Braaakk!
Tempat sampah yang mematung di samping pintu dapur, tersenggol
kaki si Kumis yang melesat kabur, diikuti si Hitam, teman seperjuangannya. Mata
lelaki itu beralih dari piring kosong, ke arah suara yang mencurigakan itu.
“Kucing Keparat.. Jangan kau kembali lagi
ke sini!” gelegar suara lelaki itu sambil bergegas memburu jejak si Kumis dan
si Hitam yang berlari berpencaran.
Si Kumis merapatkan tubuhnya ke balik
dinding poskamling di ujung gang, berharap tubuhnya tak nampak dari jalan. Hhhh..
ia menarik nafas lega, tak ada tanda-tanda pengejaran. Matanya memicing,
mengarah pada sosok-sosok di balik pohon, tak jauh dari persembunyiannya. Lalu,
hadir di hadapannya dua pasang mata bening
menatapnya sarat cinta.
Si Kuning dan Si Belang beringsut. Mereka
menghambur ke dalam pelukannya. Si Kumis menyambut hangat penuh belaian mesra.
“Ah.. tak mengapa diusir dari rumah Annisa.
Aku masih tetap Don Juan, dikelilingi bidadari-bidadari jelita,” pikirnya.
Hihihi Makasih mbak udah mengulang kenangan:-) btw gbr miawnya pas bgt dgn si don juan miaw :-)
BalasHapusbtw itu ekspresi Miaw'nya kok bisa gitu yak*bukan penggemar kucing bingung
BalasHapusketemu gambar kucing lagi... hehe
BalasHapusulasan menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
BalasHapus