Judul
Buku : Surga yang Terlarang
Penulis : Leyla Hana
Penerbit : PT Penerbitan Pelangi Indonesia
Terbit : Cetakan I, September 2013
Tebal
Buku : viii + 376 halaman
ISBN : 9786027800854
Kayak sinetron deh, serba kebetulan.
Ungkapan itu kerap terucap sebagai bentuk keraguan terhadap sesuatu yang
terjadi secara kebetulan. Senyatanya, kebetulan memang mewarnai kehidupan,
entah sebagai tragedi atau bikin happy.
Novel
“Surga yang Terlarang” mengisahkan kebetulan yang cukup mengenaskan. Ini kisah
sepasang muda yang saling jatuh cinta, tak terucap lewat kata, saling mencintai
dalam diam. Dalam perjalanan waktu, mereka kemudian terpisah oleh jarak yang
panjang membentang. Masing-masing saling tak mengetahui kabar. Si gadis merasa
tak mungkin lagi berharap. Ia pun menerima pinangan seorang lelaki melalui
‘perjodohan’ yang dicomblangi oleh guru mengajinya.
Saat
hari ‘H’ pernikahan yang dinanti, serasa sepucuk sembilu menyayat hati. Si
gadis terperangah melihat rombongan keluarga suami, tepatnya adik semata wayang
suami, ternyata adalah pemuda yang didamba selama ini. Demikian pun sang adik
ipar, terbelalak menatap wanita pendamping kakaknya adalah wanita yang tak
pernah beranjak dari hatinya.
Menyesakkan,
bukan? Leyla Hana, cukup apik merangkai peristiwa kebetulan ini menjadi kisah
yang manis. Dengan kalimat-kalimat sederhana, kisah ini terbangun tanpa kesan
didramatisir.
Bagian
awal novel ini membawa pada nostalgi suasana kegiatan rohis di kampus.
Aktivitas ikhwan-akhwat yang terjaga rapat dari percik-percik asmara, saling
menundukkan pandangan, hijab yang kukuh ditegakkan, dan semacamnya. Tapi tak
ayal, tetap saja ada kasus ‘kecolongan’. Bahkan menimpa petinggi organisasi
rohis tersebut. Sang Ketua dan Sekretaris.
Peristiwa
semacam itu, sangat boleh terjadi di dunia nyata. Leyla Hana menggambarkannya
secara alami. Betapa cinta datang tanpa diundang. Ia menelusup perlahan, menyebar ke segenap
penjuru hati, lalu mencengkeram kuat. Begitu cara cinta bekerja. Maka,
berhati-hatilah, pada saat itu bisikan syaithan dapat mengaburkan segala.
Karenanya, Islam menerapkan aturan yang jelas. Pembaca digiring halus pada
kesadaran itu.
Kemudian
melangkah ke jenjang pernikahan, bagaimanakah niat yang seharusnya melatari? Proses
yang dilalui Nazma dalam mengarungi biduk rumah tangga bersama Furqon,
menunjukkan bahwa ketika langkah suci yang menggenapkan separuh dien ini,
diawali niat atas dasar ibadah kepadaNya, maka Allah akan menuntun pada jalan
cinta. Setelah terikat ijab dan qabul, Allah tumbuhkan perasaan cinta yang
indah pada sepasang sejoli ini.
Bagaimanakah
rasa yang dulu pernah menghinggapi Nazma dan Faisal? Mampukah mereka bersikap
wajar selayaknya saudara ipar? Masihkah getar-getar cinta bercokol dalam hati
mereka? Penulis menuturkannya dalam simponi yang tenang, nyaris tanpa kejutan
yang meletup-letup. Namun mendekati bagian akhir, pembaca mulai dibawa pada
suasana yang membuat penasaran, karena dimunculkan konflik yang tak bisa diduga
ujungnya akan seperti apa.
Novel
ini direkomendasikan untuk dibaca oleh lajang yang bergerak usianya menuju
jenjang pernikahan. Bagaimana berproses sesuai syariat, bagaimana menata hati
dan berserah pada garis takdir akan jodoh yang telah ditetapkanNya, termasuk
pula di dalamnya terdapat bagaimana langkah syar’i pada malam pertama sepasang
pengantin baru. Bagi para suami dan istri, baik pula membaca novel ini, untuk
berkaca dan evaluasi diri, lalu memperbaharui niat dalam mengarungi biduk rumah
tangga yang islami.
Bicara
setting, deskripsi yang disuguhkan penulis tidak mengecewakan. Suasana KRL,
kota Bogor, budaya Betawi, adalah hal-hal yang berhubungan erat dengan penulis,
maka pemaparannya cukup memenuhi standar. Demikian pula setting Malaysia dan
Palestina, lumayan baik pengolahan hasil googlingnya. Sedang untuk deskripsi
perasaan, tak akan dijumpai diksi yang menyentuh dan menawan kalbu. Namun
pembaca dapat merasakan emosi yang dibangun, meski pilihan kalimatnya sangat
biasa.
Sebagai
novel islami, “Surga yang Terlarang” sangat memenuhi syarat. Di dalamnya
bertabur nilai-nilai islami yang menambah wawasan pembaca, semisal tentang
ekonomi syariah. Juga menginspirasi
untuk menjalani hari sebagai muslim yang tidak hanya sekedar. Maka membaca
novel ini, bukan saja memenuhi kesenangan emosi, namun ia pun mengayakan
ruhani.
dimuat di nabawia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar