Senin, 19 Oktober 2020

Menumpah Amarah kepada Ibu *)

Suatu hari, boleh jadi kau kesal kepada ibumu, merasa tindakannya membuatmu susah. Maka ingatlah, betapa dulu semasa kecil, kau membuatnya jauh lebih lebih susah. Kau sungguh merepotkannya. Tapi ibumu tetap mengurusimu sepenuh kasih dan sayangnya. 

Mungkin kau lantas berkelit, "Siapa pula yang minta dilahirkan? Aku nggak minta menjadi anaknya sehingga harus merepotinya?"

Hey, anak muda.. Kau kira ibumu juga memesan minta kau menjadi anaknya? Tentu kalau bisa memilih, ibumu akan minta anak yang santun, bukan semacam kau yang leluasa bicara tanpa tata krama. 

Hentikan sikap pongahmu. Hingga di ujung waktu, ibumu takkan berkurang cinta dan sayangnya, meski hatinya berdarah-darah tersebab luka oleh perkataanmu. 

Cukuplah kau menuding ibumu sebagai ibu yang tak becus mendidik anak-anaknya sendiri. Segala apa yang dilakukannya tak lain dan tak bukan selalu demi anak-anaknya.

Ada hal-hal yang tak kau ketahui dari ibumu. Mungkin kau mengira salahnya sendiri mengapa memendam masalah begitu rupa. Tapi, senyatanya tak sesederhana itu. 

Tentu saja bukan berarti ibumu ingin disangka sebagai ibu yang hebat. Ia hanya ingin diperlakukan sebagai ibu. 

Semoga kau mengerti. 


*) seperti dituturkan Ibu A kepadaku 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar