Rabu, 12 November 2014

Hadiah Sang Juara

Beberapa waktu lalu, anakku, Ghulam, sibuk banget sama kegiatan ekskulnya, IT. Katanya mau bikin video klip musik. Bolak-balik shooting setelah sebelumnya kesana kemari survey tempat cari lokasi yang cocok. Acara nge-lobby band yang mau diajak kerja sama, konon relatif nggak sulit, karena band tersebut sangat kooperatif.
 Setelah shooting selesai, dimulailah proses editing. Hadeuh.. aku mah mending ngedit naskah deh. Ngelihatin anakku ngedit hasil filmnya itu, rasanya bosen banget. Lamaaa.. berhari-hari pula. Tapi anakku serieus beud..

Akhirnya, selesailah video klip itu lalu dikirimkan ke panitia lomba. Jangkauan peserta lomba terbuka untuk SMU se-Indonesia. Meski panitianya adalah panitia lokal dari Sukabumi.

Sekian hari berlalu, suatu sore Ghulam pinjam laptopku. Dia buka twitter. Dan.. ternyata pengumuman tentang lomba video itu. Subhanallah, Ghulam masuk nominasi sepuluh besar. Wah, keren deh, nama Ghulam tercantum sebagai sutradara. Peserta lain beneran dari berbagai kota lho.

Selanjutnya pemenang juara 1, 2, 3 akan diumumkan saat malam puncak. Daan.. surprise banget buat aku, ternyata Ghulam meraih juara 2 atau istilahnya Terfavorit II. Sukacita dia pulang membawa trophy. Katanya nanti ada hadiah uang juga, tapi mau dibagi-bagi dulu untuk sekolah, untuk ekskul, barulah untuk crew.
Tadinya aku nggak mau ikut campur soal berapa rupiah yang akan diterima anakku. Tapi ketika aku tahu pembagian alokasinya, aku tak bisa menyembunyikan kesal. Kebetulan anakku hp-nya lagi error, jadi dia numpang ke nomorku dulu. Dan guru pembina ekskulnya ngesms ke hpku. Maka aku baca duluan, karena takutnya sms penting, sementara anakku lagi mandi.

Aku langsung ngomel penuh rasa sebal sama guru pembina ekskul. Kok bagian buat sekolah gede banget? Please deh .. yang bener aja, masa anakku sama crew cuma dapet 150rb alias 50rb/orang, karena jumlah mereka bertiga.

Lalu, inilah respons anakku saat kuberitahu soal sms gurunya itu:
"Ya, nggak apa-apa, Ma. Itu bukan untuk sekolah, tapi lebih tepatnya untuk ekskul, buat beli alat slider, dll. Lagian tanpa ekskul di sekolah, aku nggak bakal bisa ikutan lomba itu. Alat-alat yang dipake shooting juga kan punya sekolah, segala kamera dan properti lainnya. Dan alat yang mau dibeli itu akan sangat membantu dan memudahkan kami untuk nanti bisa bikin karya yang lebih bagus lagi. Nggak apa-apa kok, dapet segitu. Aku udah dapet ilmu yang berharga. Udah dapet kepercayaan dari guru-guru dan temen-temen. Karena lomba itu juga, aku dapet nama baik di sekolah. Dan ini pengalaman yang luar biasa buat aku."

Mendengar jawaban itu, aku cuma bisa nganga...





Selasa, 11 November 2014

Penulis yang Berprofesi Lain

Ketika memutuskan untuk pindah kerja, aku sudah membayangkan konsekuensinya. Dengan mengajar di sekolah full day, tentu waktu menulis akan berkurang. Dulu mah bisa pulang jam 11 atau sesekali jam 12, maka dari siang sampe sore ada waktu luang. Kalau di full day school, pulangnya sore, tapi aku pikir bisa lah nulisnya malem.

Benarkah malam hari aku bisa menulis? Ternyata tidak, sodara-sodara. Badan rasanya lemess.. bawaannya pingin baring-baring aja di tempat tidur. Belom lagi, krucil pada seru berceloteh. Aku kan harus mendengarkan dan menanggapi. Rasanya bersalah kalau nggak meratiin celotehannya.

Jam 8 waktunya Salman tidur. Seperti biasa minta dikelonin.. dan.. aku pun ikutlah tertidur. Biasanya aku setel alarm hp supaya aku bangun tengah malam. Niatnya pingin nulis.

Tengah malam aku betul-betul bangun, tapii.. hanya sekadar mematikan alarm, lalu kembali terlelap dengan sukses. Saat dinihari terjaga, aku menegakkan badan penuh rasa sesal. Kenapa nggak bangun tengah malam tadi?

Kalau bangun dinihari mah udah nggak bisa ngapa-ngapain, nyuci piring, masak nasi, nyuci baju, dll deh. Waktu terasa singkat kalau pagi-pagi. Tau-tau udah jam 6 aja.. fyuuh.. nyiapin Salman dan kakak-kakaknya sekolah, rasanya menyita waktu.

Jadi yaah gitu deh.. kepinginnya bisa kayak para penulis lain, yang teuteup bisa produktif meski berprofesi lain. Kayak Mbak Riawani Elyta, PNS yang sibuk, tapi daftar tulisan resensinya dah panjaaang. Belom lagi mungkin ada juga calon novelnya. Trus, Teh Ifa Avianty juga, sibuuk ngerjain ini-itu, tapi nulisnya banyaak..

Kapan atuh ya, aku bisa gitu? Urusan anak-anak beserta rumah dan segala isinya, kelar. Urusan nulis juga tetep jalan. Belum lagi urusan internal.. ups! ini mah nggak usah dibilang-bilang dah.. cuma bikin pingin nangis jadinya.

Aku tetap berharap bisa menulis dengan baik. Semoga allah meridoi.

Senin, 03 November 2014

Launching Perdana Buku "Aku Sayang Nabi Muhammad"

Ini benar-benar pengalaman pertama yang bersejarah. Launching buku karya sendiri! Rasanya dulu nggak kebayang deh. Biasanya jadi penonton, sekarang jadi pelaku.. :)

Kesempatan ini bermula dari grup PBA (Penulis Bacaan Anak) di facebook. Kang Ali Muakhir, suhu di sana, mengabarkan bahwa PBA dipercaya untuk mengisi acara di IIBF (Indonesia International Book Fair). Acara itu berupa launching buku anak secara berjamaah pada hari Sabtu tanggal 1 November. Lowongan dibuka. Dan, berduyun-duyunlah temen-temen penulis pada daftar. Termasuk aku. Tapi Kang Ali hanya akan mengambil 10 penulis saja.

Buat para penulis lain, mungkin menunggu keputusan Kang Ali, terasa biasa aja. Tapi buat aku, hmm.. lumayan H2C. Dan, pengumumannya lamaaa.. Hingga akhirnya, saat itu pun tiba. Kang Ali menetapkan nama-nama yang diajak serta nge-launching. Salah satunya.. akuu.. :)

Wah.. perasaanku campur aduk deh. Antara seneng dan gemeter, antara bahagia dan dagdigdug.. hihi..

Terus aku nginbox Ibu Boss alias Mbak Yeni. Aku ceritakan kabar gembira ini. Dan, luar biasa... dukungan dari Indiva, top banget deh. Aku dikasih biaya akomodasi sama buku untuk doorprize. Asyiik.. :)

Tapi.. oh ternyataa.. hari H itu adalah hari Sabtu masuk. Jadi, Sabtu itu dua: Sabtu libur dan Sabtu masuk. Berarti aku harus izin untuk nggak masuk sekolah. Duh, paling males kalo musti izin-izin begitu. Dan, benarlah, aku harus tetep masuk, karena Sabtu itu akan ada rapat konsolidasi. Sebagai walikelas, aku harus hadir. Akhirnya, solusi didapat, aku masuk tapi boleh pulang jam 10.

Singkat cerita, berangkatlah aku dengan naik kereta api menuju Bogor. Dari Bogor dilanjut naik kereta api lagi ke Jakarta. Aku turun di stasiun Cawang. Dari Cawang aku naik taksi ke lokasi. Dan, maceeett.. :(

Acara kan dimulai jam 15.00. Jam 14.30 aku masih di jalan. Hiks.. jalan masuk ke Senayan ditutup jadi harus muter.. whaaa.. tambah lama atuh. Akhirnya, aku turun trus naik ojek. Abang ojek pinter deh, cariin jalan pintas. Aku pun tiba pas-pasan, jam 15 kurang dikit.

Segera aku cari Ruang Kenanga. Lho, kok banyak Kenanga-nya..? Ada Kenanga 1, Kenanga 2, sampe Kenanga 6. Oh rupanya di Kenanga 5. Srat sret beres-beres ruangan, karena baru aja dipakai untuk lomba tahfidz, akhirnya launching berjamaah 10 buku pun dimulai.

Aku dan 9 penulis lainnya duduk berjejer di depan. Acara dipandu sama MC yang asik banget, Teh Ina Inong. Setiap penulis diminta untuk menceritakan proses kreatif penulisan bukunya, dan menjawab beberapa pertanyaan seputar bukunya yang dilemparkan oleh MC.



Sejujurnya, aku nggak nyiapin gimana ngomongnya. Tapi aku cukup ngerasa punya bekal karena beberapa kali menuliskan materi promo tentang bukuku. Jadi kupikir, ya aku ngomong kayak yang aku tulis aja.. :)




Oh ya, para penulis yang tampil kece di depan adalah: Wylvera Windayana (Ke Tanah Suci, Yuk - Qibla. Buku duet dengan Dian Kristiani), aku (Aku Sayang Nabi Muhammad - Indiva), Arif Y. Pranata (Mencari Jejak Si Kumbang - Mitra Bocah Muslim), Devi Raissa R (Asal Mula Namaku - Rabbit Hole), Triani Retno (Cermin dan The Shy - Anak Kita), Gabriel Fabiano (Fixiano - Sinotif Publishing), Anisa Widiyarti (Aku Bisa Begini, Aku Bisa Begitu - Tiga Ananda), Susanti Hara (Bintang Jindo), Chitra Savitri (Masya Allah, Ciptaan Allah yang Kecil Tapi Ajaib - Adi Bintang), dan Kay Arikunto (Surga dan Neraka - Dar! Mizan).

Di deretan kursi penonton, kulihat ada Mbak Dhani. Seneng banget ada temen BAW. Yang lain-lain lagi pada sibuk, jadi nggak bisa hadir. Belakangan kemudian hadir Saepullah sama Vita. Meskipun Mas Saepullah itu tetiba ngilang menjelang akhir acara, sementara Vita nongol setelah acara selesai.


Acara berlangsung sekitar dua jam. Penonton dikasi kesempatan nanya ke penulis yang dipilihnya. Ada juga yang bertanya ke aku, seorang bapak yang ternyata berasal dari Sukabumi. Setiap penonton yang bertanya, dapet hadiah buku. Trus ada juga kuis buat penonton berhadiah buku pun. Pokoknya doorprizenya bikin ngiler deh. 



Penontonnya lumayan banyak juga, dengan berbagam varian.. hehe.. ada ibu-ibu, bapak-bapak, mbak-mbak, tante-tante, om-om, dan tentu anak-anak. Memang buku yang dilaunching pun beragam. Ada buku untuk balita, anak-anak SD awal, sampe SD akhir menjelang remaja. Ada fiksi dan nonfiksi juga. Yang bergenre horor pun ada. Tapi horornya soft lah. Kata penulisnya, Mbak Eno, ini horor yang nggak bikin ilang selera makan.


Selain penulis dewasa, ada juga penulis anak, namanya Ian. Kayaknya tulisannya bagus. Tapi anehnya, dia nggak suka membaca, cuma kadang suka nonton film. Ide yang dia dapet katanya ya dateng gitu aja, bukan pula dari film yang dia tonton. Ayah ibunya kebingungan, karena mereka pada nggak bisa nulis, katanya. Wuih.. tapi anaknya pinter nulis. Keren..!

Dari launching ini aku berusaha belajar. Aku menyerap pengalaman hari itu sebagai bekal pengetahuan yang berharga. Kata Mbak Dhani, cara aku menjawab pertanyaan masih kurang bagus. Katanya lagi, aku belum tampak santai, jadi mungkin karena itu maka jawabannya kurang Oke. Kata Mbak Dhani, aku bisa jauh lebih baik lagi, sebab kecerdasanku belum tereksplor. Cieee..

Selesai acara, para penulis signing book.. termasuk aku.. ehm! Dilanjut dengan sesi foto-foto. Dan, saking sibuknya, sampe-sampe aku lupa nggak foto-foto bareng kakakku.. huhuu.. padahal kakakku jauh-jauh dateng dari Bekasi dan sangat men-support aku.


Anyway, aku sangat bersyukur kepada Allah, karena hari itu berjalan baik dan lancar. Dari mulai perjalanan hingga acara selesai.Subhanallah.. Alhamdulillah..

Diantara lelah dan penatku, terselip doa dan harap, agar ada launching kedua, ketiga, dan seterusnya. Semoga bukuku berikutnya menyusul, tak lama lagi.. Aamiin.