Rabu, 06 November 2013

Gelombang Hidup

Rasanya saat ini aku ngerasa kalau yang orang bilang bahwa hidup itu bergelombang, memang benar adanya. Dulu, aku berpikir, hidupku benar-benar datar. Walaupun nggak datar-datar banget juga sih. Tapi ya, relatif aman terkendali. Dari SD sampai perguruan tinggi, selalu sekolah di sekolah negeri yang kualitasnya baik, dengan prestasi yang cukup menentramkan hati.. :) Lalu menikah dan berumah tangga, lancar-lancar aja. Tapi.. sstt.. kisah cintaku di masa lalu yang berusia 7 tahun itu kandas.. yah, memang nggak jodoh.. *senyum bijak deh.. campur getir.. hehe..

Nah, seiring waktu yang terus bergerak, gelombang demi gelombang mulai bermunculan. Rupa-rupa lah, nggak usah diceritakan detil. Tapi kesemuanya berasa banget sekarang ini. Aku merasa, banyak hal yang sudah terlewatkan. Ya ampun.. harusnya saat itu aku begini ya, aku begitu ya. Kadang merasa terlambat menyadari, tapi kupikir better late than never lah ya.. :)

Jadi sekarang, di usia yang.. ehm.. kepala 4 ini, aku nggak mau larut menyesali semua yang terjadi. Mau diapakan lagi ya.. toh waktu nggak bisa berjalan mundur. Artinya, kini lebih baik berpikir ke depan saja. Jangan sampai nanti mengalami penyesalan seperti yang sekarang dirasakan. Mencoba menata hidup lebih baik.

Ffyuuh... menata hidup lebih baik tuh macam mana? Seringkali mood turun naik. Paling repot saat mood terjun bebas. Mayday.. mayday.. susah dah cari pertolongan. Yup! karena yang bisa menolong diriku ya diriku sendiri juga. Harus punya kekuatan membaja dari dalam diri. Aih.. beratnya... tapi harus bisa!

Kadang iri sama yang usianya masih pada 30-an apalagi yang 20-an, rasanya pingin balik lagi. Tapi.. come on, berpijaklah di dunia nyata. Mumpung ini kepala 4 masih baru menginjak di awal, ya efektifkan hidup dong. Dan... sumpeh.. itu nggak gampang buatku. Meski udah ngerasa termotivasi oleh banyak pengalaman hidup orang lain, membaca-baca kesuksesan orang lain, tapi kadang lagi-lagi terhenti pada ranah kagum dan takjub aja. Ayo Linda.. action!

Maka kupikir, gelombang hidup yang berisi suka dan duka itu bisa terformat dalam beragam bentuk. Semisal ujian atau musibah. Ternyata tidak saja berupa kesulitan atau kemalangan. Tapi ujian, sanggupkah melepas sesuatu yang menyenangkan yang itu bukan peruntukannya buatku. Atau bisa juga, keharusan untuk meninggalkan hal-hal yang menyenangkan karena tetiba sederet pekerjaan harus aku lakoni. 

Dari kesemua hal yang terjadi, pada akhirnya bermuara pada satu titik. Bagaimana segalanya ini membuat diri semakin dekat dengan Sang Penggenggam Kehidupan. Bahwa seluruh kejadian yang dilalui adalah demi semakin baiknya kualitas diri di hadapanNya. Bahkan kesadaran seperti ini pun, apakah sebatas berbentuk kesadaran saja, atau mampu menggerakkan? Duhai, ini fase yang berat, Jenderal.

Semoga, dengan menulis ini, aku benar-benar sanggup berubah menjadi lebih baik. Lebih sadar. Lebih logis. Lebih rasionil. Lebih sensitif. Ya, lebih segala hal yang baik lah. 

Mari bergerak... mari menjadi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar