Rabu, 29 Mei 2013

MY AVILLA

Sebentuk Cinta dalam Sebuah Pencarian
Judul Buku                :  My Avilla
Penulis                        :  Ifa Avianty
Penerbit                      :  Afra Publishing (imprint of Indiva Media Kreasi)
Terbit                         :  Cetakan I, Februari 2012
Tebal Buku                :  184 halaman
ISBN                           :  978-602-8277-49-5
My Avilla, novel drama cinta yang indah, karya Ifa Avianty. Penuturannya yang mengalir dengan bahasa yang ringan, khas penulis ini, membuat pembaca akan larut terhanyut dalam kisah cinta yang cukup mengaduk emosi. Namun ada yang berbeda kali ini. My Avilla, tidak sekadar menghadirkan kisah cinta. Di dalamnya tergambar sebuah pencarian. Pencarian akan Tuhan, dengan segenap pertanyaan yang berkelindan. Perlukah sebuah agama untuk mengenal Tuhan? Apakah seseorang harus menentukan satu jalan saja untuk menuju Tuhan? Apakah tidak bertuhan merupakan salah satu pilihan jalan?
Jangan membayangkan ini sebuah novel berat dan serius, yang dipenuhi kajian kritis yang akan membuat dahi berkerut. Novel ini mengisahkan kakak beradik dengan karakter berbeda. Margriet yang lembut dan serius, sedang adiknya, Trudy, gadis populer yang selalu tertantang pada sebuah kompetisi. Mereka mencintai lelaki yang sama, Fajar. Cowok ganteng yang pendiam, serius, dan pemalu.
Cerita bergerak flashback. Diawali dengan prolog dari sudut pandang Trudy dan Margriet. Kemudian mengalir dari masa remaja hingga ujung cerita dalam kehidupan berumah tangga. Ifa Avianty, seperti dalam karya-karyanya yang lain, selalu berhasil menghadirkan banyak  tokoh dengan karakter yang kuat. Tokoh-tokoh itu berbicara bergantian, membentuk jalinan cerita yang runut.
Kisah cinta segitiga, Margriet-Fajar-Trudy, bukan rentetan cerita yang meledak-ledak. Margriet yang empat tahun lebih tua dari Fajar, berusaha menyangkal perasaannya. Sedang Trudy, dengan caranya sendiri, melampiaskan kekecewaan akibat mengalami penolakan telak dari Fajar. Sementara Fajar, tak peduli pada bilangan usia yang terpaut jauh, ia sudah benar-benar jatuh ke kedalaman cinta oleh pesona Margriet. Bahkan ia punya panggilan istimewa untuk Margriet: My Avilla. Maka, jalinan cerita mengalun manis dan lembut, begitu soft dan feminine, khas penulis ini.
Fajar yang bingung mencari jalan Tuhan, merasa klop bertanya dan berdiskusi dengan Margriet. Keduanya sama, dalam kegelisahan menuju jalan Tuhan. Namun Margriet lebih mantap bermuslimah, sementara Fajar gamang dalam kebimbangan bermuslim di tengah Mama dan kakak yang Katolik. Ia Islam karena Papanya seorang muslim.Yang jelas, keinginan Fajar sangat kuat untuk melayani Tuhan. Namun apakah dengan berkhidmat dalam dzikir kepada Allah, atau menempuh jalan selibat di hadapan altar Al-Masih? Fajar sungguh bingung.
Diskusi-diskusi tentang pencarian Tuhan, dikemas ringan. Seperti yang diakui penulis, bahwa ia bukan ahli ilmu perbandingan agama, maka jangan berharap dalil-dalil memadati buku ini. Tapi kalimat-kalimatnya tetap bernas karena menampilkan pemikiran-pemikiran cerdas dengan sedikit teori-teori dari buku karya filsuf barat.
Lalu, di tengah perjalanan kisah, muncul Phil. Ia rekan kerja Margriet, sesama dosen di sebuah universitas internasional di Jakarta. Seorang atheis yang kemudian memilih menjadi muslim dan menemukan kedamaian di dalamnya. Meski awalnya demi menunjukkan kesungguhan cinta kepada Margriet, namun secara alami Phil menemukan makna mencintai dalam hidupnya, mencintai Tuhan.
Buku ini memiliki dua sisi yang berkombinasi dengan baik. Sebuah pencerahan tentang kesadaran bertuhan. Tentang makna keimanan. Keimanan nggak bisa ditukar semudah menukar pakaian hanya karena kita merasa nggak cocok. Keimanan adalah sebuah konsekuensi logis dunia dan akhirat yang kita tidak bisa mengambil sebagiannya dan membuang sebagian yang lain (halaman 54).
Pada sisi lainnya, buku ini menyuguhkan pemaknaan sebentuk cinta. Betapa cinta adalah sesuatu yang indah dan berefek pada kebahagiaan. Ia tidak rumit, karena kebahagiaan itu sesungguhnya sederhana. Dia ada di dalam hati yang bersyukur, dan ketulusan mencintai serta memaafkan (halaman 182).

My Avilla sukses membuat saya tersenyum dan menitikkan airmata. Ia menyadarkan untuk dua sisi yang saya sebut di atas. Membuat saya bergegas menujuNya, meraih cintaNya. Dengan bekal itu saya pun lebih ikhlas menjalani cinta bersama pasangan yang telah dipilihkanNya untuk saya. Semoga Anda pun demikian, setelah membaca buku ini. Buku favorit saya. It’s so recommended book.

12 komentar:

  1. Reviewnya apik mbak. Bagus deh :)

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. mungkin bisa pesan di tobuk online klw di gramed ga ada

      Hapus
  3. resensi yang bagus, sesuai dengan bukunya, saya juga suka buku ini ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasiiih dah berkunjung..
      toss! kita sama2 suka buku ini.. :)

      Hapus
  4. saya lg baca br dpt 1 bab.. cakep bgt emang renyah bahsanya ga berat :)

    BalasHapus
  5. mbak linda, fotonya cantiiiiik *salahfokus :D

    BalasHapus
  6. Udah ditulis sejak lama ya ini? Gak bisa ikutan lagi dong yg sekarang?

    BalasHapus