Senin, 24 Juni 2013

Resensi SUNSET IN WEH ISLAND *)

MENGEMAS EKSOTIKA TANAH AIR DALAM SEBUAH KISAH CINTA



Judul Buku                :  Sunset in Weh Island
Penulis                        :  Aida MA
Penerbit                      :  Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)
Terbit                         :  Cetakan I, Januari 2013
Tebal Buku                :  viii + 252 halaman
ISBN                           :  978-602-9397-73-4
Indonesia, negeri dengan 13000 pulau yang terhampar dari ujung barat hingga timur, memiliki keindahan yang mengagumkan. Sayangnya, informasi tentang keindahan negeri sendiri kerap kurang menggaung. Sehingga wisatawan domestik masih terkonsentrasi di tempat-tempat populer, seperti: Bali, Lombok, Jogjakarta, dsb.
Novel “Sunset in Weh Island” membidik keindahan pulau kecil di ujung barat Aceh, Pulau Weh. Buku mengeksplorasi alam di sana dalam sebuah kisah cinta. Dengan segmen pembaca remaja, cara ini sungguh efektif untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menggairahkan minat generasi muda mengunjungi wilayah-wilayah negeri sendiri. Tokoh utama kisah ini justru seorang pemuda Jerman. Ia mengunjungi pamannya di Pulau Weh. Axel, nama pemuda itu, meninggalkan Goettingen, Jerman, demi menghindari konflik dengan sahabatnya, Marcel.
Dalam perjalanan menuju Pulau Weh, terjadi perjumpaan dengan Mala, gadis Aceh, mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Syah Kuala. Meski awal pertemuan itu terkesan klise, yakni bertubrukan karena langkah yang tergesa, namun tidak mengurangi keasyikan novel ini.
Pertemuan Axel dan Mala terus berlanjut. Cottage paman Axel, Alan Scuba Diving, ternyata bersebelahan dengan restoran milik ayah Mala, Laguna Restaurant.  Maka, Mala dan ayahnya sudah akrab dengan paman Axel yang bernama Alan. Lucunya, setiap pertemuan Axel dan Mala, senantiasa diwarnai adu mulut. Sehingga Axel menganggap Mala adalah gadis yang unik, cerdas, dan tidak mau kalah dalam berargumen.
Tokoh lain, ada Raffi. Instruktur diving pada Alan Scuba Diving, yang merupakan cinta pertama Mala. Ia kakak kelas Mala ketika di SMA. Dan hingga lima tahun berlalu, Mala belum sanggup melupakan rasanya.
Sebagaimana kisah remaja, novel ini mengangkat percintaan remaja yang berbalut kegalauan. Mala bingung karena Axel ternyata mencintainya. Ia sendiri tidak yakin, apakah akan tetap bertahan pada rasa cinta pertamanya, ataukah membiarkan hatinya terbuka menyambut Axel. Kemudian muncul Andreea, gadis Jerman yang mencintai Axel, membuat kisah cinta ini tidak mudah ditebak pembaca.
Berbicara setting,  penulis menggarapnya maksimal. Pembaca disuguhkan keindahan Pulau Weh dan sekitarnya. Detil Pelabuhan Ulhee-lhee, Balohan, Ie Boih, Pulau Rubiah, Danau Aneuk Laot, Tugu Nol Kilometer, dan tempat-tempat eksotis lainnya, dihadirkan jelas. Keindahan momen sunset dan sunrise pun semakin melengkapi. Dan, siapa sangka di pulau terpencil itu terdapat show room mobil mewah import dengan harga miring? Mulai dari Jaguar, BMW, Alphard, Lexus, Mercedes Benz dengan beragam tipe, bentuk, dan warna, berjejer rapi (halaman 137).
Tak ketinggalan keindahan bawah laut, pun tampil mempesona. Karang-karang yang berwarna semarak, berkibar-kibar, sesekali terlihat mengembang mengerucut. Gerombolan ikan seperti dalam Finding Nemo, hilir mudik di depan, belakang, kiri, dan kanan (halaman 98).

Ada pesan tentang keseimbangan hidup. Bagaimana laut yang tenang kemudian bergelombang, membawa ombak naik, surut, menepi, lalu kembali lagi. Tuhan membuatmu memiliki sahabat, tapi bersamaan dengan itu Tuhan memberimu musuh. Saat kamu senang, maka Tuhan juga memberimu sedih. Mengapa? Agar kualitas bahagiamu lebih berlipat ganda. Ketika kamu marah, maka Tuhan memberimu kesempatan untuk memaafkan. Untuk apa? Agar kamu belajar menjadi dewasa dari kesalahan orang lain (halaman 192). Sisi lain, pembaca diajak memaknai sebuah kesetiaan. Aku tahu, separuh hatiku tertinggal di sini, karenanya aku selalu kembali, di hatimu (hal.243).


*) dimuat di Harian Koran Jakarta, edisi Sabtu, 22 Juni 2013

1 komentar:

  1. Coba diinfokan sekalian cara kirim ke Koran Jakarta bagaimana, trus honornya berapa, berapa lama menunggu tulisan sampai terbit, dll. Biar bisa nyontek gitu hihi

    BalasHapus