Selasa, 20 Maret 2012

Kemilau Cinta Bunda Khadijah

Judul     :  Khadijah (Mahadaya Cinta)
Penulis  :  Fatih Zam
Penerbit  :  Tinta Medina - creative imprint of Tiga Serangkai
Cetak I   : April 2011
Tebal      :  240 halaman
ISBN     :  978-602-98552-6-5



Tidak banyak buku yang secara khusus mengurai tentang sepak terjang seorang wanita mulia, Siti Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW.  Bagaimana sebenarnya pesona kemilau cinta beliau sehingga tak ada perempuan yang sanggup menggantikan posisinya di hati Rasulullah, saya temukan dalam sulaman kisah yang terajut apik pada buku “Khadijah-Mahadaya Cinta”.

Buku karya Fatih Zam ini, sungguh membuka mata hati saya, tentang bagaimana seharusnya laku seorang istri terhadap suami, tentang bagaimana semestinya seorang istri menaruh cinta atas suaminya. Subhanallah, Siti Khadijah benar-benar tipikal istri panutan yang ketulusan pengabdian cintanya kepada suami, demikian luhur pula agung. Penggambaran detil sikap Siti Khadijah kepada Rasulullah, terasa nyata dalam buku ini. Penulis melarikkan kisah cinta pasangan mulia ini dengan bahasa puitis yang halus dan menyentuh.

Khadijah, seorang wanita cantik dan lembut dengan harta berlimpah, menambatkan hatinya pada seorang pemuda sederhana berakhlak terpuji, Muhammad. Pemuda tak berpunya dengan kejujuran tingkat tinggi, telah menawan hati wanita kaya raya nan cerdas dan dermawan. Melayari gelombang lika-liku perjalanan rumah tangga pasangan mulia ini akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa ini adalah kisah cinta terbaik sepanjang masa.

Khadijah mencurahkan segenap energi, materi, dan perasaannya pada perjuangan suaminya. Ia menjadi orang pertama yang meredam gulana sang suami kala ditimpa lara. Senyum nan sejuk dalam wajah teduhnya, peluk lembut dalam dekap hangatnya, senantiasa diberikan Bunda Khadijah kepada suami terkasihnya. Kokohnya kepercayaan yang dipompakan Khadijah, sungguh meneguhkan hati Muhammad dalam mengawali tugas kerasulannya. Maka tak heran, bila dikatakan bahwa sejarah Islam bermula dari sebuah kamar.

Mahadaya cinta Bunda Khadijah mengalir tiada putus bagi suami tercinta, putra-putri tersayang, serta orang-orang di sekitarnya. Sebuah cinta sejati yang bermuara dari cinta kepada Allah dan utusanNya. Maka ketika berbicara cinta, ia menjadi sebuah keniscayaan manakala didasari oleh cinta kepada Sang Maha. Tak kan ada lagi alasan bahwa kita tak mungkin berperilaku bagai Bunda Khadijah, sebab suami kita bukanlah lelaki bergelar ‘Al-Amin’, kekasih Allah. Pun sebaliknya, tak boleh para suami berkelit bahwa tidak mungkin memperlakukan istri bak perangai rasulullah SAW kepada Bunda Khadijah. Sesungguhnya, siapapun dan sebagai apapun pasangan kita, dengan berpijak pada penyerahan cinta utama kepada Allah SWT akan menuntun kita pada persembahan cinta terbaik.

Buku ini, tidak hanya menampilkan kisah kedahsyatan  mahadaya cinta Bunda Khadijah. Seperti yang dilakukan Tasaro GK dalam buku spektakulernya, Muhammad, maka Fatih Zam pun menyandingkan tarikh agung ini dengan sebuah kisah romansa fiktif yang elegan. Jalinan cerita cinta antara Nahar dan Laila, mengalun  dalam irama syahdu.  Lalu, apakah kisah mereka itu manis kesudahannya? Ataukah berujung lara? Sila temukan jawabannya pada ending buku ini.

Akhirnya, saya ingin katakan bahwa, setelah membaca buku ini makin berlipat kecintaan dan kekaguman saya kepada Bunda Khadijah.  It’s so inspiring.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar