tegas dan ngga menya-menye.<br />
<br />
Mungkin itu ya, contoh nyata dari peribahasa, "rumput tetangga selalu tampak lebih hijau". Ternyataa, giliran masuk ke area rumput itu, rumputnya banyak yang bolong-bolong trus sekitarnya banyak kerikil halus yang bikin nggak nyaman.<br />
<br />
"atau jangan-jangan.. dulu kan bos aku tuh belom merit, nah.. sekarang dah punya bini dan beranak, jadinya karakter beliau berubah.."<br />
<br />
Hadeuh.. mulai deh, si Ivy absurd...Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-1433773828697397542018-08-06T11:53:00.001-07:002018-08-06T11:53:36.783-07:00Tinggal Tulis, Kakaa.. Suatu hari aku baca status temen yang ala-ala curhat gitu. Tulisannya panjaang tapi enak dibaca. Trus aku komen, pingin juga bisa curhat panjang nan keren kayak gitu. Dan jawaban dia adalah kalimat yang aku tulis di judul.<br />
<br />
Hahaa.. ngena banget, deh. Betul, kan? ya emang tinggal tulis aja. Nggak usah mikir susah dan njelimet. Nulis mah nulis aja.<br />
<br />
Aku sering ngerasa nelangsa.. ngerasa bahwa aku bukan penulis lagi. Mau mulai nulis lagi, duuh.. beraat..<br />
<br />
Jadi, nggak usah mikir soal penulis atau bukan. Nulis ya nulis aja. Belajar menulis yang baik-baik. Belajar memaknai hidup dengan sederhana lalu menuliskannya.<br />
<br />
Segala yang aku lihat dan aku dengar bisa menjadi bahan tulisan. Adapun yang aku rasa dan alami, tetap masih belum bisa aku ungkap.. masih tersimpan rapi dalam hati.<br />
<br />
Next, mungkin bisa aku coba. Perlahan menuliskan apa yang berkecamuk di hati. Entahlah, aku selalu dikepung rasa takut dan khawatir kalau nantinya tulisanku cuma keluh kesah aja isinya.<br />
<br />
Anyway, aku bertrimakasih sama kawan yang menginspirasi judul kali ini. Pasti dia nggak ngerasa kalau komennya nge-jleb buat aku.. hehe..<br />
<br />
Ya begitulah ya.. perlunya berhati-hati dengan kata-kata. Kadang hal enteng yang kita lontarkan, ternyata lumayan berdampak bagi orang lain. Alhamdulillah kalau dampaknya berupa kebaikan. Tapi kalau menjadi sesuatu yang menyakitkan, duuh.. jangan sampe deh..<br />
<br />
Smoga segala apa yang aku tulis, aku ucapkan.. itu nggak meninggalkan apa pun kecuali kebaikan. Aamiin.Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-89129945973339857382018-07-31T06:43:00.000-07:002018-07-31T08:02:53.613-07:00Tak Ada yang Abadi Ini nulis beneran sambil dengerin lagunya Ariel (Noah) yang judulnya "Tak Ada yang Abadi". Walaupun temanya beda sama yang mau aku tulis, tapi seenggaknya kalimat judulnya diulang-ulang terus di reff nya, pas buat ngingetin aku. Emang beneran gaes, tak ada yang abadi.. 😢<br />
<br />
Apa sih yang aku maksud? Jadi ini tentang pekerjaan, yang buat aku nggak sekadar sebagai sarana mencari nafkah, mengais rupiah. Tapi sebagai guru, duniaku sama murid-murid aku tuh macam udah jadi bagian dari hidup aku. Mungkin bagian dari jiwa aku juga. Kedekatan aku sama mereka betul-betul udah menyatu rasanya.<br />
<br />
Nah, apakah ketidakabadian itu artinya aku nggak lagi menjadi guru? Bukan gaes.. Aku tetep jadi guru, tapi unit kerjaku dipindah. Aku harus berpisah sama murid-murid lamaku yang anak-anak SMP itu. Amanahku tahun ajaran baru ini mengajar di SMA.<br />
<br />
Entah mungkin ada yang menyebutku lebay .. tapi meninggalkan SMP teramat sangatlah berat buatku .Oh my Allah.. aku sayaang banget sama mereka. Airmata tumpah ruah mengingat perpisahan ini.<br />
<br />
Lagu ini memang menyadarkan kita bahwa tak ada yang abadi. Tapi tetap aja rasanya hatiku masih tertinggal di SMP. Masih timbul pertanyaan, kenapa harus sekarang? Kenapa harus tahun ini? Aku masih ingin membersamai mereka.. satu tahun ini lagi aja. . 😔<br />
<br />
Ternyata betul, move on itu susah. Aku masih berurai airmata saat mengingat mereka. Termasuk saat menulis ini.<br />
<br />
Tapi seiring suara Ariel yang terus menerus memekik tak ada yang abadi.. yaah aku harus menguatkan hati. Aku harus ikhlas melepas mereka. Walau gimana pun, keadaan nggak bisa berubah. Keputusan sudah ditetapkan, vonis sudah dijatuhkan.<br />
<br />
Mungkin ada juga yang bilang, hellow.. anak-anak muridmu itu boleh jadi udah mulai lupa atau merasa biasa aja dengan ketiadaanku di antara mereka. Rasanya aku nggak peduli.. aku tetap kehilangan dan merindu mereka, sangaatt ...<br />
<br />
Aku toh bukan malaikat. Aku manusia biasa yang punya emosi sedemikian. Jadi nggak apa-apa lah sesekali meluapkan rasa. Berkamuflase memang kadang membantu, tapi ada masa ketika topengku sedikit terkuak. Pada ketika itu, menulis seperti ini cukup melegakan sejenak.<br />
<br />
Tentu aku harus kuat. Masalah semacam ini nggak boleh membuat aku nampak cengeng. Memasuki tempat kerja baru, adalah hal biasa, bukan? Seperti itu rupanya aku harus memaknainya.<br />
<br />
Kesedihan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan penolakan atau protes. Aku tau konsekuensi yang harus dilakoni adalah bersedia ditempatkan di mana pun. Tapi gulana hati ini hubungannya dengan hati dan rasa. Itu saja.<br />
<br />
Ok, fine.. I'm here now. I'll do my best.. for my new students..<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-57631299342792535372018-01-27T00:57:00.003-08:002018-01-27T00:57:50.687-08:00I'm BackJudulnya kepedean .. hahaa.. siapa juga yang nungguin..? emang nggak ngarep ada yang nungguin juga sih.. ^_^<br />
<br />
Tadi buka blog buku, ya ampun.. ternyata dah setahun nggak nulis di sana. Rasanya tak termaafkan, ya. Jadi inget kata Andi, "Dulu Ibu bilang, nggak mau jadi Asmen Kesiswaan karena nggak mau sibuk banget, sampe nggak sempet nulis.."<br />
<br />
Jleb banget, Di! Ternyata setelah nggak jadi Asmen, teuteup aja aku nggak sempet nulis. Pulang sekolah, hanya lelah yang tersisa. Rasanya sih pingin menolak kenyataan kalau ini mungkin tersebab usia. Nggak bisa dipungkiri, menjalani kepala 4, emang jadi cepet capek. Tapi harusnya jangan dijadikan alasan banget, toh orang lain pun sesama kepala 4, banyak yang produktif. Entahlah, kadang aku ngerasa energi melorot terjun bebaass..<br />
<br />
Mungkin karena perjalanan masa laluku yang diterjang badai.. tsaaahh.. mulai deh baper. Heup ah, nggak boleh ngerasa jadi orang yang paling malang sedunia. Orang lain banyak juga yang lebih dahsyat badainya.<br />
<br />
Tapi, akhir-akhir ini aku jadi orang yang cengeng banget. Kenapa ya, gampaang tumpah air mata. Mungkin juga karena aku nggak punya 'teman'. Aku nggak pernah bisa cerita sama siapa pun, tentang apa yang terjadi di hidupku. Aku mendengar orang-orang menceritakan aneka masalahnya, dan aku tetap bergeming, mulutku terkunci. Bahkan untuk menuliskannya pun aku tak kuasa. Aku ingin mengubur semuanya. Tapi, mana bisa..? Lembaran ingatan tentang itu, selalu saja terbuka kembali ketika ada sesuatu yang sedikit saja nyambung ke arah itu.<br />
<br />
Back to kembalinya aku nulis di sini.. hmm.. semoga bisa konsisten. Terbiasa nulis lagi. Kembali larut dalam lautan kata-kata. Setidaknya aku jadi bisa nyicil utang naskahku yang masih belum tergarap. Ya ampuun.. setiap aku melihat nama Mbak editor di sosmed, spontan deg-degan nggak karuan.. hahaa..<br />
<br />
Oh iya, belom lagi utang review buku.. hadeuh.. blog bukunya aja belom bisa kebuka. InsyaAllah mau dicicil juga lah ngereview, kalau blog bukunya dah welcome.. hehe..<br />
<br />
Pinginnya sih pingin mengurangi aktivitas sama hp juga nih. Buka-buka grup itu nyita waktu banget. Tapi aku ngerasa bukan ngobrol nggak karuan. Terutama di grup penulis sama grup Keluarga Tasaro, itu mah diskusi-diskusinya menggoda banget buat diikuti.<br />
<br />
Pada akhirnya, aku pingin bisa menej waktu dengan lebih baik. Pingin waktu yang berkah. Pingin bisa nulis buku yang bermanfaat. Pingin meninggalkan hal-hal yang sia-sia. Pingin jadi orang keren lah yang prestasinya Oke. Aamiin.. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKaWGi7uHsNBD-KNcmxJ_XarFv6XojKl2ToShZODRh6BMJD3-dUMS5ZFDLhy7wzFfiKH5NvdnklHSf8Kug24ZA1V1XpL-g7dZTHPDSqwX3zpbxEEn-X1Wq8in3aIbDipLCrzy3OAkYH49S/s1600/nulis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="234" data-original-width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKaWGi7uHsNBD-KNcmxJ_XarFv6XojKl2ToShZODRh6BMJD3-dUMS5ZFDLhy7wzFfiKH5NvdnklHSf8Kug24ZA1V1XpL-g7dZTHPDSqwX3zpbxEEn-X1Wq8in3aIbDipLCrzy3OAkYH49S/s1600/nulis.jpg" /></a></div>
gambar diambil dari <a href="https://limoon-id.blogspot.co.id/2017/10/skill-zaman-now-era-muslimah-modern.html">sini</a>Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-68347840632162403762017-03-28T09:12:00.000-07:002017-03-28T09:12:37.724-07:00Menolak Cinta = Jahat?Ya ampuun.. akhirnya aku nemu juga gimana caranya nulis post baru buat blog via hp. Hahaa.. katrok..? Tak apeu lah.. yang penting sekarang dah tahu, moga jadi nggak males nulis. Seenggaknya nggak kudu buka laptop, bisa dari hp aja.<br />
<br />
Eh, itu judulnya kenapa gitu? Begini, temans.. tadi pagi ada seorang kawan yang curhat. Usia kawanku itu setengah dari usiaku.. hehe.. Kawanku emang dari berbagai lapisan usia. Malah muridku yang masih belasan usianya, sering kuanggap kawan pula.<br />
<br />
Back to curhat tadi pagi, kawanku itu galau tersebab pria yang suka kepadanya. Jadi, ada 2 cowok yang sama-sama serius. Yang dateng belakangan inilah yang bikin galau.<br />
<br />
Lelaki pertama udah nancep di hati sih sebenernya. Tapi lelaki kedua ini gayanya gentle sekallee. Baik lah judulnya, pake banget. Secara cinta berat, yaa wajar aja sih kalau dia baik.<br />
<br />
Nah, kawanku ngerasa nggak enak hati, mau meng-cut si lelaki kedua, karena emang dia nampak tulus. Lagipula kalau inget sama takdir mah, belum tentu juga kan, kawanku itu akan berjodoh sama lelaki pertama.<br />
<br />
Menurut aku sih, harus ada ketegasan dari kawanku itu. Dia tetapkan pilihan dulu. Seenggaknya ada yang di-cut seorang lah, jadi nggak php-in dua-duanya. Lelaki pertama kebetulan beda kota, jadi mereka LDR-an ceritanya, jarang ketemu.<br />
<br />
Pas aku bilang supaya kawanku tanya hatinya pilih yang mana, dia bilang "malaikat juga tahuu.. si pertama lah yang jadi juaranya.." Hahaa.. bacanya sambil nyanyi ala Dee yaa.. 😂<br />
<br />
Masalahnya, kawanku ngerasa jadi orang paling jahat sedunia, ketika nge-cut lelaki kedua. Aku bilang, nggak lah. Lelaki itu kodratnya dapet 2 opsi : diterima atau ditolak. Sebaliknya, perempuan harus melakukan 2 opsi juga : menerima atau menolak.<br />
<br />
Maka, kalau jadi laki, ya harus siap ditolak. Itu konsekuensi alam. Sementara perempuan, nggak boleh php, nggak boleh maruk, nggak boleh takut kehilangan fans, maka harus tega nolak cinta. Kan nggak mungkin kita nerima semua laki-laki yang suka sama kita, kan?<br />
<br />
Yang penting, cara nolaknya harus bener, bicara baik-baik, dengan halus dan santun. Nggak usah sok kebanyakan fans lah. B ajah.<br />
<br />
Aku bukannya menyetujui kawanku itu menjalin hubungan kayak pacaran gitu ya. Tetep aku dorong dia buat istikhoroh. Bermohon yang terbaik sama Allah.<br />
<br />
Perkara jadi jahat atau nggak, tergantung niat juga. Tujuan nolak cinta kan bukan untuk menyakiti hati orang. Malah pembelajaran kali ya, dalam proses pendewasaannya. Supaya bisa strong menghadapi kenyataan hidup.. da hirup mah peurih, Jang.. 😁<br />
<br />
Semoga lah buat para gadis dan jajaka, dimudahkanNya untuk menggenapkan separuh dien. Terjaga selalu auratnya. Tetap istiqomah dalam akhlakul karimah. Sing saralamet..<br />
ekenapa berasa tua gini ya.. penuh petatah-petitih.. hehe.. bukan tua, ding! Tapi dewasa dan bijaksana.. 😛<br />
<br />
Tetap semangat ya, kawan.. semoga yang terbaik untukmu.<br />
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-38155716834720678062017-03-12T04:18:00.000-07:002017-03-12T04:18:07.502-07:00Tentang AndiAwalnya aku nyetatus di fb tentang Andi, cuma murni nyetatus aja. Tapi waktu itu bukan asal nyetatus lah, aku berusaha bikin status yang ada nilai kebaikannya. Nah, saat itu aku menangkap kebaikan dari pembicaraan dengan salah seorang murid, <i>sebut saja Andi</i>.. hehe.. kemudian <i>sebut saja Andi</i> itu menjadi berkelanjutan.<br />
<br />
Lalu berselang beberapa kali status, aku kembali posting tentang kebaikan Andi. Dan entah yang keberapa kalinya, temen-temen yang komen menunjukkan rasa sukanya. Makin lama nampak seperti punya fans si Andi ini. Ada yang penasaran, ada yang kirim salam, dan ada yang pingin bisa lihat tampangnya kayak apa.<br />
<br />
Aku bilang juga ke <i>Andi</i> tentang reaksi orang-orang itu. Dia senyam-senyum aja.. :)<br />
<br />
Trus, kenapa aku pilih nama <b>Andi</b>? Nggak ada maksud apa-apa sih, cuma itu aja yang kepikir tentang nama khas anak laki-laki. Nama yang pasaran, kan?<br />
<br />
Dulu waktu awal-awal, si Andi biasanya aku kasih lihat statusku di fb itu. Dia tersipu-sipu seneng gitu.. hehe.. Tapi makin ke sini udah nggak lagi lah. Biar aja semua mengalir.<br />
<br />
Kesan yang orang tangkap dari Andi, dia tuh anak yang baik banget. Aslinya nggak terlalu kayak gitu sih.. hehe.. Namanya juga anak beranjak remaja, ya ada aja nyebelinnya, nggak melulu baik. Tapi pada dasarnya dia emang baik, dan pemikirannya dewasa. Otaknya encer pula.<br />
<br />
Untuk sekarang ini aku belum mau membuka siapa Andi. Biar aja cuma aku dan Andi sendiri yang tahu. Bukannya sok rahasia, tapi nanti aja lah kalau Andi dah lulus esempe.. hahaa.. masih lama beud.. Sekarang aja Andi baru kelas 7.<br />
<br />
Beberapa teman menyarankan supaya kisah Andi ini dibukukan, atau dibikin komik lagi, kayak Hasna. Kepingin sih, tapi masih bingung menentukan konsep. Dan mengeksekusinya butuh waktu.. huhuu.. sibuk mulu.. :(<br />
<br />
Sebenernya kemaren udah diajukan konsepnya di audisi naskah Elex, tapi belum berkesempatan lolos. Konon nanti akan diadakan audisi lagi. Semoga nyangkut deh. Atau aku mau lewat jalur reguler aja, mudah-mudahan gayung bersambut.<br />
<br />
Untuk balik menekuni pengerjaan satu naskah utuh, duh.. aku butuh energi luar biasa. Pulang kerja tuh bawaannya pingin tidur aja. Belom lagi nemenin anak-anak, rasanya habis waktu. Beneran deh, pingiiin banget bisa menuntaskan satu naskah utuh. Semoga Serial Andi bisa menjadi jalan kearah sana.<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-61656046629782926052016-11-21T07:40:00.001-08:002016-11-21T07:40:25.557-08:00Kangen NulisRasanya klise, ketika suatu aktivitas nggak bisa dilakukan lalu alasannya adalah sibuk. Tapi itu memang terjadi sama aku. Seharian dari pagi sampe sore, berkegiatan di sekolah, pulang ke rumah tinggal capek.<br />
<br />
Padahal aku kangen nulis. Kangen yang sebenar-benarnya. Maka aku iri sama temen-temen yang bertaburan karyanya dimuat di media, atau menang lomba menulis ini dan itu.<br />
<br />
Sebenernya sih nggak muluk-muluk, asal bisa rutin nulis di blog aja, aku udah seneng. Lha, ini mah blog sampe dah berdebu, berlumut, bahkan banyak sarang laba-labanya gini.<br />
<br />
Terakhir nulis ternyata bulan September, dan sekarang November. Oh, tidak.. selama bulan Oktober samsek nggak nulis. Gimana bisa bernapas panjang ngenovel lagi. Atau bikin komik lagi.<br />
<br />
Setiap ada yang menanyakan kapan buku baru akan terbit, rasanya tertonjoq. Kepingiin.. namun apa daya..<br />
<br />
Pingin lanjutin novel Zia, pingin bikin komik lagi, pingin ngeresensi lagi, pingin nyerpen dewasa lagi pun..<br />
<br />
Cuma segitu sih, tapi syussyahnyeu..<br />
<br />
Mau nulis sekuel Zia aja, malah banyak ragu-nya. Takut mengecewakan gitu. Soalnya Zia dapet award, jadi seenggaknya kualitas tulisan nggak boleh nurun. Dan justru aku takut tulisanku malah garing.. huft..<br />
<br />
Buat komik, aku dah siapin bahan referensinya. Bela-belain beli dengan harga berjuta-juta. Tapii.. belom mulai juga.. :(<br />
<br />
Tapi, mungkin betul kata temenku, kadang sesuatu itu ada masanya, dan kita harus rela menerimanya. Dan aku belum bisa. Hati kecilku menolak kenyataan bahwa aku sekarang memiliki keterbatasan terkait kondisi kesehatan fisik dan psikis. Itu kadang bikin stress. Betapa nggak? pingin nuliiss, tapi mata terus memberat.<br />
<br />
So, niat harus lebih kenceng lagi kayaknya. Kemaren itu pernah ada tugas bikin cerpen anak, dan dalam waktu relatif singkat, aku bisa menuliskannya. Langsung di-acc pula. Terbukti, kalau sungguh-sungguh mengerjakan, ada 'tangan' Tuhan yang membantu.Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-37558187743420020122016-09-09T23:46:00.000-07:002016-09-09T23:59:53.443-07:00Pemuda Harapan BangsaKalau sekarang aku ngelihat anak-anak muda yang aktif berorganisasi, pinter bicara di hadapan publik, terampil meng-organise event-event, mumpuni dalam lomba-lomba, fasih dalam ajang debat, apalagi kalau cas-cis-cus in English.. wah, rasanya bener-bener pingin kembali ke masa lalu. Pingin banget aku menjadi bagian dari mereka. Duh, aku dulu ke mana aja, ya..? Padahal rasa-rasanya sih aku punya potensi ke arah sana, tapi sayangnya nggak tereksplor. Huft.. sudahlah, hidup dimulai saja dari sekarang.<br />
<br />
Rasa kagumku sama anak-anak muda yang aku sebutin itu pasti langsung muncul saat melihat kiprah mereka. Otomatically gitu deh. Sambil terkagum-kagum, aku juga bahagia melihat generasi muda yang keren banget macam itu. Bukannya sok tua.. emang udah tua.. hahaa.. eits! enggaklah, I'm still young, meski bilangan usia terus merambat naik.. :P <br />
<br />
Selain itu, selalu juga terlangitkan berjuta harap agar anakku seperti mereka. Anak-anakku, Ghulam, Zidan, Nadia, Salman, mengisi hidupnya, masa mudanya dengan beragam hal yang positif dan mendorongnya untuk berkembang menjadi pemuda muslim yang cerdas dan berkualitas. Semoga.. semoga.. semoga..<br />
<br />
Nah, ketika sekarang aku menjadi wakasek bidang kesiswaan, aku semangat pingin mengikutsertakan anak-anak Adzkia dalam lomba-lomba, agar mereka terasah potensi dan pengalamannya. Soal menang atau kalah, urusan belakang lah. Nothing to loose.<br />
<br />
Belum lama ini datanglah surat undangan untuk mengikuti lomba dari SMA Al-Bayan, Cibadak, Sukabumi. Itu boarding school khusus ikhwan yang aku dengar prestasinya berderet-deret. Karena penyelenggaranya sekolah tepercaya, maka aku antusias mendaftarkan anak-anak Adzkia buat ikutan lomba di sana. Nggak semua matalomba ikut sih, cuma MHQ sama nasyid aja.<br />
<br />
Sebelum hari 'H', seperti biasanya sebuah event lomba, ada technical meetingnya dulu dong. Aku pun datang ke sana. Lokasinya agak masuk ke perkampungan gitu deh. Biasa lah ya.. pesantren/boarding school letaknya jauh dari keramaian. Kayak Lazuardi, sekolah anakku dulu.<br />
<br />
Begitu memasuki gerbang, berjejer anak-anak SMA nya menyambut. Mereka menunaikan 5S.. senyum, sapa, salam, sopan, santun. Dari wajah-wajahnya terpancar aura positif. Enak banget ngelihatnya.<br />
<br />
Saat aku turun dari motor, mereka sigap menunjukkan aula tempat technical meeting. Dengan ramah pula mereka mengantarkan aku. Dalam gedung aula, acara baru dimulai. Aku menyimak satu demi acara. Melihat cara anak-anak muda itu bicara. Ketua pelaksana, penanggung jawab acara, dan jajaran panitia lainnya, terampil berbicara di depan umum. Nggak semua sih, tapi yang dah bisaan itu, bagus banget. Suka ngelihatnya. Duh.. semoga anakku juga bisa kayak gitu.<br />
<br />
Sampai akhir acara, aku merasa nyaman berada di sana. Rasa optimisme memenuhi dada. Kalaulah para pemuda kita seperti itu kebanyakannya, maka amanlah negeri ini di masa datang. Dan besar harapanku juga, mereka kelak ketika berada di dunia nyata, di tengah-tengah masyarakat, tetap menjunjung tinggi idealisme yang mereka anut sekarang.<br />
<br />
Yuk, para guru dan orangtua, sebagai pendidik generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan negeri, mari kita kawal dan beri ruang untuk anak-anak berpikir kreatif, mandiri, juga bertanggung jawab. Semoga bertumbuhlah di tengah kita, para pemuda harapan bangsa, yang membawa perubahan menuju Indonesia yang hebat dan bermartabat. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif8mJWWgIX_e-CVObWAucJpLO4wGiPmnjYT7byViYyz03k3pEk8MrhJRo3f_k5WqTFSg1HYIUBN3SMu-AS76jj4CXgdlHOavndTTkMYq0BGzicHSChOTzo6UbdKnWrUCaizqBc2DpzEtLn/s1600/albayan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif8mJWWgIX_e-CVObWAucJpLO4wGiPmnjYT7byViYyz03k3pEk8MrhJRo3f_k5WqTFSg1HYIUBN3SMu-AS76jj4CXgdlHOavndTTkMYq0BGzicHSChOTzo6UbdKnWrUCaizqBc2DpzEtLn/s320/albayan.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://osisalbayan.blogspot.co.id/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-23831347291198448492016-09-06T14:05:00.001-07:002016-09-07T03:16:49.647-07:00Ibu, Sang Pembela Di sekolah tempat saya mengajar, diberlakukan aturan larangan membawa handphone. Hal ini agar anak-anak bisa terlepas dari ketergantungan pada hp, serta menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kemandirian. Karena biasanya orangtua bersikukuh membekali hp pada anak-anaknya dengan alasan agar anak mudah dipantau, terutama saat jam pulang. Wah, kalau anak selalu dikuntit orangtua terus, kapan anak belajar mandiri dan tanggung jawab? Tanpa hp, diharapkan anak akan tumbuh sikap tanggung jawabnya untuk bersegera pulang ketika jam pulang sekolah, sehingga orangtua tidak khawatir. Maklumlah, full day school kan pulangnya sore. Kalaupun anak ada kegiatan selepas jam pulang, maka anak harus punya kesadaran untuk memberitahukannya kepada orangtua, sebelum berangkat sekolah.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA5C_e2iAbTi_oRZN7nGpj2OHxDXZOwySb_yyNyZN4NlbBDVAXLGwE7Kspg9phnLOQUyEduJZ14v6_W1EEQcmyj-1WXjTpXUiXpVn0UG9ahTsw1eiR9nMnr5HxjBzaEVRatCes3LZ6vy-f/s1600/no+hp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA5C_e2iAbTi_oRZN7nGpj2OHxDXZOwySb_yyNyZN4NlbBDVAXLGwE7Kspg9phnLOQUyEduJZ14v6_W1EEQcmyj-1WXjTpXUiXpVn0UG9ahTsw1eiR9nMnr5HxjBzaEVRatCes3LZ6vy-f/s1600/no+hp.jpg" /></a></div>
Eh, bukan berarti sama sekali nggak boleh bawa hp. Kalau memang ada hal yang urgent, boleh aja bawa hp. Tapi orangtua harus meminta izin dulu kepada walikelas atau wakasek kesiswaan. Dan selama berada di sekolah, hp harus dititipkan kepada walikelas atau Kesiswaan. Baru boleh diambil ketika akan pulang.<br />
Nah, kemarin diadakan razia hp. Saya dan Divisi Kedisiplinan OSIS bergerak memasuki kelas-kelas, saat jam sholat dzuhur dan asar. Jadi ketika kelas kosong karena anak-anak berada di masjid, kami menggeledah isi tas nya. Dan.. ditemukanlah beberapa hp.<br />
Sebagai wakasek bid. kesiswaan, saya menyita hp-hp tersebut. Anak-anak tidak bisa langsung mengambil hp miliknya pada sore itu, saat mereka akan pulang. Tapi hp baru bisa diambil esok hari, dan yang mengambil harus orangtuanya.<br />
Anak-anak tersebut bisa menerima konsekuensi itu, karena mereka tahu telah melanggar peraturan sekolah. Namun ada 1 anak yang sangat gelisah dan menginginkan hp-nya kembali. Anak ini memang salah satu target razia kali ini, karena beberapa hari lalu diduga sering membawa hp dan tidak dititipkan ke walikelas atau Kesiswaan.<br />
Dia datang kepada saya sambil merengek minta diizinkan untuk mengambil hpnya. Alasannya, ibunya sedang berada di luar kota. Kalau nanti ibunya menghubungi, dia nggak angkat hp, nanti ibunya khawatir. Saya bilang, nggak masalah. Ibunya akan saya hubungi untuk dikabari bahwa hp anaknya sedang disita, jadi tidak bisa dihubungi dari sore itu hingga esok hari.<br />
Saya pun menelpon ibunya. Tampak ibunya kaget dan reaksi spontannya langsung ingin melindungi sang anak. Sang ibu tahu, anaknya pasti sangat menginginkan hpnya kembali. Ia pun beralasan bahwa saat itu ia sedang berada di Jakarta untuk suatu urusan, maka nanti bila ingin menghubungi anaknya tentu sulit.<br />
Duh, rempong betul, pikir saya. Padahal ayah anak itu ada di rumah, kan ibunya bisa menghubungi lewat si ayah bila ingin mengetahui keadaan putra tercintanya.<br />
Saya tegaskan pada ibu anak itu, bahwa peraturan sekolah berlaku untuk semua anak. Jadi tidak mungkin anaknya mendapat perlakuan istimewa dengan diperbolehkan langsung mengambil hpnya sore itu, tanpa orangtua pula. Semuanya baru bisa diambil esok hari oleh orangtua.<br />
Ibu itu pun lalu bilang, "Anak saya nggak biasa bawa hp. Cuma tadi pagi itu memang saya yang suruh, karena saya mau ke Jakarta, jadi supaya saya bisa gampang menghubunginya."<br />
Saya tertegun. Duhai, demikanlah seorang ibu. Betapa ia langsung muncul sebagai pembela anak, padahal ia tahu anaknya bersalah.<br />
Anak itu sudah beberapa hari lalu diduga sering bawa hp. Ada beberapa saksi mata tepercaya yang melaporkan kepada saya. Jadi tidak mungkin ketika ibunya bilang bahwa anaknya tidak biasa bawa hp. Itu mah ibunya aja yang nggak tahu. Terbukti, laporan para saksi mata itu benar, dengan ditemukannya hp sang anak di dalam tasnya.<br />
Ibu itu masih agak berdalih lagi namun saya berusaha tetap konsisten. Kemudian ia ingin bicara dengan anaknya. Saya bilang, "Ada pesan apa, Bunda? Nanti saya sampaikan." Saya pikir, urusan akan tambah panjang kalau pake acara ngobrol dulu antara ibu dan anak tersebut. Akhirnya, sang ibu menitipkan pesan agar anaknya nanti ketika tiba di rumah, untuk segera menelpon ibunya. Lalu sang ibu meminta maaf kepada saya, dan saya pun segera menyudahi pembicaraan.<br />
Sang anak tertunduk lesu. Lunglai ia berjalan pulang.<br />
Begitulah para ibu. Acap menunjukkan sayang yang berlebih, namun sesungguhnya ditempatkan pada porsi yang tidak tepat.<br />
Mari bijaksana menyayangi anak!<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizruASuq_8VtSEaoAZ3i5ZnXHKoeBht18ezbfDuvwg0WhheTj5A6i1-s0HnwKuj4eZxN7fAoFrkiG0MAhpxPKRUYyjUlPBkrOvlGokBO1UgXmcDTzWPMpMEZU0QUWJKnPhELoksJ_yVbAm/s1600/kartun_berdoa-ibu-anak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizruASuq_8VtSEaoAZ3i5ZnXHKoeBht18ezbfDuvwg0WhheTj5A6i1-s0HnwKuj4eZxN7fAoFrkiG0MAhpxPKRUYyjUlPBkrOvlGokBO1UgXmcDTzWPMpMEZU0QUWJKnPhELoksJ_yVbAm/s320/kartun_berdoa-ibu-anak.jpg" width="307" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://seribupilihan.blogspot.co.id/2013/03/10-cara-berbakti-kepada-kedua-ibu-bapa.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-42443332426273259992016-06-29T20:15:00.000-07:002016-06-29T20:32:39.133-07:00Tentang TangguhAda rekan kerja saya, namanya Bu Irma. Pembawaannya tenang, lembut, pokoknya super kalem. Amanah kerjanya cukup besar. Tanggungjawabnya adalah QA Kurikulum. Saya sungguh kagum melihat sikapnya, meski kadang greget juga sama ketenangan sikapnya. Soalnya kalau saya mungkin dah pingin mrepet sana-sini, tapi beliau tetap cool abizz..<br />
<br />
Bu Irma nggak tau kalau saya diam-diam adalah pengagumnya. Sampai suatu ketika saat bukber, kebetulan saya dan Bu Irma lagi 'cuti', jadi tinggal kami berdua di meja karena yang lain sedang sholat magrib. Saya bilang, "Pingin lihat deh, paniknya Bu Irma kayak gimana?" Bu Irma cuma tersenyum lalu menutup muka. Ia merasa malu karena saya memujinya.<br />
<br />
Tak lama, datanglah Ibu owner, yang juga ternyata sedang 'cuti'. Saya tanya sama beliau, "Bu, pernah melihat Bu Irma panik, nggak?"<br />
<br />
Bu Irma lagi-lagi tersipu lalu menutup muka. Sedang Bu owner pun tersenyum bijak lalu memandang saya. "Bu Irma ini orang hebat. Beliau selalu berusaha melakukan the best that she could. Setelah segala upaya dilakukan, ia akan berserah. Jadi baginya, tak ada alasan untuk bersikap panik."<br />
<br />
Saya tercengang. "Saya belum nyampe ke maqom itu."<br />
<br />
Bu Irma tersenyum. "Subhanallah, sungguh betapa maha hebatnya Allah yang telah menutup aib-aib saya, sehingga yang tampak di mata Bu Linda seolah-olah saya begitu baik. Padahal mah ..."<br />
<br />
Bu owner menanggapi. "Bu Irma pandai menyembunyikan apa yang tengah bergejolak, sehingga semua nampak adem ayem."<br />
<br />
Pembicaraan terhenti. Teman-teman yang selesai sholat magrib mulai berdatangan. Tak lama kemudian kami selesai bukber dan keluar dari resto menuju tempat parkir. Dalam perjalanan menuju tempat parkir itu, Bu owner menjejeri saya. "Ada wanita-wanita yang diuji demikian berat. Seperti Bu Irma. Tapi beliau mampu menerimanya dengan sabar. Maka Allah menganugerahkan ketangguhan baginya."<br />
<br />
Saya tercenung. Bu owner melanjutkan, "Selain Bu Irma, ada juga yang lain kan?" Saya mengangguk, teringat cerita beliau tentang salah seorang rekan yang mengalami perpisahan dalam rumahtangganya.<br />
<br />
"Demikianlah setiap orang mendapat ujian yang berbeda-beda. Bukan kita yang menentukan apakah ujian si A lebih berat dari si B, atau sebaliknya. Karena masing-masing sesuai kadar beratnya dengan kesanggupan yang sudah terukur oleh Allah, nihil salah," lanjut Bu owner. "Dan Bu Linda juga. Wanita tangguh lainnya yang saya kenal." Bu owner lalu membuka pintu mobil dan duduk di balik kemudi, siap membawa kami pulang.<br />
<br />
Saya pun mengulang kata-kata Bu Irma.. "Subhanallah, sungguh betapa maha hebatnya Allah yang telah menutup aib-aib saya.."<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjJLOS9zkISagSqwD-vasgzVLkO2dy_q23cWwj2wAzeVnPzrX_1cxvj9beGigSI2G8DUmzzz_oLSwa4Ng9cYz7ITZ0lBUKW0A_xSTFVHyYAiZ2A5zr7B9mI4S-i-JwB4hkgt-ykBVFAbMs/s1600/gambar-kartun-muslimah+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjJLOS9zkISagSqwD-vasgzVLkO2dy_q23cWwj2wAzeVnPzrX_1cxvj9beGigSI2G8DUmzzz_oLSwa4Ng9cYz7ITZ0lBUKW0A_xSTFVHyYAiZ2A5zr7B9mI4S-i-JwB4hkgt-ykBVFAbMs/s320/gambar-kartun-muslimah+2.jpg" width="226" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="https://inggitbanafsaj96.files.wordpress.com/2014/06/gambar-kartun-muslimah.jpg">sumber gambar</a></td></tr>
</tbody></table>
Semoga menjadi doa.. saya benar-benar tangguh menjalani sisa hidup ini. Mendampingi anak-anak dengan segala problematikanya. Menekuni pekerjaan dengan segudang amanah yang besar. Menjadi wanita shalihah dengan akhir yang baik...Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-3524061006094861152016-06-26T08:44:00.000-07:002016-06-26T16:45:06.528-07:00Perjalanan Cinta Usiaku terpaut sepuluh tahun dengan suami. Ia seorang yang
berwibawa dan.. ganteng. Itu salah satu hal yang membuatku bersedia dijodohkan
dengannya. Maklumlah, remaja putri seusiaku biasanya masih mengandalkan wajah
rupawan untuk cowok idaman. Di penghujung masa SMA, seorang lelaki
mapan dan ganteng sudah menungguku. Siapa tak bangga? Maka tak lama selepas kelulusan
SMA-ku, segera aku beranjak ke pelaminan.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXer7hpQHoBFxbuLI_3WpnSUntIv3VP7HNWcoHcDbUQD9SY54EvpQrplIgDk0Hx5qOmXtXlPn29r4e9xtlf4agiD2F3pkZTscYXBI2J9eWZfbZhg4C9VPvAR814vr1Pkb9EwRegH4A2mIV/s1600/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXer7hpQHoBFxbuLI_3WpnSUntIv3VP7HNWcoHcDbUQD9SY54EvpQrplIgDk0Hx5qOmXtXlPn29r4e9xtlf4agiD2F3pkZTscYXBI2J9eWZfbZhg4C9VPvAR814vr1Pkb9EwRegH4A2mIV/s320/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25281%2529.jpg" width="308" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar diambil dari <a href="https://www.weddingwire.com/weddings/2857260/wedding_new_website#!/website/154929#website-page-154929">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Hari-hari bergulir. Aku mulai merasakan getir karena suamiku
ternyata seorang yang kaku dan dingin. Sikapnya sangat komandan. Pendapat dan
kehendaknya harus selalu diikuti. Otoriter sekali.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDnqqc-6mh4slNU3rlAuV1d1FCQXa4654dyZTulwzeU-fxk2o-ImH29IjaKJ19et8z09gxa95ncaB8pTPKqc2jBShkTOJhHAmaMEeo-2oU-bSMQoCHedZBrHwCUpz_SMqD0P_8qotBxb1g/s1600/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDnqqc-6mh4slNU3rlAuV1d1FCQXa4654dyZTulwzeU-fxk2o-ImH29IjaKJ19et8z09gxa95ncaB8pTPKqc2jBShkTOJhHAmaMEeo-2oU-bSMQoCHedZBrHwCUpz_SMqD0P_8qotBxb1g/s320/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25282%2529.jpg" width="269" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar diambil dari <a href="http://wahyunyinyuk.blogspot.co.id/2014/11/misteri-kartun-doraemon-yang-tak-pernah.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Demikian seperti itu hingga tahun demi tahun berganti.
Anak-anak mulai hadir menghangatkan keluarga. Merekalah pelipur laraku.<br />
<div class="MsoNormal">
Keinginanku untuk bisa bermanja-manja selayaknya seorang
istri kepada suami, mulai menipis. Sudahlah, suamiku memang sepertinya tak
pernah menganggap penting hal itu. Baginya, memenuhi segala kebutuhanku dan
anak-anak, sudah cukup. Kadang terlintas di benak, apakah ia mencintaiku?</div>
<div class="MsoNormal">
Berbilang tahun kemudian, Alhamdulillah kami berkesempatan
pergi umroh ke tanah suci. Saat tiba di Mekkah, kakiku yang memang kerap
bermasalah, mulai beraksi. Ketika akan melaksanakan sa’i (lari-lari kecil
antara bukit Shafa dan Marwah), rasanya aku benar-benar nggak sanggup, bahkan
hanya untuk sekedar berjalan sekalipun. Lalu suamiku sibuk mencarikan kursi roda.
Kebetulan saat itu banyak jemaah yang menggunakan kursi roda. Sulit sekali mencari kursi roda yang kosong. Suamiku tampak
kalang kabut. Akhirnya setelah berhasil mendapatkan, ia bersungguh-sungguh mendorongku
dengan kursi roda. Ia menolak tawaran jasa pendorong kursi roda.</div>
<div class="MsoNormal">
Selanjutnya, suamiku tiada kenal lelah, dengan setia selalu mendorongku
dengan kursi roda, kemana pun kami pergi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kebetulan pihak hotel menyediakan. Suamiku
selalu tampak khawatir bila aku bilang ingin mencoba berjalan. Pada saat itulah
aku merasakan tatapannya yang penuh cinta. Aku bisa merasakan cintanya yang
begitu dalam. Ia sungguh menjagaku dengan segenap jiwanya. Itu membuatku meleleh. Perjalanan ibadah agung itu pun kemudian menjadi
perjalanan penuh cinta. Aku merasakan suamiku sungguh mencintaiku. Dan betapa itu sangat berarti bagiku.</div>
<div class="MsoNormal">
Setelah pulang kembali ke tanah air, hatiku lebih cair. Aku tidak
lagi merasa kesal dengan sikap kakunya. Aku tahu, ia mencintaiku, dengan
caranya sendiri.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO8j4jD4sI6XPHuZo30feJ1_KXFm12r9hKijQeLsvXRAjuvGTtzQ6tGwHuT4JPzRXGTJphBixFzYaHR1akY8gD7cjy7lZR8K_uFqKroZ6kpT31xML59TWzgiMITdZ0aiQMrhe7SfvQEUer/s1600/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25283%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO8j4jD4sI6XPHuZo30feJ1_KXFm12r9hKijQeLsvXRAjuvGTtzQ6tGwHuT4JPzRXGTJphBixFzYaHR1akY8gD7cjy7lZR8K_uFqKroZ6kpT31xML59TWzgiMITdZ0aiQMrhe7SfvQEUer/s320/kartun+buat+lomba+blog+RE+%25283%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar diambil dari <a href="https://pixabay.com/en/sunset-couple-lake-constance-538286/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">*diangkat dari kisah seorang teman baik* </span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span> </div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">#</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tulisan ini diikutsertakan
dalam <a href="http://www.riawanielyta.com/2016/06/mini-giveaway-pengalaman-yang-menyentuh.html#more">mini giveaway pengalaman yang menyentuh dalam rumah tangga</a> </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdb8E2F1M8JMF4vjqmyhwrIEvdmZ_nP5n7Hgifueb2Gw89_QNrvTx1NX2_yCiuwOcv5TLZ81ItMT-aW1SMA_Ki_FYtPmHEE4DDLdOx1ATUXuN7nj9VRKq4tE9badwBrqoZo6ceC5KzNhRX/s1600/BANNER.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdb8E2F1M8JMF4vjqmyhwrIEvdmZ_nP5n7Hgifueb2Gw89_QNrvTx1NX2_yCiuwOcv5TLZ81ItMT-aW1SMA_Ki_FYtPmHEE4DDLdOx1ATUXuN7nj9VRKq4tE9badwBrqoZo6ceC5KzNhRX/s1600/BANNER.jpg" /></a></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
</div>
Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-40770778884632840712016-05-10T03:08:00.001-07:002016-05-10T03:08:52.960-07:00EUFORIA 30 JUTA <!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">BURUNG KOLEANGKAK MINTA HUJAN *)</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">(Ditulis kembali dari cerita rakyat
Banten)</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Beberapa
hari ini, kulihat kau termenung saja. Mengapa?” Seekor burung koleangkak
bertanya kepada kawannya yang bertengger tak jauh darinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Yaah...
ada sesuatu yang kuinginkan,” jawab burung koleangkak yang ditanya. Ia menghela
napas. Kepalanya terangkat, bulu-bulu lehernya yang putih keperakan berkilau
tertimpa cahaya matahari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Apa
lagi yang kau inginkan? Kau burung koleangkak paling cantik. Banyak yang iri
padamu. Hmm... terkadang aku juga.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Burung
koleangkak cantik terdiam. Di benaknya masih terbayang sosok manusia yang
menurutnya adalah makhluk paling cantik. “Aku ingin menjadi manusia,” desahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ah,
kau tak pernah puas dengan apa yang telah kau miliki.” Ditinggalkannya burung
koleangkak cantik itu sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sepeninggal
kawannya, burung koleangkak cantik itu menguatkan hati untuk menghadap Dewa. Ia
kumpulkan kekuatan untuk memberanikan diri bermohon kepada Sang Dewa demi
mewujudkan keinginannya. Dan ternyata Dewa mengabulkan keinginannya. Betapa bahagia
membuncah di hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tapi
ada sesuatu yang harus kau tahu.” Dewa mengajukan syarat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Saya
siap mendengar,” sahut burung koleangkak. Binar matanya yang cemerlang
menunjukkan rasa ingin tahu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Saat
kau tiba di akhir hidupmu kelak, kau harus diperlakukan sebagaimana jenazah
manusia, dan disegerakan pengurusannya. Setelah itu kau akan kembali menjadi
burung koleangkak.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
Dewa berucap demikian, burung koleangkak merasakan tubuhnya bergetar. Perlahan helai
demi helai sayap eloknya menghilang, dan wujudnya berubah menjadi seorang
perempuan. Burung koleangkak merasakan hatinya bergemuruh. Kini ia menjadi
seorang manusia. Tubuhnya yang semampai dengan wajah bak purnama, dihiasi oleh
bibir yang memerah delima, pipi seranum apel, dan mata bersinar secerlang
bintang kejora. Kecantikan itu semakin purna dengan rambut legam tergerai bagai
mayang terurai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
henti ucapan terima kasih disampaikannya kepada Dewa. Namun tak lama kemudian
ia kembali mengajukan permohonan. Ia ingin ditemani seorang anak. Dewa
mengabulkannya. Seorang gadis kecil hadir di hadapannya. Tapi lagi-lagi Dewa
menyebutkan sebuah syarat, berupa pantangan yang harus dihindari anak semata
wayangnya. Jelmaan burung koleangkak menyanggupi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
itu dimulailah hari sang burung sebagai manusia. Tanah Banten menjadi tempat
hidupnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ia
melihat orang-orang bekerja sebagai buruh tani untuk mendapatkan uang. Maka
ikutlah ia menjadi buruh tani. Namun karena kecantikannya, ia dimusuhi
teman-temannya sesama buruh. Ia lebih banyak dibebani pekerjaan. Tidak ada daya
baginya untuk melawan. Semua bersekongkol membuatnya susah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan
hati perih, ia pindah ke desa lain bersama anaknya. Sebuah desa nelayan. Ia
kemudian menjadi pembantu pada seorang juragan ikan. Dan keadaan yang sama
seperti di desa sebelumnya, terulang lagi. Ia dimusuhi dan dicurigai akan
merebut perhatian mandor karena kecantikannya. Maka, dengan perasaan remuk
redam, ia kembali pindah ke desa lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
desa yang baru, ia berusaha mencari pekerjaan baru. Namun ia selalu disergap
rasa takut, sehingga tak ada satu pekerjaan pun yang dilakoninya. Lantas ia
memilih mencari kayu bakar di hutan lalu menjualnya di pasar. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan
pekerjaan kasar nan berat, kecantikannya kian memudar. Namun ia merasa lebih
bahagia karena tidak ada yang memusuhi. Ditambah lagi anak semata wayangnya
demikian sayang dan cinta kepadanya. Ia anak yang baik, patuh, dan rajin
membantu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meski
orang-orang tidak memusuhi, namun mereka tidak terlalu memedulikannya. Jelmaan burung
koleangkak itu hanya dikenal sebagai janda miskin, karena ia datang beserta
anak tanpa suami. Tetangga bersikap acuh tak acuh saja. Mereka tidak begitu
suka pada orang baru. Ditambah status janda membuat orang menjaga jarak. Tapi
ada satu tetangga yang selalu bersikap baik kepadanya. Seorang petani dan
istrinya. Keduanya kerap memberikan nasi dan lauk pauk seadanya bila dilihatnya
janda miskin itu tak punya makanan. Sayangnya, tetangga yang baik hati itu
kemudian pindah ke desa lain yang jauh, karena orangtuanya sudah renta dan
butuh ditemani.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekian
tahun berselang, janda miskin jelmaan burung koleangkak berjumpa lagi dengan
tetangganya yang baik itu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Petani
sederhana itu telah berubah hidupnya menjadi petani kaya raya. Bakti dan
cintanya kepada orangtua, mengantarkan usaha taninya menjadi sukses.
Keikhlasannya mengurus orangtua yang sudah renta hingga akhir hayatnya,
melahirkan keridhoan orangtua. Ridho orangtua itu berbuah kemudahan-kemudahan
dari Tuhan. Panennya melimpah dengan hasil yang baik. Hasil taninya laris di
pasaran. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Wah,
aku hampir tidak mengenali <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sampeyan</i>!<sup>1</sup>”
Janda miskin itu menatap takjub pada petani, tetangganya dulu. Matanya tak
berkedip memandang baju petani yang berhiaskan sulaman emas dan kancing perak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Petani
itu tersenyum. Lalu matanya tertuju pada kayu bakar yang teronggok di samping
kaki si janda yang tak beralas kaki. “Masih berjualan kayu bakar?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Janda
miskin itu mengangguk lesu. Namun secepat sambaran elang, ia menjawab, “Ya,
hidupku masih begini. Tapi aku tetap bahagia. Meski aku tak berharta, namun aku
punya satu harta yang tak ternilai.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sang
petani mengernyit. Sambil membetulkan letak kain sutra yang menyampir di
pundaknya, ia bertanya, “Maksudmu?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Anakku.
Dia harta yang paling berharga. Kelembutan hati dan keindahan perangainya
senantiasa membuatku bahagia memilikinya.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku
ingin bertemu putrimu. Tentu ia telah menjadi gadis dewasa sekarang.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
berapa lama, seorang gadis menghampiri. Tangannya yang satu memikul seikat kayu
bakar, dan satunya lagi bersiap menenteng ikatan kayu bakar yang ada di dekat
kaki si janda. “Aku bawa sekarang ya, kayu-kayu ini.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Nah,
ini putriku.” Ucapan tersebut menghentikan gerakan si gadis. Ia menoleh ke arah
ibunya. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nok <sup>2</sup></i>, ini
tetangga kita dulu. Tetangga yang selalu baik kepada kita.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Si
gadis melihat sejenak, lalu bibir tipisnya melengkungkan senyum. Ia segera
mencium tangan si petani sambil mengucap salam penuh khidmat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Putrimu
cantik. Cocok rasanya dengan putraku.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semburat
merah jambu tampak di wajah gadis itu. Ia teringat putra tetangganya yang
tampan. Sambil tersipu, ia mengucap salam, kemudian berlalu seraya mengangkut
kayu bakar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Petani
itu kembali mengutarakan niatnya. “Aku ingin mengambil menantu, anak gadismu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Oh, terima kasih sudah menjatuhkan pilihan
pada putriku. Tapi bagaimana dengan putra <i style="mso-bidi-font-style: normal;">sampeyan</i>?”
Janda miskin itu menundukkan kepala. Kain penutup kepalanya yang usang jatuh
menjuntai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku
yakin putraku setuju dengan pilihanku. Seorang gadis cantik nan lembut dan
berbudi.” </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lega
hati Si Janda Miskin mendengar jawaban tersebut. Namun kembali mendung nampak
di wajahnya. “Bagaimana dengan keadaanku yang miskin? Kami masih tinggal di
gubuk yang dulu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebaris
senyum tulus tersungging di wajah Si Petani. “Tidak usah khawatir. Aku
memaklumi keadaanmu. Tidak penting <i style="mso-bidi-font-style: normal;">beunghar<sup>3</sup></i>,
yang penting <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mah</i> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bageur<sup>4</sup></i>.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesepakatan
pun dicapai. Pertunangan dilangsungkan tak berapa lama kemudian. Putra petani
jatuh cinta seketika kepada putri koleangkak. Kecantikan serta kelembutannya
telah menawan hati sang putra petani. Tanggal pernikahan ditentukan beberapa
bulan kemudian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
kembali pulang ke desanya selepas acara pertunangan, janda miskin dan putrinya
menjalani hari-hari seperti biasa. Hingga pada suatu hari, janda miskin itu
jatuh sakit. Putrinya dengan telaten menemani dan melayani.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nok,</i> Ibu ingin makan pisang.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gadis
yang baik itu menatap ibunya penuh kasih. Ia tidak ingin menampakkan keresahan
hatinya, karena tidak ada uang untuk membeli pisang. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Namun ibunya bisa memahami arti helaan napas
panjang putrinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tidak
ada uang ya, untuk membeli pisang?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gadis
itu mengerjapkan mata. Setitik bulir bening membasahi pipinya. Ia ingin sekali
memenuhi keinginan ibunya tercinta. Seketika bibirnya melengkungkan senyum
manis, penyejuk hati ibunya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tak
apa, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mak</i>. Aku bisa minta kepada
tetangga. Siapa tahu ada yang punya dan mau memberikannya kepada kita.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ibunya
mengangguk. Matanya sendu mengiringi putrinya yang beranjak menuju keluar, menemui
tetangga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
rumah ke rumah, gadis baik hati itu berkeliling. Namun tak ada seorang pun
tetangga yang berkenan memberinya pisang. Gadis itu pun berjalan lunglai,
pulang dengan tangan hampa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Maafkan
aku, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mak</i>. Tak ada pisang untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i>. Mungkin ada baiknya aku pergi ke
rumah calon mertua. Mereka orangtua yang baik hati. Tentu tak berat bagi mereka
memberikan sebuah pisang untuk <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i>,”
usul gadis itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ibunya
menggeleng lemah. “Jangan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nok</i>. Rumah
besan terlalu jauh dari sini.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gundah
hati gadis itu. Rumah calon mertuanya memang jauh. Bagaimanalah nanti bila ia
pergi ke sana? Siapa yang akan menemani ibunya?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya
ibunya terlelap di atas bale-bale reyot di sudut kamarnya. Gadis itu ikut rebah
di sampingnya, menjaganya. Angin semilir menyelusup melalui lubang-lubang di
bilik kamar. Seekor cicak tanpa buntut mengendap-endap hendak memangsa nyamuk
di dekatnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menjelang
tengah malam, gadis itu terjaga. Segera dilihatnya ibunya. Anehnya, napas
ibunya tak terlihat turun naik. Ia segera mengamati lebih saksama. Ternyata
tubuh ibunya telah dingin. Seketika menjalar rasa perih menusuk hati, karena
ditinggal pergi untuk selamanya oleh ibunda tercinta. Matanya mendanau.
Kemudian pipinya membasah. Airmata menderas mengiringi pilu hatinya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mak</i>, jangan pergi. Jangan tinggalkan
aku. Perpisahan ini terlalu cepat. Aku ingin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i> menyaksikan pernikahanku. Aku ingin <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i> merasakan bahagiaku bersama suamiku nanti. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mak</i>, aku rinduu... aku rindu belaian
sayang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i>.. aku rindu nyanyian
merdu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">emak</i>...”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gadis
itu merintih dalam kesenyapan. Dengan hati hancur, ditutupnya jenazah ibunya
dengan tikar. Ia terus menangis sepanjang malam. Lalu ia mendatangi tetangga
mengabarkan wafatnya ibunya. Namun tetangga tak ada yang peduli. Gadis itu tak
berputus asa. Ia tetap berharap ada yang tergerak hatinya untuk mengurusi
jenazah ibunya, namun harapannya tak terkabul. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
fajar menyingsing, gadis itu tidak mendengar suara-suara kemerosak dari tempat
jenazah ibunya dibaringkan. Ia baru pulang ketika sinar sang raja siang mulai
menampakkan diri. Gegas ia menuju jenazah ibunya. Namun betapa terkejutnya ia, saat
membuka tikar penutup jenazah, ternyata ibunya telah raib. Dengan pikiran bagai
benang kusut, ia mencari ke seluruh pojok tempat di dalam gubuknya, namun
hasilnya nihil.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lunglai
kakinya melangkah ke luar rumah. Mendung menggelayut di wajahnya. Ia duduk
bersimpuh di dekat pohon randu besar di halaman gubuknya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
gulana yang menyekapnya, ia mendengar suara dari atas pohon randu besar. Seekor
burung koleangkak hinggap di sana dan terus menerus bernyanyi melantunkan
kata-kata yang menyayat hati. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Koleangkak! Anak, ulah sok ceurik cumeurik,
tuturkeun kalangkang indung.”</i> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Koleangkak! Anak, berhentilah, jangan
menangis terus menerus. Ikutilah bayangan Ibu)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Gadis
itu menoleh ke kiri dan ke kanan, tak ada orang. Lalu nyanyian burung
koleangkak di atas dahan pohon randu kembali terdengar. Gadis itu menengadah,
mencari asal suara. Tampaklah seekor burung koleangkak yang memandang kepadanya
dengan pandangan kasih sayang seorang ibu. Sejenak ia terpaku. Dipandangnya
burung itu. Lalu yakinlah ia, bahwa burung koleangkak itu adalah jelmaan
ibunya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Burung
koleangkak itu terus menerus bernyanyi. Ia berharap anaknya mengikuti apa yang
diucapkannya. Dan gadis itu mulai beringsut. Ia melangkah mengikuti bayangan
burung itu. Meski sang burung terus saja terbang dari pohon ke pohon, ia tetap
mengikuti tanpa menghiraukan rasa lapar dan dahaga yang menyerang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya,
tibalah burung koleangkak di desa petani, calon besannya. Ia hinggap di atas
pohon randu, dekat rumah bakal mertua anaknya. Di sana ia bernyanyi. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Koleangkak! Ki Warang.. Koleangkak! Nyi
warang.. Geus sakieu bagja kula. Anak mah, nyerenkeun bae.”</i> (Koleangkak! Ki
Besan.. Koleangkak! Nyi Besan.. Telah cukup kebahagiaanku. Kuserahkan saja
anakku kepada kalian)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suami
istri petani itu saling pandang. Keduanya merasa heran. Suara burung koleangkak
itu seperti sengaja ditujukan kepada mereka. Maka segeralah keduanya menghambur
keluar rumah, mencari asal suara burung tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
dilihatnya seekor burung koleangkak bertengger di atas dahan pohon randu,
yakinlah mereka suara tadi berasal dari burung itu. Sang petani berusaha
menangkapnya, tetapi burung tersebut berhasil lolos dan terus terbang membubung
ke angkasa. Lalu hilang dari pandangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pasangan
suami istri itu kebingungan. Di tengah rasa bingungnya, datanglah calon menantu
perempuannya. Gadis itu terhuyung-huyung di sela napasnya yang
tersengal-sengal. Ia berlari sepanjang jalan, mengikuti ke mana pun burung
koleangkak terbang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kenapa,
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nok</i>? Ada apa?” Istri petani bertanya
penuh rasa cemas. Suaminya memberi isyarat agar membawa gadis itu masuk ke
dalam rumah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
minum dan duduk dengan tenang, berceritalah gadis itu tentang kepergian ibunya,
diiringi isak sedih. Calon mertuanya jatuh iba. Gadis itu sebatang kara kini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nok</i>, nggak usah kembali ke kampungmu.
Sudah, tinggallah di sini, hingga hari pernikahanmu tiba.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Maka
tinggallah gadis itu di rumah calon mertuanya. Setelah beberapa waktu, ia
menikah dengan anak laki-laki pasangan petani itu. Mereka pun resmi menjadi
suami istri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kehidupan
anak perempuan janda miskin itu senantiasa bertabur kasih sayang. Suaminya
demikian cinta kepadanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku
bersyukur kepada Tuhan, memiliki suami sepertimu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Akulah
yang lebih bersyukur, karena kau adalah anugrah terindah yang Tuhan berikan
untukku. Tak ada yang lain melebihimu. Bagiku, cukup hanya dirimu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selalu
kata-kata lembut nan romantis yang terucap di antara keduanya. Mereka
benar-benar pasangan mesra yang bahagia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Duabelas
purnama berlalu. Pada sebuah sore yang tenang, kala langit membiru terang dalam
bentangannya, berkatalah si suami kepada istrinya. “Sayang, kepalaku terasa
gatal. Coba lihat sebentar!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Demi
mendengar permintaan suaminya, si istri membeku. Di benaknya terngiang ucapan
ibunya, yang mewanti-wanti sebuah pantangan yang harus dijauhinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kenapa
diam? Sirah Akang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ararateul saja<sup>5</sup>.”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Si
istri menghela napas panjang dan berat. “Kalau kita ingin hidup berdampingan
selamanya, janganlah kau minta dicarikan kutu. Itu pantangan yang tak bisa
kulanggar. Pantangan itu adalah pesan terakhir ibuku sebelum ia meninggal.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Ibumu
bilang apa?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sambil
menunduk lemas, si istri berkata, “Ibuku bilang begini: “Bila engkau bersuami
nanti, hati-hatilah, jangan sekali-kali engkau mengutui suamimu. Itu pantangan
bagimu. Bila engkau tak mengindahkan kata-kataku ini, kau akan menjadi
koleangkak, membubung tinggi ke angkasa mengikuti ibumu.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suaminya
menyimak kisah istrinya dengan hati masygul. Ia ingin bermanja di pangkuan
istrinya sambil dikutui. Ia bersikeras agar keinginannya dipenuhi istrinya. Maka
dengan berat hati, sang istri menuruti kehendak suaminya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sambil
mengutui suaminya, si istri menyenandungkan sebuah nyanyian: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Koleangkak! Indung.. Ulah mulang ka
khayangan, mun tacan reujeung kula” </i>(Koleangkak! Ibu.. Jangan engkau pulang
dulu ke khayangan, bila tidak bersamaku)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Suaminya
menikmati betul dikutui. Apalagi sambil mendengar senandung merdu istrinya.
Saking terbuainya, ia pun tertidur. Ia tidak menyadari perubahan pada istrinya.
Perlahan-lahan tumbuh bulu pada badan istrinya. Menjelmalah ia menjadi burung
koleangkak seperti ibunya. Ia pun terbang dan hinggap di bubungan atap. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ketika
sang suami terbangun, ia merasa heran istrinya tak ada di sampingnya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ah, mungkin sedang membuat emping di dapur</i>,
batinnya. Ia pun beringsut menuju dapur. Ternyata tak ada. Berpindah ke ruang
lain, tetap tak ada. Suaminya mulai merasakan jantungnya berdentam tak karuan.
Tidak pernah selama ini istrinya pergi tanpa meminta izinnya. Hatinya gundah,
khawatir terjadi sesuatu yang buruk dengan istrinya. Ia pun melangkah ke luar
rumah. Namun tak ada jejak istrinya di sana.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
atas bubungan atap, terdengar nyanyian pilu yang disuarakan burung koleangkak
berulang-ulang. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Koleangkak Kaka..
Koleangkak Bapa.. Koleangkak Ambu.. Kula mah ulah disiar.. Deuk nuturkeun
sakadang indung”</i> (Koleangkak Suamiku.. Koleangkak Bapak.. Koleangkak Ibu..
Aku tidak usah dicari. Aku hendak mengikuti ibuku)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sang
suami menegakkan telinga. Matanya mengelana, berusaha menangkap sosok istrinya.
Senandung burung koleangkak itu membuatnya merasa bahwa istrinya tak jauh dari
situ. Sementara itu, sang burung koleangkak demi melihat suaminya, langsung
menghentikan senandungnya. Burung koleangkak itu memanggil suaminya. Ia
mengatakan tak akan lagi mengutui suaminya, karena akan menyusul ibunya
sekarang juga. Lalu burung koleangkak itu mengepakkan sayapnya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seiring
kepakan sayap burung itu, si suami terpana. Ia menatap sayap burung koleangkak
yang terus mengepak, hingga melayang semakin jauh, jauh, lalu menghilang dari
pandangan. Ia merasa terhempas. Ada yang tercerabut dari hatinya. Danau di
matanya meluruh membasahi pipi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Istriku..
istriku... “ suara hatinya menjerit pilu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
hari ke hari, tak ada yang bisa mengobati perih hatinya. Ia menyesali suratan
nasib yang telah menimpa. Meranalah ia sepanjang waktu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Istriku...
aku menyesal, tak mengindahkan pantangan ibumu..”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apa
hendak di kata, penyesalan selalu datang terlambat. Sang suami hanya bisa
meratap. Cintanya telah hilang. Rindu yang pekat terasa mencekiknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bentang
langit luas tak lepas ditatapnya, berharap istrinya akan muncul dan kembali
kepadanya. Namun hanya angin yang membalas kerinduannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Segala
yang ada di dalam rumah, turut berduka. Peralatan masak yang biasa digunakan
untuk membuat emping, teronggok bisu di sudut dapur. Baju-baju yang terlipat
rapi di dalam lemari, tampak muram. Suara derit pintu seperti pengantar kidung
lara bagi luka hatinya yang terus membasah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak
ada daya hatinya untuk melawan nestapa. Ia tersungkur sakit. Kian hari badannya
kian lemah. Ia sungguh terpukul. Tak ada obat penyembuhnya. Akhirnya ia tak
sanggup menanggung derita hatinya. Napasnya pun terhenti. Hidupnya berakhir
dalam duka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sekian
waktu berlalu, dari kisah itu, dalam masyarakat Banten muncul sebuah
kepercayaan. Bila ada burung koleangkak berbunyi, itu adalah burung koleangkak
yang melanjutkan suara burung koleangkak yang dulu. Burung koleangkak yang dulu
mewujud janda miskin, saat meninggal tidak ada yang mengurusi, tidak ada yang
memandikan. Maka burung koleangkak itu terus menerus berseru minta dimandikan.
Sehingga masyarakat percaya bahwa pekikan burung koleangkak itu adalah seruan
minta hujan.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">_______</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">GLOSARIUM</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></sup><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sampeyan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
: Anda</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></sup><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nok</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
: panggilan kepada anak perempuan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></sup><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Beunghar</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
: Kaya</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></sup><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bageur</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
: Baik</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<sup><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></sup><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ararateul
saja</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
: Gatal sekali <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;">*) ikut serta bertarung dalam Lomba Penulisan Cerita rakyat Kemendikbud 2015</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hgVlyVtBeQadZsR6V1UznjVKxp4xpDa8qhzSpZJzOmEYcOIxfOqi8wpTWMIQXR_xTO7sPFdnqatFUpfpAN3SAJcUmQHDAzv2TZzc-3ydHDxU26ldk7jwbmXhrqVDPmlE7vbrGEoWd_3v/s1600/euforia+30+juta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hgVlyVtBeQadZsR6V1UznjVKxp4xpDa8qhzSpZJzOmEYcOIxfOqi8wpTWMIQXR_xTO7sPFdnqatFUpfpAN3SAJcUmQHDAzv2TZzc-3ydHDxU26ldk7jwbmXhrqVDPmlE7vbrGEoWd_3v/s320/euforia+30+juta.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-18294679959508206732016-04-24T01:26:00.000-07:002016-04-24T01:26:00.718-07:00My Children is Not MineSeorang teman baik bercerita tentang anak sulungnya yang sudah masuk di boarding school, namun kemudian menolak tinggal di asrama. Alhasil setiap hari sang bunda mengantarjemput si buah hati dengan jarak tempuh kurang lebih 40 km untuk satu kali perjalanan. Padahal sang bunda memiliki agenda yang padat setiap harinya. Namun di sela kesibukannya, ia rela berpayah-payah demi anaknya.<br />
<br />
Sang bunda keukeuh menyekolahkan anaknya di sekolah yang jauh itu, karena menurutnya itulah yang terbaik buat si anak. Sekolah-sekolah di sekitar rumah dan lingkungan pergaulan di sana, tidak kondusif bagi perkembangan seorang remaja. Begitu, pendapat sang bunda. Ia tidak ingin anaknya jatuh terperangkap dalam pergaulan yang buruk. Karenanya, si anak harus dijauhkan dan ditempatkan di lingkungan yang baik.<br />
<br />
Demikianlah naluri seorang Ibu. Selalu berusaha ingin melindungi dan memberikan yang terbaik untuk anak. Namun sayangnya, kerap niat tulus ini tak terbaca oleh anak. Ia menangkap isyarat lain. Gejolak jiwa remajanya tetap merasa bahwa bukan di sanalah pilihannya. Dan benturan pun tak terhindarkan.<br />
<br />
Seketika aku teringat pada si sulung. Dulu, selepas SD, aku antarkan ia sepenuh cinta ke sebuah pesantren. Sejuta harap menggumpal di dada, anakku akan menjadi seorang yang shalih, cerdas, dan berkualitas. Tak tampak ada tanda-tanda perlawanan. Bahkan saat awal masuk sekolah itu, ia menjadi peserta MOS teladan. Ketika teman-teman seangkatannya riuh menangis ingin pulang, anakku tetap tegar dan bersikap manis.<br />
<br />
Masih terekam baik dalam ingatanku, kala pertama meninggalkannya di hari aku mengantarkan ke pesantren. Rasanya ingin menangis berderai-derai, namun sekuat hati aku tahan. Anakku, cintaku, tak boleh melihat aku berurai air mata. Tampaknya aku bagai ibu yang kejam, tapi aku harus lakukan itu. Meski hatiku rasa terhimpit gunung saking beratnya meninggalkan anakku.<br />
<br />
Hari demi hari aku lalui sambil tak sabar menunggu tiba hari Minggu. Hari dimana aku boleh menengok anakku. Saat itu kami belum punya mobil, maka aku berpayah-payah naik bis yang berderak-derak bunyinya. Kebanyakan bis-bis itu memang sudah butut. Dan aku pun harus merelakan diri berhimpitan di tengah sesaknya penumpang, sambil berdiri karena bis sudah sangat penuh.<br />
<br />
Terkadang sebelum hari Minggu, aku tetap menuju ke pesantren. Sekadar membelikan makanan dan minuman, yang kemudian hanya bisa aku titip di Pak Satpam. Karena di luar hari Minggu, tidak diperkenankan bertemu dengan anak.<br />
<br />
Setelah kehidupan kami membaik, dan sebuah mobil menempati garasi rumah, aku pun setiap Minggu menyetir ke pesantren. Membawa anakku jalan-jalan dan makan. Karena anak tidak boleh dibawa pulang, hanya boleh dibawa jalan-jalan hingga waktu yang telah ditentukan. <br />
<br />
Seiring lipatan waktu, anakku terus menunjukkan prestasi. Berkali-kali ia menjadi juara dalam lomba. Lomba membuat komik berbahasa Inggris, lomba puisi, lomba membuat surat, dll. Dalam setiap acara pertemuan orangtua siswa pun, anakku selalu tampil, entah itu sebagai pembawa tashmi' maupun penampilan seni. Ah.. bahagianya hati ini.<br />
<br />
Dari sisi akademik, anakku juga masuk 10 besar. Begitupun dalam pergaulan sosialnya, anakku terpilih sebagai kepala kamar.<br />
<br />
Rasanya semua sempurna, bukan? Lalu, tibalah hari itu, tepatnya malam itu. Anakku tiba-tiba pulang ke rumah. Di sekolahnya sedang acara. Pengawasan melonggar. Anakku pergi tanpa ada yang mengetahui. Ia naik bis sendiri.<br />
<br />
Bisa dibayangkan betapa remuk redam hatiku. Anakku, harapanku, cintakasihku, ternyata melakukan sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Tapi aku harus tetap hati-hati. Sekuat hati aku menahan diri untuk tidak mencecarnya. Hingga akhirnya, pengakuan darinya serasa menghantam jiwaku.<br />
<br />
"Selama hampir setahun ini, aku udah melakukan apa yang Mama inginkan. Aku jadi juara ini itu, jadi ketua, hafal juz 1, semua demi Mama. Supaya nggak malu-maluin Mama, kan Mama sekretaris komite. Udah cukup, 1 tahun. Sekarang aku mau melakukan apa yang aku mau. Aku mau pindah sekolah, pas kelas 8."<br />
<br />
Waktu itu memang sudah di akhir semester. Tinggal menunggu pembagian raport. Anakku sudah merencanakannya. Ia merasa saat itu adalah waktu yang tepat.<br />
<br />
Sambil menahan gejolak rasa pedih perih, aku berpamitan pada pihak pesantren. Berterima kasih setulusnya atas segala bimbingan dan arahan untuk anakku. Ah.. rasanya ada yang tercerabut dari hatiku.<br />
<br />
Setelah itu aku menawarkan beberapa sekolah untuk dipilih anakku. Aku tak mau lagi memilihkan. Biar semua keputusan berada di tangannya. Aku antarkan ia melihat-lihat beberapa sekolah. Hingga akhirnya pilihan jatuh pada sebuah boarding school di Sukabumi. Bukan pesantren, tapi boarding school yang islami.<br />
<br />
Cerita tentang sekolah yang ini, nanti lagi deh. Satu yang pasti dari pengalamanku, apa pun yang kita idamkan untuk si buah hati, kadang tak selaras dengan kenyataan. Adakalanya semesta tak mendukung. Maka, selalulah berkomunikasi dengan anak. Libatkan ayahnya. Libatkan ayahnya. Libatkan ayahnya.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4SSQ7OimPL5RcYEJXX5JafQID8MZu0yEZJABFxseYEDJxEBmOn0bsbZTEzaLOlWP46epmPQM1ed4GvXDyzGtP_GhKi-iK7t9UPPOxcBuYBOSMGjj7210ppb21MembfOLtkrlhdvAncpy/s1600/Ilustrasi-Ayah-dan-Anak-Karyapuisi.com_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4SSQ7OimPL5RcYEJXX5JafQID8MZu0yEZJABFxseYEDJxEBmOn0bsbZTEzaLOlWP46epmPQM1ed4GvXDyzGtP_GhKi-iK7t9UPPOxcBuYBOSMGjj7210ppb21MembfOLtkrlhdvAncpy/s320/Ilustrasi-Ayah-dan-Anak-Karyapuisi.com_.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://thayyiba.com/2015/12/19/2863/kisah-inspiratif-dari-pinggir-kota-amsterdam/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Anak kita bukan milik kita. Apa yang kita inginkan, harus dirundingkan bersama si anak. Karena anak pun berhak mengetahui dan turut menentukan. Setelah itu, intenslah terus membersamainya. Walau bagaimana pun, tugas kita lah untuk mengawalnya. Kerahkan segala usaha. Lalu sempurnakan dengan gempuran doa tiada putus. Mari senantiasa kita peluk erat anak-anak kita dengan doa.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHq5KdqARqLJsNSyOONT_sEazFSa2hmYi0yNiA0JM4vuyxER6ocM5BdWaTHodps3NHBCNFbiBKYWv6j_e6gWK3xsUFUIqEe4LX6gQxf3Kj79iZUAqAGZbG59LD1uK7fu3R9TUUtW-i80Z/s1600/anakmu-bukan-milikmu-kahlil-gibran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHq5KdqARqLJsNSyOONT_sEazFSa2hmYi0yNiA0JM4vuyxER6ocM5BdWaTHodps3NHBCNFbiBKYWv6j_e6gWK3xsUFUIqEe4LX6gQxf3Kj79iZUAqAGZbG59LD1uK7fu3R9TUUtW-i80Z/s320/anakmu-bukan-milikmu-kahlil-gibran.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://paudjateng.xahzgs.com/2015/03/puisi-tentang-anak-kahlil-gibrananakmu-bukan-milikmu.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-22776826593371771952016-03-31T08:47:00.000-07:002016-04-04T16:26:32.548-07:00Sebuah Peradaban Hilang!Maaf, judulnya agak-agak lebay.. hehe.. Tapi memang itu menunjukkan ekspresiku yang sungguh kaget bukan kepalang. Ini terjadi ketika aku berkunjung ke Jatinangor setelah lebih dari 15 tahun meninggalkan wilayah penuh kenangan itu. Wah, kenangan apa tuh..? sstt.. fokus ah.. >0<<br />
<br />
Ketika ada ajakan temen untuk silaturahmi ke rumah seorang penulis kondang di Jatinangor, aku mengiyakan sambil berpikir pingin napak tilas juga rasanya. Aku ngebayangin mau berangkat subuuh, trus di Bandungnya naik bis damri jurusan Jatinangor yang finishnya di Unpad. Dan karena aku nanti nggak mungkin sempet sarapan dulu, jadi yang kebayang tuh mau sarapan di warung nasi Sari Bundo atau Munggaran. Walaupun kecenderungan lebih ke Munggaran. Kayaknya lebih ngangenin, dengan menunya yang sederhana tapi beragam. Trus, suasana pinuhnya yang bikin hareudang itu.<br />
<br />
Sayang disayang, aku terlambat. Jadi boro-boro subuh, yang ada malah berangkat di saat hari mulai terang, sekitar pukul 6. Yawdah, aku nikmati ajalah. Daripada nyesel-nyesel, nggak akan mengubah waktu, toh? Termasuk ketika maceeett menghadang, aku berusaha lapang sajo.<br />
<br />
Singkat cerita, aku tiba di Cileunyi. Rasa waas mulai merayapi hati. Apalagi aku melanjutkan perjalanan dari Cileunyi dengan naik ojeg, jadi lebih bebas menikmati pemandangan.<br />
<br />
Yang pertama, IPDN. Wah, udah beda nih, pikirku. Selanjutnya, Ikopin.. oh, tak ada lagi wajah lamanya. Lalu, kiri kanan semakin asing. Oh my.. Oh my.. Mana tempat kost Iyiek a.k.a Inkud? Kok ada apartemen segala..?<br />
<br />
Seiring melajunya ojeg, aku makin terbengong-bengong. Toko-toko, kios-kios, kedai-kedai tampak semarak. Jatinangor-ku.. oh, Jatinangor-ku manaa..?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4tQxBFxYI5oF0iJubdEkfctVSqgG2wNnUoTRHM7elGI2iFW0s0G39anJVsJyfpn7j20DioiZ66WuGem9Yg7-Uy5ZKRho5lEWlIgNaXCav_9em0tkIVf0S6WZcxZ5y0aNReFzMiuBLbIsW/s1600/unpad+dulu+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4tQxBFxYI5oF0iJubdEkfctVSqgG2wNnUoTRHM7elGI2iFW0s0G39anJVsJyfpn7j20DioiZ66WuGem9Yg7-Uy5ZKRho5lEWlIgNaXCav_9em0tkIVf0S6WZcxZ5y0aNReFzMiuBLbIsW/s320/unpad+dulu+2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto diambil dari Grup Reuni Sastra di Facebook</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
Lalu, jreeng.. ada ITB. Setelah ituu.. U-eN-Pe-A-De.. is that U..? tanyaku. Huhuu.. benar-benar aneh..<br />
Di mana gerbang Unpad yang jadi pangkalan Bis Damri..? Trus manaa jalan yang agak nanjak dikit ke arah luar gerbang menuju tempat kost aku, yang waktu malem itu aku hampir jatuh kepleset trus ditolong sama dia..? hahaayy..<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsnBvqu0oNxWCR0ibrOgTlPtJl01C2zOrXkG7F0V-wko4QXC9t5cqUKMaITiNVYiSDTC49BxwKRdkTPkQw0jImBI4BtTZ7jLTgL7g1OYUH-7N2SDaHnKEsxesPwr6bv8ntaCzmbm2wOaN/s1600/Unpad+dulu+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsnBvqu0oNxWCR0ibrOgTlPtJl01C2zOrXkG7F0V-wko4QXC9t5cqUKMaITiNVYiSDTC49BxwKRdkTPkQw0jImBI4BtTZ7jLTgL7g1OYUH-7N2SDaHnKEsxesPwr6bv8ntaCzmbm2wOaN/s320/Unpad+dulu+1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto diambil dari Grup Reuni Sastra di Facebook</td></tr>
</tbody></table>
Benar-benar hilaang, kawan! Tempat kost pertama aku, lalu tempat kost yang punya Pak Lurah, dan terakhir Pondok Kartika, semua hilaang.. PBB alias Pondok Babakan Bandung, tempat kost Zizi sama Emma, markas Himade, warung nasi Adi Ada Ajah.. lenyaap..<br />
<br />
Kalo aku sebutin semua satu-satu tempat kost temen-temen sama tempat-tempat strategis lainnya, percuma deh kayaknya. Karena semua sungguh telah raib. Jadi spontan aku bilang, sebuah peradaban hilang. Sebuah masa dari sebuah generasi telah sirna. Generasi aku maksudnya, angkatan 90-an.<br />
<br />
Entah hotel atau apartemen, tegak berdiri mentereng. Bangunan-bangunan keren lainnya menyesaki Jatinangor. Duhai, rasanya ada yang tercerabut dari hati..<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ2FU4kUUVP081X5_xd2ubK7Ux9GkPTVaVF4i7NHHTMQA_xH3zJmhLdtzwhl5rSk1NhFxKzDz0GZIZ3T5LUmWOsriDHUKaIrjRIxUZYNiNYu-_la2Q9jROcInTET4AgNszZYzLzixH7cNf/s1600/jatos8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ2FU4kUUVP081X5_xd2ubK7Ux9GkPTVaVF4i7NHHTMQA_xH3zJmhLdtzwhl5rSk1NhFxKzDz0GZIZ3T5LUmWOsriDHUKaIrjRIxUZYNiNYu-_la2Q9jROcInTET4AgNszZYzLzixH7cNf/s320/jatos8.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto diambil dari <a href="https://sonyirwansyah.wordpress.com/2009/12/15/pencurian-di-jatinangor-semakin-meresahkan-mahasiswa/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-87963309603531467222016-02-11T12:38:00.000-08:002016-02-11T14:46:35.533-08:00Kisah Sepenggal Sore<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAKTn3yorPwRdNXCQzb2Z2PXGE5qpAHZifYD6vQeL1nt9lpuxNnPtQchGeBpch_ZwX90TYS0aXjj3n8dGeEsq_UjdyOJL68x6MlMWLwmPkJGI0h7LJWRKTbX-eSbi-qPpK-XXLxjflBVwf/s1600/kartun+jilbab+muslimah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAKTn3yorPwRdNXCQzb2Z2PXGE5qpAHZifYD6vQeL1nt9lpuxNnPtQchGeBpch_ZwX90TYS0aXjj3n8dGeEsq_UjdyOJL68x6MlMWLwmPkJGI0h7LJWRKTbX-eSbi-qPpK-XXLxjflBVwf/s320/kartun+jilbab+muslimah.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gambar diambil dari <a href="http://www.stylepinner.com/sahabat-muslimah/c2FoYWJhdC1tdXNsaW1haA/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif";"> </span>Tak
ada yang tahu apa yang akan terjadi pada perjalanan hidup seseorang. Seiring
lipatan waktu, acap ditemui gesekan, benturan, hingga yang terberat serupa
goncangan badai. Kesemuanya bisa dikategorikan ujian atau bisa juga hukuman,
yang kejadiannya timbul dari sebuah sebab-akibat.</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seorang
kawan, Runa namanya, tetiba ditimpa amuk badai dalam kehidupan rumah tangganya,
yang berujung pada perpisahan. Kejadiannya sesungguhnya tidak tiba-tiba juga,
karena ia bermula dari letupan-letupan kecil yang kemudian berakumulasi,hingga
tak tertahankan yang berakibat pada perceraian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sore
itu, kala langit membiru cerah <span style="font-family: "times new roman" , "serif";">bertabur</span> awan, aku lihat dia duduk termangu.
Pandangannya menerawang jauh. Menatap burung-burung yang mengepak di kejauhan. Perlahan
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kuhampiri. Kami duduk bersisian. Sejenak
senyap merayap. Lalu tanpa kuminta, ia menyodorkan androidnya. Sambil sedikit
bingung, aku klik dan terbukalah linimasa twitternya. Terlihat dia me-retweet
promtweet dari host sebuah buku. Buku itu berjudul “Sayap-Sayap Mawaddah” karya
duet Afifah Afra dan Riawani Elyta.</span></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRXsE7tJBbhdXlYwwtNwmsvGMCZGo8OwrFgfmzp77wHifqT67EkNHCrHFf68nYmOlhzShO5WsJSYoT27EhrY9Dswh3OmbU3ipPseJG9X6AZCDBEzwTcAiyXfo5vvrspQmbEEPruidDEEWb/s1600/GA+Sayap-sayap+Mawaddah+%25231.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRXsE7tJBbhdXlYwwtNwmsvGMCZGo8OwrFgfmzp77wHifqT67EkNHCrHFf68nYmOlhzShO5WsJSYoT27EhrY9Dswh3OmbU3ipPseJG9X6AZCDBEzwTcAiyXfo5vvrspQmbEEPruidDEEWb/s320/GA+Sayap-sayap+Mawaddah+%25231.jpg" width="215" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Baca!”
ujarnya, lemah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
membaca satu persatu status yang menginformasikan isi buku tersebut. Di situ
dijelaskan tentang mawaddah. Bahwa mawaddah adalah salah satu pilar penting
dalam menjaga kelanggengan sebuah rumah tangga. Mawaddah itu sendiri artinya
cinta yang khusus terjalin antarsepasang manusia yang berlawanan jenis, yang
telah sah sebagai suami istri. Pilar ini penting untuk dipahami, karena secara
manusiawi, manusia memiliki hasrat terhadap lawan jenis.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selanjutnya,
ulasan tentang urgensi mawaddah dalam menjaga api cinta agar tetap menyala.
Disebutkan bahwa rumah tangga tanpa mawaddah akan menimbulkan suasana yang
kering kerontang sehingga bukan nikmat yang didapat namun sengsara
berkepanjangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Tak
ada mawaddah itu dalam hidupku.” Runa bergumam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
menatapnya, menarik napas panjang kemudian. Memang tampak ada yang salah dalam
pernikahan kawan baikku itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Seharusnya
dulu aku membaca buku itu,” lanjut Runa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan mengalirlah
kata-kata dari mulut Runa. Tak terbendung. Katanya, kalau saja dulu membaca
buku itu, tak akan ia menelan pil pahit dalam kehidupan rumah tangganya. Karena
di buku itu dibahas bahwa </span><i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">mawaddah</span></i><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> merupakan cinta penuh gairah antara
suami istri, sehingga hadirnya <i>mawaddah</i> dalam kehidupan berumah tangga
merupakan sebuah faktor wajib dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan menyenangkan.
<i>Mawaddah</i> kemudian akan melahirkan rahmah atau perasaan kasih sayang.
Dari sanalah, cinta mengabadi dalam rumah tangga yang langgeng.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Runa menyadari, pernikahannya dulu
tak didasari cinta sebagaimana cinta yang terjadi di antara muda-mudi yang
berpacaran. Tapi bukankah cinta akan muncul bila seseorang mau membuka hati
lalu mengalirkan cinta pada pasangannya? </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Begitu banyak pasangan yang
mengawali pernikahan tanpa proses pacaran. Mereka berpacaran setelah menikah,
dengan suami/istrinya yang halal. Perasaan cinta tumbuh seiring kebersamaan
yang tulus ikhlas. Kata Runa, dalam buku itu dipaparkan detail bagaimana
mencintai pasangan dengan<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> show and prove
your love.</i> Itu yang nggak aku lakukan, sesalnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Komitmen, rasa percaya, dan tanggung
jawab, ternyata tak cukup dalam sebuah rumah tangga. Harus tercipta romantisme
di dalamnya. Di promtweet itu diuraikan bahwa romantisme bukan berarti selalu
tindak dan aksi yang bikin pasangan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">melting.</i>
Hal-hal sederhana berupa perhatian tulus dan sedikit kejutan kecil pun bisa
dikategorikan sebagai romantis. Seperti romantisnya Rasulullah kepada
istri-istrinya. Sederhana tapi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">so sweet</i>.
Di buku itu diceritakan bagaimana indahnya romantisme Rasulullah dalam
kehidupan rumah tangganya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain kisah tentang Rasulullah,
kata Runa, ada juga kisah tentang kisah cinta para shahabat yang bisa diambil
hikmahnya. Dan yang tak kalah menarik, ada juga kisah nyata dari 5 orang
kontributor yang bertajuk “Miracle of Love in Marriage”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Riwayat pengalaman seksual dalam
pernikahanku juga dulu tidak sehat,” <span style="font-family: "times new roman" , "serif";">tukas</span> Runa, tanpa tedeng aling-aling. Dalam
buku itu rupanya dibahas juga tentang seksualitas dalam konteks mawaddah, oleh
seorang narasumber yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">capable</i> dan
tepercaya, yaitu dr. Ahmad Supriyanto. Wah, benar-benar buku yang lengkap, pikirku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Menurut host promtweet itu, buku
“Sayap-sayap Mawaddah” menggunakan bahasa yang relatif ringan dan mudah
dicerna. Jadi, walaupun pembahasannya berat, nggak bikin kening berkerut-merut.
Makanya, buku ini asyik dibaca.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Aku mau bilang sama adik-adik dan
keponakan-keponakan, sebelum nikah harus baca buku ini,” ucap Runa, pasti. Aku
mengiyakan. Seketika Runa menoleh, “Hei, kamu juga harus baca, biar rumah tangga
kalian makin mesra dan samara senantiasa.” Aku tersenyum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kulihat pandangan Runa kembali menerawang.
“Semoga penulis buku ini juga nanti akan menerbitkan buku untuk pasangan yang
telanjur gagal seperti aku. Mungkin judul bukunya “Sayap-sayap yang Patah”,
lirihnya penuh harap.</span></div>
</div>
<div>
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.riawanielyta.com/2016/01/giveaway-promtwit-sayap-sayap-mawaddah.html" target="_blank">“tulisan ini diikutsertakan dalam GA promtwit Sayap-sayap Mawaddah”</a></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">tema ke-2 : </span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Mengapa buku Sayap-sayap Mawaddah perlu dimiliki
sebagai bekal pernikahan dan bekal menjalani rumah tangga<span style="mso-spacerun: yes;"></span></span>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNls7Jey66mk8UGpNY4j6vkEtgrIEVa8SZoWYSy4qqD6W4-u-Zkm7hSXUkuo41908FY0MIlIBzb77uurGUdrunMlKCTlJ5H9f50MX8U3VW2mMsvKp2znHRjuPAxguMddqx0z8YXj9CQEWZ/s1600/GA+Sayap-sayap+Mawaddah+%25232.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNls7Jey66mk8UGpNY4j6vkEtgrIEVa8SZoWYSy4qqD6W4-u-Zkm7hSXUkuo41908FY0MIlIBzb77uurGUdrunMlKCTlJ5H9f50MX8U3VW2mMsvKp2znHRjuPAxguMddqx0z8YXj9CQEWZ/s320/GA+Sayap-sayap+Mawaddah+%25232.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-28101358544923547042016-01-09T14:27:00.000-08:002016-01-09T15:07:20.921-08:00Kesibukan Orangtua Vs Undangan Rapat dari Sekolah<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWecZSj9hULGysf5rS77lKxSHEclOKKk4VrKG3k6YK7YyuFjUl6u7QHnkQZ1HNz7hEhk7FPL7laKG6IG1jL6c5-zVutFKQHArw4p-uik_HqP8Nj9lxRyQTgnUneQdrKiVZV7z0oNWQpMhY/s1600/keluarga+ilustrasi+kartun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWecZSj9hULGysf5rS77lKxSHEclOKKk4VrKG3k6YK7YyuFjUl6u7QHnkQZ1HNz7hEhk7FPL7laKG6IG1jL6c5-zVutFKQHArw4p-uik_HqP8Nj9lxRyQTgnUneQdrKiVZV7z0oNWQpMhY/s320/keluarga+ilustrasi+kartun.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://krismankpo.blogspot.co.id/2010/12/orang-tua-kunci-pendidikan-anak-yang.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Sekolahku belum mulai KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Jadi anak-anak masih liburan. Baru mulai masuk hari Senin besok, 11 Januari. <br />
<br />
Sebelum mengawali semester baru, aku berniat mengundang orangtua satu kelas (kelasku aja) untuk ketemuan dengan agenda utama adalah evaluasi semester lalu dan bagaimana menghadapi semester selanjutnya. Lalu aku bikin woro-woro di grup WA dan BBM. Segelintir Bunda menyambut baik, beberapa bilang maaf nggak bisa hadir, dan.. eh, malah ada seorang Ayah yang jaka sembung, dia posting iklan produk kecantikan. Hadeuh si bapak.. diundang rapat malah jualan.<br />
<br />
Berhubung yang gabung di grup WA dan BBM rata-rata orangnya itu-itu juga, dan jumlahnya cuma setengah dari keseluruhan, maka aku pun mengirim sms satu-satu ke semua orangtua. Di akhir sms aku minta mereka agar sms balik untuk konfirmasi kehadiran.<br />
<br />
Ada tuh satu Bunda yang di WA langsung bilang iya mau hadir. Aku seneng, karena pingin ketemu sama Bunda satu itu, secara foto profilnya blondie gitu rambutnya.. hihi.. nggak ding, emang pingin silaturahmi, pingin komunikasikan tentang anaknya. Trus nggak lama, dateng smsnya bilang maaf nggak bisa hadir karena ada acara lain. Hadeuh.. kebiasaan deh, waktu ambil raport juga gitu. PHP.<br />
<br />
Lalu mulai pada sms deh, ada yang bilang mau hadir, ada juga yang nggak. Tapi itu jumlah ortu yang sms balik, nggak sampai setengahnya. Yang setengahnya lagi cuek beybeh.<br />
<br />
Hmmph.. cukup sedih sama kondisi ini. Aku tuh pingin bisa ngomong ke semua ortu. Gini lho.. kondisi anak-anak sekarang. Yuk, kita lebih tingkatkan kualitas kebersamaan sama anak-anak. Kualitasnya lho yaa.. jadi jangan sampe isi komunikasi orangtua sama anak, cuma omelan dan tuduhan aja ke anak.<br />
<br />
Beberapa anak kan curhatnya hampir sama. Mereka ngerasa kalo di rumah dimarahin or diomelin mulu sama ortu. Jadi mungkin ortu nasehatin atau menegur pake kalimat yang puanjang-panjang plus diulang-ulang. Akhirnya malah pesan nggak tersampaikan dengan baik. Yang ada malah anak nangkepnya, "aku dimarahin mulu".<br />
<br />
Nah, aku tuh pingin komunikasikan hal itu ke orangtua. Supaya mereka bisa memahami sudut pandang anak. Lha, sebenernya kan kalo kita sendiri juga ya, ditunjukin kesalahan pake kalimat yang puanjaang trus diulang-ulang, pasti sebel kan? Anak juga gitu, brow..<br />
<br />
Trus, soal gadget. Ini nih.. kudu banget orangtua kasih pengawasan. Di sekolahku akan diluncurkan GMH (bersamaan dengan GMT-Gerakan Matikan Televisi-yang udah launching duluan). GMH adalah Gerakan Matikan Hp. Waktunya dari mulai azan Magrib sampe sholat Isya. Rencananya bertahap. Sekarang sampai selesai sholat Isya, sekitar jam 7-an ya. Nanti ditingkatkan sampe jam 8. Ini untuk pembiasaan melepaskan diri dari ketergantungan sama Hp.<br />
<br />
Pokoknya hal-hal yang menjadi pembahasan di pertemuan sama orangtua, semua tentu berkaitan sama kondisi anak. Namun sayang di sayang, orangtua yang hadir ternyata hanya 10 orang saja, yaitu 9 Bunda dan 1 Nenek (nenek lincah ini mah).<br />
<br />
Aku sejujurnya kecewa dan sedih. Orangtua betul-betul lebih mementingkan pekerjaannya di kantor. Memang nggak semua. Ada 1 Bunda yang menejer toko roti dengan cabang di mana-mana, tetap menyempatkan hadir. Tapi yang lainnya tuh, maaf.. pekerjaan di kantor tak bisa ditinggalkan. Dan ketika aku bilang, nanti kalau pekerjaan di kantor nggak terlalu padat, saya tunggu di sekolah ya, kita ngobrol tentang ananda. Tanggapannya nggak antusias gitu, seolah 'lha, saya kan kerja!'<br />
<br />
Kewajiban orangtua terhadap sekolah bukan hanya bayar SPP, tapi harus juga berkomunikasi dengan walikelas, membahas perkembangan anak. Memang sih beberapa anak dalam posisi aman, tapi bukan berarti orangtua lantas santai-santai saja. Anak-anak tetap perlu dikawal dan diperhatikan.<br />
<br />
Kondisi sekarang yang serba instant dan serba mudah, membawa dampak juga ke anak. Mereka kurang tangguh, kurang punya daya juang. Ketika menghadapi tantangan dan kesulitan, semangatnya kendor, ujungnya menyerah. Nah, hal-hal semacam itu yang perlu diketahui orangtua, lalu kita bahas dan dicari model pendekatan yang tepat. Karena setiap anak kan berbeda.<br />
<br />
Memang sih aku yakin, orangtua pasti nggak bermaksud abai sama anak. Mereka pikir, nggak memenuhi undangan rapat dari walikelas bukan merupakan bentuk nggak perhatian sama anak. Sebab mereka bekerja juga kan alasannya pasti demi anak. Dan yang nggak dateng rapat, bukan melulu orangtua yang kerja kantoran, tapi orangtua yang di rumah pun ada juga yang nggak dateng. Alasannya sih sama: sibuk dengan pekerjaannya juga.<br />
<br />
Alasan yang sangat ampuh ya, sibuk. Lalu kenapa berkomunikasi langsung dengan walikelas tentang perkembangan anak, tidak dimasukkan ke dalam daftar kesibukan?Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-36071689685786932952016-01-01T06:12:00.003-08:002016-01-01T06:12:53.626-08:00Mau Ngapain di 2016?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPBV_umys7CzsIW98do4T92p0FsaF8XcEfc3edU3slGkK-ePIw1UTQQ_IRQw34KkwPCg1EnB5pXePd2PDkmXM33byZoXpIrpl4G-oekyZtLP-qkwkZfMcc1wNIc7qr3_2jNK2xosOJoS07/s1600/dp_2016_2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPBV_umys7CzsIW98do4T92p0FsaF8XcEfc3edU3slGkK-ePIw1UTQQ_IRQw34KkwPCg1EnB5pXePd2PDkmXM33byZoXpIrpl4G-oekyZtLP-qkwkZfMcc1wNIc7qr3_2jNK2xosOJoS07/s320/dp_2016_2.png" width="320" /></a></div>
Aku termasuk orang yang nggak terlalu peduli sama ritual tahun baru. Bahkan ketika hari terakhir di tahun 2015, aku nggak sempet nggak nyadar. Aku heran, kenapa ponakanku yang kerja di luar kota kok pulang. Dan dia menjawab, "Kan besok libur tahun baru..!" Oh, aku baru ngeh, besok tanggal 1 Januari tahun baru. Begitu pun malamnya, aku sama sekali nggak terusik dengan hingar bingar keriaan ritual menyambut tahun baru. Aku lelap dari pukul 21 hingga subuh esok paginya.<br />
<br />
Kira-kira jam 6 pagi, sahabat baikku mengirim sms, mengucapkan selamat tahun baru. Aku jawab, aku lupa kalau hari ini tahun baru. Trus dia kasih saran supaya aku bikin target di 2016 ini. Hmm.. kepingin sih, tapi ngeri juga.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNgryinLfB7EKQFJYU1eSzjILT5A9PYPuYlRlrCxH-drKcY4ZaLmPNuuPPsM9xSa3nnMP1YMNSzhpGZnlHt1UAHDSb4zsfdrPzk3oPm91P89Q8qtFi9ITZL5ancutZCckkIYMqOSR4PSh5/s1600/cartoons-sunrise-vector-867.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNgryinLfB7EKQFJYU1eSzjILT5A9PYPuYlRlrCxH-drKcY4ZaLmPNuuPPsM9xSa3nnMP1YMNSzhpGZnlHt1UAHDSb4zsfdrPzk3oPm91P89Q8qtFi9ITZL5ancutZCckkIYMqOSR4PSh5/s320/cartoons-sunrise-vector-867.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Kenapa ngeri? Karena takut nggak terlaksana. Untuk dunia kepenulisan, aku sama sekali belum punya naskah utuh. Sementara di 2015 bukuku terbit 4, lalu di 2016 seenggaknya menyamai kan? masa' menurun ya? Duh, 4 buku lagi? rasanya nggak mungkiin..<br />
<br />
Tapi, ketakutan itu perlahan meminggir. Percakapan di grup WA bersama teman-teman penulis, cukup menyuntik semangatku. Mereka itu hebat-hebat, bisa menjadi motivator andal. Bisa bikin aku tersentak dan sadar. Selama ini aku banyak memaklumi diri sehingga produktivitas menulis merosot tajam. Aku nggak pernah lagi meresensi buku. Apalagi ngisi blog. Aku ngerasa badanku ambruk sepulang kerja. Laptop lebih banyak menganggur di sudut kamar. Dan aku membiarkan diriku lelap selepas Isya.<br />
<br />
Sekarang di hari pertama ini, aku ingin bertekad, menata hati dan pikiran, lalu me-manage waktu dengan baik. Aku selalu merasa disesaki oleh masalah-masalah internal yang menyebabkan kelelahan fisik dan psikis. Sungguh, aku ingin melawan semua alasan yang menyebabkan produktivitas menulisku terjun bebas.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Aku ingin seperti kawan-kawan yang lancar menulis dalam hitungan 1-2 jam saja, mampu menghasilkan tulisan yang runtut dan asik dibaca. Sementara aku suka ngerasa tulisanku garing aja.. haha..<br />
<br />
Nah, ternyata perasaan nggak percaya diri itu diprotes berat sama temen-temenku. Ada yang bilang, aku ini punya banyak potensi tapi nggak tereksplor karena nggak pede itu. Aku tercenung. Ini menggedor kesadaranku. Aku harus mengubah diri.<br />
<br />
Kukira, baiknya sebuah tulisan bisa terasah oleh jam terbang. Mungkin karena akhir-akhir ini aku jarang nulis, akhirnya aku merasa kaku, yang berefek pada rasa percaya diri yang menurun drastis. Selalu merasa tulisanku buruk sementara ketika aku membaca tulisan orang lain kok enak-enak ya.<br />
<br />
So, beneran deh. Diawali postingan pertama ini, aku mau rutin nulis setiap hari. Terserah deh mau garing mau nggak, yang jelas aku mencoba mendokumentasikan sebuah kejadian yang mungkin bisa membawa pada kebaikan. Tiap hari harus nulis. Harus!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJuDqVqFLjvZlCHqC_8Gt8fhqMY90qI-AGkK3p5spqYsa1YI5IaM0cjjL2ghcDtAO28c3GOspevDisN_C0HWI8OE63btWm9J3fje6h5GpjxLe_yzrDo2lXpRniMMhGh2-pAW84OV5L6jeV/s1600/flower.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJuDqVqFLjvZlCHqC_8Gt8fhqMY90qI-AGkK3p5spqYsa1YI5IaM0cjjL2ghcDtAO28c3GOspevDisN_C0HWI8OE63btWm9J3fje6h5GpjxLe_yzrDo2lXpRniMMhGh2-pAW84OV5L6jeV/s320/flower.jpg" width="320" /></a></div>
Aku juga harus memetakan rencana naskah yang akan aku wujudkan di 2016. Masih tetap di dunia anakkah? atau merambah ke cerita dewasakah? Semua harus aku ukur dan evaluasi. Karena sebuah mimpi jangan hanya menjadi mimpi kosong tersebab tak diiringi sebuah perencanaan pelaksanaan.<br />
<br />
Ya Allah, bantu saya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_TNqjWadPlfYlb-s36swUIcQ3By9vyNiJKDkYLOzPP4Bjtc5R1blzVgP27v2BpKCcBNNmaLYk1eVOXrMA5FHbkCqY9fcStGLBMQW0tOGSm21zPom3iHAPlhes-jWnQynUTpw0J_OYsXNb/s1600/akhwat+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_TNqjWadPlfYlb-s36swUIcQ3By9vyNiJKDkYLOzPP4Bjtc5R1blzVgP27v2BpKCcBNNmaLYk1eVOXrMA5FHbkCqY9fcStGLBMQW0tOGSm21zPom3iHAPlhes-jWnQynUTpw0J_OYsXNb/s1600/akhwat+1.jpg" /></a></div>
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-82903694425214900362015-12-22T11:31:00.004-08:002015-12-22T11:31:55.252-08:00Siapa Tidak Cerdas? Siswa atau Guru?Saya membaca status teman tentang keponakannya. Si Om itu mengambil raport keponakannya yang klas 2 SD. Anak itu cerdas, daya ingatnya kuat, jago ngegambar, imajinasinya luar biasa, dan bisa menggambarkan sesuatu dengan sangat baik dan detil. Namun betapa kecewanya si Om ketika berdialog dengan guru keponakannya. Gurunya bilang, anak itu dikasih nilai cuma pemakluman aja, lalu disilakan cari sekolah lain karena anak itu beda dari anak normal lainnya.<br />
<br />
Kebayang ya, gimana perasaan si Om? Lha, ponakannya cerdas gitu kok dibilang beda dari anak normal. It means, ponakannya nggak normal dong. Hadeuh..<br />
<br />
Untuk masalah semacam itu, biasanya reaksi pertama orang-orang langsung menyalahkan sang guru. Wajar kan ya, mosok anak pinter dibilang nggak normal. Itu mah gurunya aja kali yang nggak normal. Tapi kalau menurut saya sih, nggak serta merta gitu juga. Dan bukan berarti ini dalam rangka membela korps ya, sesama guru saling membela. Nggak banget lah.<br />
<br />
Jadi gini, kalau kita melihat lebih jauh, pertama kali dilihat dulu jumlah murid dalam satu kelas berapa orang. Kalau kisaran 30-40 anak, memang cukup masuk akal bila guru nggak sanggup menangani murid yang spesial. Secara anak-anak zaman sekarang lebih aktif dan kritis. Mungkin guru kewalahan jika ditambah dengan tugas mengawal anak yang spesial.<br />
<br />
Lalu dilihat lagi gimana kesepakatan dengan sekolah. Saat awal masuk biasanya siswa ditest, bahkan ada juga yang menyeleggarakan psikotest. Tentu bisa diketahui kondisi setiap anak. Bila ada anak dengan kecerdasan luar biasa namun secara akademik agak tertinggal dari teman-temannya, maka pihak sekolah idealnya memahami konsekuensi saat menerima anak tersebut sebagai siswa di sekolahnya.<br />
<br />
Yang diperlukan kemudian adalah komunikasi. Sungguh, komunikasi sangat memegang peranan penting. Jadi jangan seperti guru si Om yang langsung nge-judge kalo si anak nggak sama dengan anak normal, sehingga terkesan merendahkan dengan label normal-nggak normal. Seharusnya sejak awal sekolah hingga teruus selama masa belajar, komunikasi senantiasa hidup antara guru dengan orangtua. Bisa juga dengan mengadakan buku penghubung khusus yang setiap hari harus diisi guru dan dibaca serta direspons oleh orangtua di rumah. Orangtua harus menyadari bahwa si buah hati memiliki kecerdasan menonjol dalam bidang tertentu, namun perlu bimbingan khusus dalam materi-materi pelajaran di sekolah.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxmxmOeylvBTzNyuji3gm7ijA-_MWsFOoou0oK7JnyOMnmxfXKZdg52MIOdaZDoMwv9MzPMSrEdzxamRH47V5BBH6aBrKKm2vRNEg11wVd1RVQYEW8yMyMP5JiWkeeEAxN2iFX8cuxpMqQ/s1600/image+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxmxmOeylvBTzNyuji3gm7ijA-_MWsFOoou0oK7JnyOMnmxfXKZdg52MIOdaZDoMwv9MzPMSrEdzxamRH47V5BBH6aBrKKm2vRNEg11wVd1RVQYEW8yMyMP5JiWkeeEAxN2iFX8cuxpMqQ/s320/image+4.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="https://ardisfamily.wordpress.com/2008/12/01/parent-consultation-cambridge-english-school/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Walikelas harus memiliki kesadaran penuh bahwa di kelasnya ada siswa dengan catatan istimewa yang membutuhkan penanganan khusus. Kesadaran itu terbentuk setelah sebelumnya pihak kepala sekolah atau wakasek bidang kurikulum membahas kondisi siswa tersebut dengan sang walikelas. Komunikasi terbuka seperti itu, dapat lebih mudah menentukan bagaimana bentuk penanganan terhadap si anak.<br />
<br />
Potensi cerdas yang dimiliki anak harus dapat tereksplorasi dengan baik. Anak itu perlu mendapat stimulasi yang tepat agar potensinya dapat dikembangkan ke arah yang positif. Sementara ketertinggalannya secara akademik tidak membuatnya malu atau minder di hadapan teman-temannya.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjQ4VlfkhWEu5blvVNsy7Nb-r4GBYa1LtIH1vr8x51PNhj7c1V_BsN-yOJ5ewk7VQ2GzvG6ENtOObyhyphenhyphenLC2NCJOHwULKi_048KGZcCDOSHZG2KwziqWtxu0IkfGFRAUDatql4j9EBkTpH0/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjQ4VlfkhWEu5blvVNsy7Nb-r4GBYa1LtIH1vr8x51PNhj7c1V_BsN-yOJ5ewk7VQ2GzvG6ENtOObyhyphenhyphenLC2NCJOHwULKi_048KGZcCDOSHZG2KwziqWtxu0IkfGFRAUDatql4j9EBkTpH0/s1600/images.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://icounipa.blogspot.co.id/2012/10/hal-yang-dilakukan-guru-dalam-sistem.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Pihak sekolah harus jeli melihat kondisi tersebut. Jangan sampai potensi besar yang ada pada siswa, tidak terasah dengan baik. Sebaliknya, orangtua pun harus ekstra mengawal ketat putranya, mengetahui persis keadaan putranya, dan senantiasa menjalin komunikasi dengan sekolah. Bila ternyata pihak sekolah tidak kondusif memfasilitasi putranya, jangan memaksakan diri untuk membuat pihak sekolah berubah. Artinya, sekolah tersebut memang tidak siap menerima siswa demikian.<br />
<br />
Maka carilah sekolah yang tepat, yang lebih ramah anak. Sekolah yang memahami konsekuensi saat menerima siswa dengan kecerdasan istimewa namun sedikit tertinggal secara akademik. Guru yang menjadi walikelas harus benar-benar siap, memiliki mental yang kuat, dan bersedia bekerja keras, karena harus mengulang secara pribadi, materi-materi yang diajarkan di kelas kepada anak tersebut. Guru pun harus mampu mengondisikan anak-anak di kelas agar bisa menerima siswa tersebut dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Setelah itu, guru secara intens berkomunikasi dengan orangtua, sehingga ia tidak capek sendiri di sekolah, namun orangtua di rumah pun harus terlibat penuh dalam mengawal anak tersebut.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiugUMIM2L5unZYFRfQTCOQpDI4zetcbmCfnu-k4Ev2dvsvOBbtuJA22ipPjOF5OeMVB5fGjIq-ttVxaPOIocEQPz9xTuwcLn2kg0n1RzClxh7cpirMvpNa_M1-fQ_05ZuHgO3IxIoiXjBO/s1600/image+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiugUMIM2L5unZYFRfQTCOQpDI4zetcbmCfnu-k4Ev2dvsvOBbtuJA22ipPjOF5OeMVB5fGjIq-ttVxaPOIocEQPz9xTuwcLn2kg0n1RzClxh7cpirMvpNa_M1-fQ_05ZuHgO3IxIoiXjBO/s320/image+2.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="https://riadini.wordpress.com/2013/02/26/mengenal-bumi-di-kelas-inspirasi/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
Dengan kerjasama yang baik seperti itu, insyaAllah tidak akan ada lagi misunderstanding antara pihak orangtua/wali siswa dengan pihak sekolah. Sang anak dapat nyaman bersekolah, dan potensinya mendapat penyaluran yang baik.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw9WzfyT61VICW7nezc0UicRM89DMuhRFY9PbOcvkBsueEAW5ijMCYBVHhUIv4HLwOsvFmA2C4xuh539UDOqpHjeK0LkN6F1UuEpWgyVgeOTWdG4ymO0lhdvUphXspijKf4k0BZQSpMqPU/s1600/image+3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw9WzfyT61VICW7nezc0UicRM89DMuhRFY9PbOcvkBsueEAW5ijMCYBVHhUIv4HLwOsvFmA2C4xuh539UDOqpHjeK0LkN6F1UuEpWgyVgeOTWdG4ymO0lhdvUphXspijKf4k0BZQSpMqPU/s320/image+3.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="https://trilito.wordpress.com/page/5/">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-30127617991022662472015-11-23T15:27:00.001-08:002015-11-23T15:27:12.605-08:00Menyapa Kenangan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcdiG6eWovXnNK1E7uxYxBZupjT6bp51t2uuLxdrjTTZmWLZTwwrjzGJumtkAmGWA7b4Ctth7L5coksyVPSRlAaWpz44ih0QwDRH7t4Jd5-Xmmbo1vVOf9E3KzsirFPHaZQ_pB6pl2bTtn/s1600/fade.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcdiG6eWovXnNK1E7uxYxBZupjT6bp51t2uuLxdrjTTZmWLZTwwrjzGJumtkAmGWA7b4Ctth7L5coksyVPSRlAaWpz44ih0QwDRH7t4Jd5-Xmmbo1vVOf9E3KzsirFPHaZQ_pB6pl2bTtn/s320/fade.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://penanies.blogspot.co.id/2012/02/kenangan.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Asiknya gabung di satu komunitas itu, bisa diskusi segala macem. Komunitas yang aku ikuti, bukan komunitas gaje ya, tapi membernya para penulis yang ramah dan baik hati. di sana bergabung berbagai kategori penulis. Ada yang namanya udah berkibar sebagai novelis, ada yang jawara dimuat di media, ada yang langganan juara lomba nulis, ada penulis cerita dewasa, cerita remaja cerita anak, ada blogger, pokoknya seru deh.<br />
<br />
Awalnya komunitas itu ada di fb lalu beberapa member bikin grup WA-nya juga. Nah, di WA inilah yang wacana diskusi selalu asik dan variatif. Dari hal-hal yang memang bersinggungan langsung dengan dunia tulis menulis, berkombinasi dengan segala hal yang terlintas di benak. Bisa masalah kesehatan, pendidikan anak, politik, agama, sampai hal-hal yang remeh temeh. Tapi, catet yaa.. remeh temeh bukan berarti gosip nggak karuan lho.. tetap sesuatu yang bermakna.. tsaaah..<br />
<br />
Nah, kemaren tuh entah dari mana mulanya, tetiba topik berputar pada masalah kenangan lalu. Ada Neida yang dikenal suka sekali 'mengunyah kenangan' alias termantan.. hahaa.. Terus, Hairi Yanti yang memulai cerita tentang kenangannya waktu kelas 6 SD. Semacam cinta monyet gitu lah.. hahaa..<br />
<br />
Cerita Yanti itu seperti menyeret pada kenanganku sendiri waktu kelas 6 SD juga. Hahaayy..<br />
Dulu, di depan mejaku, duduk anak cowok yang entah siapa yang mulai, katanya kami saling suka. Dia suka aku, begitu pun sebaliknya.. *senyum-senyum sendiri nih..<br />
<br />
Dia itu perawakannya kecil, pinter, dan tulisannya baguus banget. Cocok sama aku yang juga pinter waktu itu (eh, sekarang juga masih pinter ah.. hahaa..). Namanya.. engh.. aku sebut nggak yaa.. Ah, nggak aja ah.. :)<br />
<br />
Tampangnya lumayan manis. Matanya kadang menyipit kalau lagi ketawa. Punya jiwa pemimpin. Larinya kenceng (lagi-lagi idem sama aku, yang dulu jago lari jarak pendek). Mahir menggambar.<br />
<br />
Nah, di penghujung kelas 6 kan ada ujian praktek olahraga. Setiap anak harus membuat sendiri nomor pesertanya, dari karton gitu. Maka beramai-ramai pada ngorder sama dia, minta dibikinin. Karena dia kan dah tepercaya pasti bikinnya bagus. Temen-temen pada nyetor nomor peserta masing-masing sama dia. "Aku nomor segini ya, saya nomor segini ya.."<br />
<br />
Apakah aku ikut-ikutan minta dibikinin juga? Tidak, sodara-sodari. Aku diem aja. Lho, bukannya dia 'pacar' aku? Harusnya aku minta dibikinin juga dong. Hmm.. nggak gitu deh ceritanya. Jadi, walaupun kami berteman akrab, dan konon saling suka, tapi kami menyimpan rasa ini dalam diam.. haha.. Aku ngerasa nggak enak aja kalau ikut-ikutan ngerubutin dia. Lagipula, aku pingin tahu, apa dia bakal bikinin kartu nomor peserta itu buat aku..<br />
<br />
Singkat cerita, dia sudah selesai membuatkan kartu nomor peserta untuk para pengorder. Semua dibagikan. Semua riuh bilang trimakasih sama dia. Aku diam, melihat dari jauh. Lalu ketika proses distribusi kartu selesai, dia menghampiriku. Sambil tertunduk malu-malu, dia menyerahkan kartu nomor peserta untukku. "Nih, buat kamu."<br />
<br />
Aku menerimanya dengan malu-malu juga. "Kok kamu tahu nomor aku?" tanyaku. Dia mengangkat wajahnya. Menatapku sambil tersenyum manis. Tanpa kata. Dan aku mengerti, senyum itu adalah jawabannya.<br />
<br />
"Makasih ya, kamu dah bikinin kartu buat aku," ujarku sambil membalas senyumnya.<br />
<br />
Dia mengangguk. "Maaf ya, kalau kartunya jelek."<br />
<br />
Aku menggeleng. "Nggak kok, kartunya bagus. Tulisan kamu bagus."<br />
<br />
Lalu kami menunduk sambil terus tersenyum. Duhai, rasanya seperti berada di taman bunga.. hahaayy..<br />
<br />
Kini, kita akan berada di bagian melow dari cerita ini. Saat hari perpisahan, kami semua tampil di atas panggung, menyanyikan lagu perpisahan. Sedih rasanya, karena dia mau melanjutkan SMP ke Bandung. Dan, setelah acara selesai, kami berdua bertemu di balik panggung. Saat itu aku memegang hadiah sebagai pemegang ranking 5 besar. Dia mengucapkan selamat kepadaku.<br />
<br />
"Selamat, ya. Nanti kamu pasti keterima di SMP Negeri 2." (SMPN 2 adalah sekolah favorit di kotaku)<br />
<br />
Aku mengangguk. Kami terdiam. Senyap.<br />
<br />
"Kamu jadi pindah ke Bandung?"<br />
<br />
Dia terdiam. Hening sesaat. Lalu dia mengangguk. "Iya," jawabnya lemah.<br />
<br />
Kami bertatapan sejenak. Menunduk bersama, kemudian.<br />
<br />
Suasana melow itu tak berlangsung lama. Beberapa anak menghampiri kami, seolah nggak menyadari bahwa kami lagi dirundung haru. Mereka ramai membicarakan rencana melanjutkan sekolah. Ya, untung juga sih mereka datang. Jadi bisa mengganti suasana.<br />
<br />
Setelah sekian waktu berlalu, saat zaman kuliah, aku bertemu dengan seorang teman SMA. Yang aku tahu, ibunya telah meninggal. Lalu dia mengabarkan kalau ayahnya menikah lagi. And U know who is her new wife? Ternyata ibunya si dia. Rupanya ayah dia sudah lama meninggal. Spontan aku langsung menanyakan bagaimana kabarnya dia. Ternyata dia masih di Bandung, sibuk di sana, dan jarang pulang. Dan aku nggak berani nanya-nanya terus, karena takut temenku itu curiga.. ^^<br />
<br />
Ketika facebook marak, dan orang-orang menemukan teman-teman TK, SD, SMP, SMA, dan akhirnya musim reuni, teman-teman SD-ku pun mulai mengontak aku. Mereka merencanakan reuni, dan mulai membicarakan si ini sekarang di kota ini, si itu di kota itu, dsb. Lagi-lagi aku langsung menanyakan tentang dia. Dan ternyata, teman-teman kehilangan kontak dengan dia. Terakhir kabar yang didengar, dia sudah menikah dan tetap tinggal di Bandung. Dia pun nggak ada kontak fb.<br />
<br />
Yah sudahlah.. kenangan lebih indah bila tetap berwujud kenangan..<br />
<br />
"Kita sepakat meninggalkan masa silam. tapi, diam-diam suka mengunjunginya" -- Krisna Pabichara<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd20k1c6pXKaM0HTD-fmQ4zI6TGV6lv7ypMDo-CFoHpc4cR3-lTTvQayFUWVOFLJ-VgriVtAE8nd0O5s350jbaK-8AaGV76nMz5oRAkYcqtYwjp8Rh5VZoLzRQkI0Ys4gQDoUm4tpDhbmW/s1600/Things+end.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd20k1c6pXKaM0HTD-fmQ4zI6TGV6lv7ypMDo-CFoHpc4cR3-lTTvQayFUWVOFLJ-VgriVtAE8nd0O5s350jbaK-8AaGV76nMz5oRAkYcqtYwjp8Rh5VZoLzRQkI0Ys4gQDoUm4tpDhbmW/s320/Things+end.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar diambil dari <a href="http://katacintabaru.blogspot.co.id/2015/01/kata-kata-cinta-kenangan-masa-lalu.html">sini</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2227278530892154385.post-45418794912087533972015-11-21T23:39:00.003-08:002015-11-23T12:46:17.858-08:00ZIDAN LOMBAIni cerita tentang Zidan, anakku yang kedua. Sekarang dia kelas sembilan. Aturan sih, tahun ini masuk SMA. Tapi kemaren dia nggak ikut UN karena.. engh.. sakit.. dan.. dia tuh dah berbulan-bulan sebelumnya sering bolos sekolah.<br />
<br />
Sedikit flashback, Zidan memang termasuk cukup rumit menjalani hari-harinya. Maklumlah, ketika musibah menimpa, dia lagi masa baru menginjak usia remaja. Jadi galaunya lumayan bikin pusing aku. Tapi aku nggak bisa nyalahin dia juga sih. Dengan segala hal 'ajaib' yang kita sekeluarga alami, wajar aja kalau terjadi keguncangan dalam dirinya.<br />
<br />
Singkat cerita, akhirnya dia mengulang kelas sembilan. Sementara teman-temannya sudah duduk di bangku SMA. Alhamdulillah, dia nggak pernah bolos lagi. Dia sekolah dengan baik. Rupanya dia mulai menyadari telah ketinggalan waktu satu tahun.<br />
<br />
Sujud syukur sama Allah melihat dia tiap hari berangkat sekolah. Mungkin bagi orang lain mah biasa aja ya, melihat anaknya sekolah. Tapi buat aku, subhanallah, bersyukur banget. Ya, begitulah, kadangg apa yang sederhana untuk seseorang, mugkin sangat berarti luar biasa bagi orang lain. Hal itu juga berlaku untuk sebuah kemalangan. Hal yang buruk bagi seseorang, mungkin bagi orang lain, segitu tuh sudah berupa sebuah pencapaian. Misal, Ibu yang punya anak cerewet, merasa kesal dengan kecerewetan anaknya. Sebaliknya, Ibu yang anaknya penderita autis, justru mendambakan anaknya kritis dan cerewet seperti itu.<br />
<br />
Balik lagi ke Zidan. Aku lagi seneeeng banget. Gurunya sms, bilang bahwa Zidan menunjukkan kemajuan. Dia mau ikutan lomba bidang studi di sebuah SMA Negeri. Waah, surprise banget rasanya. Pantas saja, dia nanya-nanya lokasi SMA yang dimaksud. Trus, nanya-nanya juga soal Bahasa Indonesia.<br />
<br />
Pada hari pelaksanaan test, aku dorong dia dengan doa. Katanya, dia ikutnya lomba mapel Bahasa Indonesia. Ok, sebagai guru Bahasa Indonesia, aku sudah membekali dia sebelumnya dengan soal-soal dan membahasnya.<br />
<br />
Hingga siangnya, gurunya mengabarkan via sms, ternyata Zidan masuk peringkat 16, sehingga masuk semifinal. Subhanallah..<br />
<br />
Kebayang nggak sih, tu anak dulunya boro-boro mikirin sekolah, lha tiap hari kan bolos aja. Eh, tiba-tiba sekarang ikut lomba mata pelajaran dan berhasil berprestasi. Lombanya pun ternyata berubah, jadi bukan hanya satu bidang studi, tapi lima: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Matematika, dan IPS.<br />
<br />
Gurunya meminta aku agar melatih Zidan untuk persiapan menghadapi semifinal keesokan harinya. Ternyata semifinal berbentuk Lomba Cerdas Cermat perseorangan. Aku pun melatih dan menemaninya belajar. Untungnya punya buku soal-soal UN, jadi mempelajari buku soal itu. Cuma soal-soal IPS yang nggak ada. Zidan nyari sendiri di google.<br />
<br />
Keesokan harinya aku ikut menemani ke lokasi lomba. Alhamdulillah, guru pendampingnya mensupport. Beliau mengajakku ikut. Jadi, kami berangkat bareng dalam mobil si Bapak Guru itu.<br />
<br />
Pas aku lihat pengumuman di tempat lomba, ternyata jumlah peserta seluruhnya ada 158 orang. Zidan berada di peringkat 16. Sungguh pencapaian yang luar biasa.<br />
<br />
Meski pada akhirnya Zidan gagal masuk final, tapi aku tetap mengapresiasinya dengan antusias. Masuk semifinal itu udah demikian membanggakan. Dan Alhamdulillah, bagi para semifinalis (16 besar) berhak mendapatkan fasilitas masuk SMA Negeri tersebut tanpa test lagi.<br />
<br />
Sujud syukur banget, Zidan dah dapat tiket masuk SMA Negeri yang berkualitas bagus. Hanya sayangnya, lokasi sekolah itu cukup jauh, dan melewati pabrik garment yang rawan macet. Jadi kalau berangkat dari rumah harus pagi-pagi. Zidan sih mau-mau aja daftar ke SMA Negeri itu, tapi masih mikir-mikir juga.<br />
Aku cuma berharap, yang terbaik untuk Zidan. Semoga.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidy5-vCjIHeUu3Jw-bBNgLJAuh-oWBuLoS-uiO0qfq5LEWLJFZM9ubx6HjJGYn1v6g8umcNJlh8tpcY7zzI7jvhHJHFPN-FIcxYryTC0fMqdhAnnSus30vNP9dBDWHkRLlHHQEgcwTkZ7/s1600/with+Zidan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidy5-vCjIHeUu3Jw-bBNgLJAuh-oWBuLoS-uiO0qfq5LEWLJFZM9ubx6HjJGYn1v6g8umcNJlh8tpcY7zzI7jvhHJHFPN-FIcxYryTC0fMqdhAnnSus30vNP9dBDWHkRLlHHQEgcwTkZ7/s320/with+Zidan.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kenangan sama Zidan waktu masih imut.. :)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />Linda Satibihttp://www.blogger.com/profile/01898309767645940366noreply@blogger.com4