Sabtu, 17 Desember 2011

Tentang Cara

Dalam menempuh jalan untuk mencapai tujuan, tentu kita menggunakan cara. Yang adakalanya luput dari pertimbangan seseorang, bahwa cara itu menentukan hasil. Sukses tidaknya sebuah cara dapat dilihat dari hasil yang dicapai. Kadar pencapaian hasil, umumnya dilihat secara fisik, meski sebetulnya ada lapisan di dalam yang kadang tak tampak secara fisik.

Kita langsung menggunakan contoh kongkrit saja ya. Misal: tujuan ingin lulus ujian. Jalan yang ditempuh ada berbagai cara: belajar sungguh-sungguh, menyontek, menyogok guru, atau mungkin ada cara lainnya. Secara fisik, hasil yang tampak adalah nilai yang gilang gemilang. Nah.. lapisan dalam yang tak tampak secara fisik adalah: berkah Allah. Jadi, apakah berkah, nilai tinggi tapi didapat dengan cara yang salah?

Begitu pula dengan mencari rezeki. Kalau tujuannya ingin kaya saja, tersedia aneka rupa cara. Tapi, apakah cara itu disukai Allah atau dibenci? Apakah ketika kita memilih cara yang menguntungkan namun Allah haramkan, maka rupiah yang berlipat akan mendatangkan keberkahan..?

Berhati-hatilah menggunakan cara. Suatu hasil itu bernilai bukan dari unggul atau besar atau banyaknya, tapi dari keberkahanNya. Maka, jauhi cara-cara yang tidak disukai Allah, walau cara itu sudah dianggap biasa dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar