Selasa, 02 Juli 2013

MISS POEM: My Lovely Sister

Masih segar dalam ingatan, waktu awal kemunculan Faiz putra Helvy Tiana Rosa, wah… cukup menggemparkan rasanya. Sampai ada yang berkomentar, “Benarkah dia ada?”  ck ck ck saking itu anak, anak ajaib banget.

Gimana ga ajaib, kalau nyaris setiap kata yang terluncur dari mulutnya adalah kata-kata indah yang rasanya muskil diucapkan oleh bocah tiga tahun kala itu. Yang fenomenal dan terkenal, semisal: “Bunda, aku mencintai Bunda, seperti aku mencintai surga.” Konon sejak saat itu, setiap waktu, Faiz bisa tiba-tiba mengeluarkan kalimat-kalimat puitis bak penyair.

Nah, sekarang ini aku punya sahabat yang rasa-rasanya mirip banget sama Faiz. Mungkin ini Faiz dalam kemasan feminin dan lebih dewasa. Ya, karena sahabatku ini perempuan dan bilangan usianya lebih dari usiaku.
Aku sih belum lama ketemu Mbak Dhani (duh sampe lupa nyebutin namanya di awal). Baru sekitar setahunan lebih. Tapi rasanya dah akrab aja (atau jangan-jangan aku yang sok akrab.. :D )



Mbak Dhani ini orangnya baiiiik. Dijamin susah deh, cari keburukannya. Kakak teladan banget. Orangnya lembut, perhatian, sabar, terkendali, dan selalu positif thinking.

Hubungannya Mbak Dhani sama Faiz… mereka berdua itu sama-sama super kalimat-kalimat puisinya. Sebetulnya ini Faiz versi lama yang aku tahu, karena aku dah ga ngikutin sepak terjang Faiz setelah dia dewasa. Puisinya Mbak Dhani kayak puisi Faiz dulu, ga njelimet, keindahannya terasa, maknanya mudah dicerna. Ga kayak parade sastra yang aneh-aneh di koran-koran hari Minggu.

Seperti yang kubilang, Mbak Dhani tema puisinya bersifat dewasa. Ya iyalah… Faiz kan masih anak-anak (buku puisi Faiz yang aku punya, saat ia berusia 8 tahun). Puisi Mbak Dhani itu lembuut, halus, dan ga jarang terasa menyayat hati. So touching banget deh. Dan anehnya, Mbak Dhani tuh nulis puisi selalu bagus serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Wall fb-nya senantiasa bertabur puisi-puisi indah.  Kata Mbak Dhani sih, dia cuma menuangkan apa yang dilihat dan dirasanya. Semua dilakukan dengan hati yang jujur.  Wadduh… itu prosesnya gimana yak..? Aku mah ga mudheng. Yang jelas, aku menikmati sangat puisinya, menyesapi keindahannya.

Mau contoh kalimat-kalimat Mbak Dhani yang ajaib itu? Ini nih..

Aku ingin menjadi mimpi, yang karenanya kau tak menyesal bangun di pagi hari. Aku ingin menjadi lelap yang untuknya kau tak perlu menghabiskan banyak waktu menujunya. Aku ingin menjadi laut yang ramah di segala musim dan membuatmu tak pernah gentar melayarinya. Aku ingin menjadi hujan yang derainya membuatmu menari dan bersyukur atas nikmat air yang melimpah. Aku ingin menjadi embun yang tak membiarkan daun menunggunya terlalu lama untuk membaginya cinta.....aku ingin menjadi segala sesuatu yang membuatmu mencintai hidup..aku ingin menjadi aku yang selalu ada di setiap adamu......aku ingin......

Duh… mencelos hati ini membacanya. Kalian juga, kan?
Oh ya, sering juga Mbak Dhani bikin puisi tentang semesta, tentang langit, tentang senja… seperti ini:

Senja itu, dulu, adalah senja yang utuh luka. Saat kau bilang, kau ingin menghabiskan senja bersama sosok yang kau cinta dan itu bukan aku. Dan kau tahu apa yang ada di pikirku saat itu? Aku ingin membunuh senja sekali tikam dan memohon pada Tuhan agar menghilangkan senja dari siklus waktu. Kalau aku tak bisa menikmati senja lagi bersamamu, maka tak akan kubiarkan siapa pun menikmatinya.....

Kadang memang puisinya tak hanya menyuarakan keindahan yang mengharu biru. Ada juga gigil rindu, baret luka, bahkan kegeraman terhadap sesuatu. Tapi semua tetap dalam bingkai yang indaaah.. Seperti sajak rindu berikut ini:

Pada berlembar- lembar kabar yang kau titpkan pada mimpi sewangi mawar, kuhirup samar aroma harap yang binar. Tentang esok yang gemintang, juga tentang hari ini yang merona seri, bersamaku katamu.....dan tak ada yang bisa kulakukan selain berharap mimpi bertahan lebih lama, agar cukup waktuku untuk bilang, rinduku nyalang...

Ga mesti berpanjang kata, status pendek pun tetap tak kehilangan aura penyairnya.. seperti ini: Dan pada setiap persinggahan,ada namamu tak jua pejam...pelan tapi pasti,tak bisa diusik lagi....

Daan.. masih banyaaak puisi-puisinya yang apik, cantik, ciamik, dan asyik. Rasanya aku pingin tampilin lebih banyak lagi.. J

Ga bisa berhenti kagumku pada kemampuannya berpuisi. Kok meluncur terus ya, kata-kata yang cantik dari benaknya? Bener-bener kayak orang nulis kas bon, lancarr..

Itulah Mbak Dhani-ku. Mbak yang pinter, baik, dan selalu siap menolong. Selain jago puisi, 
Mbak Dhani juga piawai menganalisis tulisan. Ga sedikit para penulis yang memercayakan karyanya untuk dibaca terlebih dahulu sama Mbak Dhani. Analisanya tajam dan bernas, ga beroma puja dan puji. Pokoknya Mbak Dhani kereen..

Wahai penyulam kata...
Kepadamu, selamanya cinta..





11 komentar:

  1. Mba Linda jg baik dan selalu siap menolong lho..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aiih.. Mbak Ela bikin aku tersanjung..
      aku mah masih jauh dari baik-nya Mbak Dhani.. :)

      Hapus
  2. selalu takjub juga sama penyulam kata-kata menjadi bait cantik, mbak. how come? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Puji juga kereeen..
      aku ngefans sm tulisan2 Puji..

      Hapus
  3. merinding bacanya adik baik. Senang bisa baca pendapat orang lain tentangku. Semoga kalau itu benar tentangku, itu karena aku punya sahabat- sahabat yang membaikkan sepertimu. Tapi kalau ada yang belum benar, kata- katamu semoga menjelma doa buat kebaikan kita semua. Jujur saja, bagiku tulisanku masih sederhana banget. Aku belum bisa nulis seperti yang kau jumpai di koran- koran sastra. Berat banget. Aku hanya sedang mencoba untuk menuangkan apa yang ada di pikirku. Dan aku tak ingin njlimet, karena aku juga memposisikan diri tsebagai pembaca yang awam. Tentang jadi first reader, sekali lagi karena aku memposisikan diri jadi pembaca. Walau terkadang sotoy banget ya, secara nulis aja masih pemula. Tetap jadi sahabat dan adikku yang luar biasa ya say..semoga berlimpah rahmat buat semua kegigihan dan cintamu..love u...

    BalasHapus
  4. mbak dhani, statusnya selalu berpuisi. dan aku seringnya komen merusak.byuhhh....maafkan aku mbak dhani. penulis blog ini. sama aja. beliau juga seringnya menuliskan kalimat2 indah. kadang dengan bahasa tinggi kadang dengan bahasa sederhana.dua2nya sama2 indahnya. dua wanita cantik ini bila mengolah kata, seumpama chef handal mengolah bahan masakan. bisa menjadi rasa apa yang mewakili ingin mereka. pahit, pahitlah, manis..manislah. tapi semua selalu di platting dengan sempurna menggugah selera membacanya. lov u both

    BalasHapus
  5. baca komen dik Anik langsung lihat kaca, hehhe. Tq adik baik, aku suka ngiri dengan kepintaranmu bikin kue dan penganan padahal engkau punya dik Ola dan dik Keen yang butuh perhatian penuh...love u too...

    BalasHapus
  6. Pingin bertemu kalian berdua. Btw, kenapa gak ikutan GA sahabat blogger mbak, bisa diikutkan kisah ini ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, bisa ni diikutkan di GA sahabat blogger.

      Hapus
  7. cuma bisa bilang: senang andai bisa dicintai seorang teman seperti ini, mba Dhani layak berbangga hati ^_^

    BalasHapus
  8. tante syifa, maaf ya baru bilang sekarang.
    makasih kado ultah nya, ya.... :)

    BalasHapus