Selasa, 13 Agustus 2013

Setelah Ramadan... #Renungan tentang Sholat

Hampir selalu berulang. Saat Ramadan berlalu, yang mengendap adalah lapisan sesal. Berapa lapis..? Ratusan.. ! Hiks..

Aku pun coba menghibur diri. Ya sudah.. tilawah tak bertambah, hafalan masih hanya sekian, infak kurang banyak, shalat sunnah seperti yang sudah-sudah.. tapi yang sedikit itu haruslah terus menjejak selama 11 bulan ke depan. Intinya.. istiqomah.

Yang pertama.. sholatnya dulu. Betapa urusan sholat yang sangat mendasar ini masih saja belum bisa aku lakukan dengan khidmat. Apalagi ketika membaca buku: "Dan Sholat pun Mengadu..." Ya Allah, sungguh hamba masih lalai di hadapanMu.

Inilah golongan orang yang terkadang memajukan dan mengundurkan. Mereka tidur, pula bermalas-malasan. Mereka bermain-main seraya bersenda gurau. Mereka shalat jika mereka terbangun. Mereka shalat jika mereka selesai dari canda mereka. 

Duhai, aku sadari.. aku masih berada dalam golongan itu. Suara azan tak membuatku bersegera seketika mengambil wudlu. Alarm sepertiga akhir malam menjerit-jerit hanya menggerakkan tanganku untuk segera membungkamnya. Padahal aku sudah hafal benar bahwa shalat lebih baik daripada tidur.

Astaghfirullah... aku ingin betul bisa menghayati panggilan azan dengan baik. Ingin betul bersegera untuk shalat demi menghadapMu. Mematikan hp, laptop, televisi, lalu menghidupkan hati. Merasakan panggilanNya. Menyambut seruan meraih kemenangan.

Asy-syahid Hasan Al-Banna berkata: "Bergegaslah untuk mengerjakan shalat ketika kamu mendengar suara adzan dalam keadaan seperti apa pun". Setelah itu, sabda Rasulullah: "Kerjakanlah shalat dengan perasaan tenang dan penuh rasa hormat".

Benar-benar dibutuhkan keikhlasan hati dalam menunaikan sholat. Ketika panjang waktu yang digunakan, terasa merenggut waktu untuk berkegiatan, sesungguhnya bila waktu yang terambil itu benar-benar diikhlaskan, maka berkah waktu akan terasa nikmat. Tak ada yang terambil, tak ada yang sia-sia. Waktu yang terlewat itu, sama sekali tak akan merugikan. Kuncinya, ikhlas.

Namun, berat nian mengunci ikhlas dalam hati. Hawa nafsu dan bisikan syaithan gigih pula menguntit. Berupaya menggelincirkan. Maka tak ada jalan selain mohon ampun dan mohon lindunganNya.

Betapa iman naik turun. Betapa iman harus terus dijaga dan diperbaharui. Karena itulah, doaku senantiasa selepas shalat adalah: Ya Allah, tetapkan hatiku dalam keimanan kepadaMu.

Bismillah.. semoga.. 11 bulan ke depan, catatan amal ibadahku tidak turun drastis, tidak terjun bebass.. Dan aku bukan sekedar menjadi umat Ramadhaniyah, tapi menjadi hamba Rabbaniyah.


1 komentar:

  1. Semoga virus kebaikan dan semangat mendekatkan diri pada Allah bisa terus menyebar di sepanjang 11 bulan mendatang ya Mama, :D

    mohon maaf lahir dan batin :D

    oya Mama, saya bisa minta tolong untuk isi kuesioner penelitian saya di link ini http://goo.gl/TtxTqf terima kasih banyak

    BalasHapus