Selasa, 09 April 2013

Mbak Yummy dan Mas Crunchy

Apa yang terlintas saat mendengar kata 'yummy'? Hmm.. aku membayangkan ice cream yang lembuuuuttt.. dan maniiiss. Seperti itulah rasanya personifikasi yang mewakili teman baikku yang satu ini.

Mbak yang mungil ini berputra dua. Tinggalnya di daerah Jawa Timur. Prestasinya sebagai penulis sungguh tak bisa dipandang sebelah mata. Berjaya di aneka lomba menulis bergengsi dan buku-buku yang sudah diterbitkan pun berderet-deret.

Meski tergolong ke dalam jawara penulis, tapi sikap rendah hatinya benar-benar tiada banding. Tak pernah tampak setitik pun jumawa. Ilmu padi dianutnya dengan taat.

Suatu hari, ada info tentang kelas menulis online yang digawangi oleh master penulis anak. Mbak Yummy ini mengajakku ikut serta. Katanya, mau sekalian daftarin aku via inbox sang master. Aku mengiyakan seraya berucap terima kasih. Tak lama berselang, Mbak Yummy menginfokan waktu pelaksanaan kelas dan sedikit gambaran tentang kelas menulis tersebut. Ternyata khususon membahas penulisan kumcer anak.

Aku tanya, apa perlu konfirmasi lagi ya, ke Ibu Master? Ya boleh, Mbak, kalau mau konfirm lagi ke beliau, bilang aja transfernya udah bareng saya, jawab Mbak Yummy.

What..? Transfer..? Duhai, betapa lugunya aku yang mengira itu kelas gratis. Oh.. harus membayar, sodara-sodari! Ketika kutanya berapa harus kuganti biaya kelas tersebut, Mbak Yummy menolak dengan santun. Dan aku tak bisa mengelak dari kebeningan hatinya.

Singkat cerita, berlangsunglah kelas. Setiap peserta harus menggagas konsep untuk kumcernya. Aku memilih membuat kumcer dengan benang merahnya adalah kisah Baginda Rasul.

Ternyata eternyata, ada info dari sebuah penerbit besar bahwa mereka sedang memburu naskah Islami, termasuk di dalamnya segmentasi anak-anak. Ibu guru di kelas dan teman-teman menyemangatiku untuk ikut. Bismillah, aku ingin mencoba, berbekal semangat dan harapan untuk lolos.

Namun apa yang terjadi, sodara-sodari? Naskah yang diajukan haruslah disertai dengan ilustrasi. Penerbit maunya author includ ilustrator. Duh, siapa ilustrator yang kukenal? Yang mau diajak kerjasama dalam proyek pertamaku ini? Seketika aku teringat pada teman baikku yang lain. Tampaknya cocok bila kusebut Mas Crunchy. Ia punya sahabat seorang ilustrator.

Oh ya, kenapa teman baikku ini cukup mewakili sebagai Mas Crunchy? Karena ekarena.. dia banyak penggemarnya.. haha.. disukai gitu lho. Kayak kripik yang crunchy.. wkwkwk..
Thread dia selalu mengular, panjaaaang. Bermagnet. Menyedot orang-orang untuk komen. Tersebab postingan dan celetukan-celetukannya memang kriuk-kriuk.. :D

Mas Crunchy ini seorang guru. Mengajar di sekolah di daerah Jawa Timur, tapi dia menolak disebut guru. Katanya, aku teman bermain anak-anak. Wow.. it's cool.. :)

Lalu.. Mas Crunchy bersiap untuk mengontak ilustrator sahabatnya itu. Aku menunggu kabar darinya, harap-harap cemas atau lebih tepatnya, cemas-cemas harap. Satu hari berlalu.. ting tong.. belum jua ada kabar. Aku singkirkan rasa malu dan sungkan, aku sms lagi Mas Crunchy. Katanya, nanti malam mau ke rumahnya.

Oh, baiklah.. aku menanti kembali. Keesokan paginya, kabar pun tiba. Hiks.. gayung tak bersambut. Sang ilustrator yang juga seorang guru, kabarnya sibuk menghadapi UN. Aku tergugu. Lemas. Tapi berusaha tegar. Ya sudah..

Aku tanya lagi, adakah ilustrator selain pak guru yang sibuk UN itu? Mas Crunchy menyanggupi mencarikan lagi. Dia meminta diberi waktu sehari. Aku berdoa sepenuh hati, semoga misi berikutnya berhasil.

Malam harinya, sms Mas Crunchy kembali datang. Dan.. mengabarkan bahwa pak guru yang awalnya merasa sibuk UN itu, akhirnya menyetujui permintaanku. Subhanallah.. hatiku gegap gempita..

Sejenak aku terdiam. Meresapi kabar indah ini. Setelah sebelumnya mengalami penolakan, lalu tiba-tiba keinginan terkabul. Duhai, betul-betul kebahagiaan yang berlipat. Ah, begini rupanya Allah menyenangkan hati hambaNya. Tersungkur aku dalam sujud syukur di sepertiga akhir malam.

Betapa Allah memberiku teman-teman yang baik. Yang ringan tangan, ikhlas menolong. Senang hati membantu. Subhanallah.. terima kasih ya Allah..

Kini, tolong genapkan kebahagiaan hamba.. Ya Rabb.. Semoga naskah beserta ilustrasinya memikat hati editor penerbit itu.. Aamiin..


4 komentar:

  1. Alhamdulillah ya, Mba Linda.. semoga lancar terus proses penerbitan bukunya. Aaamiinnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Elaaa.. makasiiih doanya..
      hiks.. knapa jd terharu gini ya..? pingin peluuk Mbak Elaa..

      Hapus
  2. wow, subhanallahu, alangkah senangnya. duh akhirnya akan pecah telor juga mba. deg-deg an nunggu nya. ntar kalo dah terbit moga2 aku jadi pembaca pertama #ngarep

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Allaah.. ini teh msh proses..
      Tapi ini aku jadikan doa ya, Wind..
      Aamiin.. Aamiin.. pecah telor..

      Hapus