Senin, 06 Agustus 2018

Tinggal Tulis, Kakaa..

Suatu hari aku baca status temen yang ala-ala curhat gitu. Tulisannya panjaang tapi enak dibaca. Trus aku komen, pingin juga bisa curhat panjang nan keren kayak gitu. Dan jawaban dia adalah kalimat yang aku tulis di judul.

Hahaa.. ngena banget, deh. Betul, kan? ya emang tinggal tulis aja. Nggak usah mikir susah dan njelimet. Nulis mah nulis aja.

Aku sering ngerasa nelangsa.. ngerasa bahwa aku bukan penulis lagi. Mau mulai nulis lagi, duuh.. beraat..

Jadi, nggak usah mikir soal penulis atau bukan. Nulis ya nulis aja. Belajar menulis yang baik-baik. Belajar memaknai hidup dengan sederhana lalu menuliskannya.

Segala yang aku lihat dan aku dengar bisa menjadi bahan tulisan. Adapun yang aku rasa dan alami, tetap masih belum bisa aku ungkap.. masih tersimpan rapi dalam hati.

Next, mungkin bisa aku coba. Perlahan menuliskan apa yang berkecamuk di hati. Entahlah, aku selalu dikepung rasa takut dan khawatir kalau nantinya tulisanku cuma keluh kesah aja isinya.

Anyway, aku bertrimakasih sama kawan yang menginspirasi judul kali ini. Pasti dia nggak ngerasa kalau komennya nge-jleb buat aku.. hehe..

Ya begitulah ya.. perlunya berhati-hati dengan kata-kata. Kadang hal enteng yang kita lontarkan, ternyata lumayan berdampak bagi orang lain. Alhamdulillah kalau dampaknya berupa kebaikan. Tapi kalau menjadi sesuatu yang menyakitkan, duuh.. jangan sampe deh..

Smoga segala apa yang aku tulis, aku ucapkan.. itu nggak meninggalkan apa pun kecuali kebaikan. Aamiin.

Selasa, 31 Juli 2018

Tak Ada yang Abadi

Ini nulis beneran sambil dengerin lagunya Ariel (Noah) yang judulnya "Tak Ada yang Abadi". Walaupun temanya beda sama yang mau aku tulis, tapi seenggaknya kalimat judulnya diulang-ulang terus di reff nya, pas buat ngingetin aku. Emang beneran gaes, tak ada yang abadi.. 😢

Apa sih yang aku maksud? Jadi ini tentang pekerjaan, yang buat aku nggak sekadar sebagai sarana mencari nafkah, mengais rupiah. Tapi sebagai guru, duniaku sama murid-murid aku tuh macam udah jadi bagian dari hidup aku. Mungkin bagian dari jiwa aku juga. Kedekatan aku sama mereka betul-betul udah menyatu rasanya.

Nah, apakah ketidakabadian itu artinya aku nggak lagi menjadi guru? Bukan gaes.. Aku tetep jadi guru, tapi unit kerjaku dipindah. Aku harus berpisah sama murid-murid lamaku yang anak-anak SMP itu. Amanahku tahun ajaran baru ini mengajar di SMA.

Entah mungkin ada yang menyebutku lebay .. tapi meninggalkan SMP teramat sangatlah berat buatku .Oh my Allah.. aku sayaang banget sama mereka. Airmata tumpah ruah mengingat perpisahan ini.

Lagu ini memang menyadarkan kita bahwa tak ada yang abadi. Tapi tetap aja rasanya hatiku masih tertinggal di SMP. Masih timbul pertanyaan, kenapa harus sekarang? Kenapa harus tahun ini? Aku masih ingin membersamai mereka.. satu tahun ini lagi aja. . 😔

Ternyata betul, move on itu susah. Aku masih berurai airmata saat mengingat mereka. Termasuk saat menulis ini.

Tapi seiring suara Ariel yang terus menerus memekik tak ada yang abadi.. yaah aku harus menguatkan hati. Aku harus ikhlas melepas mereka. Walau gimana pun, keadaan nggak bisa berubah. Keputusan sudah ditetapkan, vonis sudah dijatuhkan.

Mungkin ada juga yang bilang, hellow.. anak-anak muridmu itu boleh jadi udah mulai lupa atau merasa biasa aja dengan ketiadaanku di antara mereka. Rasanya aku nggak peduli.. aku tetap kehilangan dan merindu mereka, sangaatt ...

Aku toh bukan malaikat. Aku manusia biasa yang punya emosi sedemikian. Jadi nggak apa-apa lah sesekali meluapkan rasa. Berkamuflase memang kadang membantu, tapi ada masa ketika topengku sedikit terkuak. Pada ketika itu, menulis seperti ini cukup melegakan sejenak.

Tentu aku harus kuat. Masalah semacam ini nggak boleh membuat aku nampak cengeng. Memasuki tempat kerja baru, adalah hal biasa, bukan? Seperti itu rupanya aku harus memaknainya.

Kesedihan ini sama sekali nggak ada hubungannya dengan penolakan atau protes. Aku tau konsekuensi yang harus dilakoni adalah bersedia ditempatkan di mana pun. Tapi gulana hati ini hubungannya dengan hati dan rasa. Itu saja.

Ok, fine.. I'm here now. I'll do my best.. for my new students..

Sabtu, 27 Januari 2018

I'm Back

Judulnya kepedean .. hahaa.. siapa juga yang nungguin..? emang nggak ngarep ada yang nungguin juga sih.. ^_^

Tadi buka blog buku, ya ampun.. ternyata dah setahun nggak nulis di sana. Rasanya tak termaafkan, ya. Jadi inget kata Andi, "Dulu Ibu bilang, nggak mau jadi Asmen Kesiswaan karena nggak mau sibuk banget, sampe nggak sempet nulis.."

Jleb banget, Di! Ternyata setelah nggak jadi Asmen, teuteup aja aku nggak sempet nulis. Pulang sekolah, hanya lelah yang tersisa. Rasanya sih pingin menolak kenyataan kalau ini mungkin tersebab usia. Nggak bisa dipungkiri, menjalani kepala 4, emang jadi cepet capek. Tapi harusnya jangan dijadikan alasan banget, toh orang lain pun sesama kepala 4, banyak yang produktif. Entahlah, kadang aku ngerasa energi melorot terjun bebaass..

Mungkin karena perjalanan masa laluku yang diterjang badai.. tsaaahh.. mulai deh baper. Heup ah, nggak boleh ngerasa jadi orang yang paling malang sedunia. Orang lain banyak juga yang lebih dahsyat badainya.

Tapi, akhir-akhir ini aku jadi orang yang cengeng banget. Kenapa ya, gampaang tumpah air mata. Mungkin juga karena aku nggak punya 'teman'. Aku nggak pernah bisa cerita sama siapa pun, tentang apa yang terjadi di hidupku. Aku mendengar orang-orang menceritakan aneka masalahnya, dan aku tetap bergeming, mulutku terkunci. Bahkan untuk menuliskannya pun aku tak kuasa. Aku ingin mengubur semuanya. Tapi, mana bisa..? Lembaran ingatan tentang itu, selalu saja terbuka kembali ketika ada sesuatu yang sedikit saja nyambung ke arah itu.

Back to kembalinya aku nulis di sini.. hmm.. semoga bisa konsisten. Terbiasa nulis lagi. Kembali larut dalam lautan kata-kata. Setidaknya aku jadi bisa nyicil utang naskahku yang masih belum tergarap. Ya ampuun.. setiap aku melihat nama Mbak editor di sosmed, spontan deg-degan nggak karuan.. hahaa..

Oh iya, belom lagi utang review buku.. hadeuh.. blog bukunya aja belom bisa kebuka. InsyaAllah mau dicicil juga lah ngereview, kalau blog bukunya dah welcome.. hehe..

Pinginnya sih pingin mengurangi aktivitas sama hp juga nih. Buka-buka grup itu nyita waktu banget. Tapi aku ngerasa bukan ngobrol nggak karuan. Terutama di grup penulis sama grup Keluarga Tasaro, itu mah diskusi-diskusinya menggoda banget buat diikuti.

Pada akhirnya, aku pingin bisa menej waktu dengan lebih baik. Pingin waktu yang berkah. Pingin bisa nulis buku yang bermanfaat. Pingin meninggalkan hal-hal yang sia-sia. Pingin jadi orang keren lah yang prestasinya Oke. Aamiin..  
                                                              gambar diambil dari sini