Selasa, 20 Maret 2012

Recommended Book For Lajangers

Istilah ta’aruf, meski sudah semakin dikenal, namun masih banyak orang yang belum tahu mengenai seluk beluknya. Buku terbaru karya penulis Leyla Hana a.k.a. Leyla Imtichanah ini memuat pemaparan gamblang tentang ta’aruf. Dengan ciri khas penulis yang menggunakan bahasa ringan, maka tema serius ini tersaji dalam hidangan bergizi yang enak disantap. Penjelasannya sederhana dan mudah dimengerti. Dilengkapi dengan dalil-dalil syar’i yang menguatkan.

Buku ini terbagi dalam dua bagian. Yang pertama, berisi: Pengertian Taaruf, Persiapan Taaruf, Dos and Don’ts Saat Taaruf. Yang kedua, mengupas tentang Tips dan Trik Meraih Hati Calon Mertua, Panduan Melamar, dan Taaruf Setelah Menikah. Bagian pertama tersebut telah diterbitkan lima tahun lalu dengan judul: “Taaruf Keren, Pacaran Sorry Men!”. Kini, hadir dalam edisi revisi, dilengkapi dengan bagian kedua, sehingga buku ini lebih informatif.

Beberapa pembahasan disertai dengan cuplikan kisah-kisah nyata yang bisa langsung diselami hikmahnya. Misal tentang kondisi saat calon pasangan hidup ternyata tidak sesuai dengan keinginan, tentang bagaimana mewaspadai taaruf ganda, tentang menyikapi sebuah penolakan, dll. Ada juga kisah-kisah bahagia yang dialami oleh pasangan yang bertaaruf, pun tak ketinggalan kisah sedih yang mewarnai proses taaruf.

Buku ini berupaya memberi info yang berimbang. Ketika buat para lelaki ada catatan tentang etika mundur, buat kaum wanita dikupas tentang etika menolak atau membatalkan lamaran. Namun, sayangnya tidak ada yang berangkat dari sudut pandang perantara ta’aruf. Padahal kalau disertakan juga cuplikan pengalaman beberapa orang perantara, tentu akan membuat pembahasan taaruf ini lebih komplet.

Selain mengupas taaruf sebagai jalan menuju pernikahan, hadir pula ulasan tentang HTS (hubungan Tanpa Status) yang sering diklaim sebagai cara ‘aman’ karena tidak mengatasnamakan pacaran, juga tentang Pre Marriage Syndrome, dan hal-hal lain yang terkait.

Pembicaraan tentang taaruf ini, ternyata terus berlanjut hingga pasca pernikahan. Bagaimana menyikapi kepribadian yang jauh berseberangan, mengenal keluarga pasangan, perbedaan suku, sampai bagaimana menyikapi pernikahan yang hampa cinta.

Pada penghujung buku, pembaca akan mendapati kisah-kisah menarik yang inspiratif. Tentang taaruf instant, dituturkan oleh Viana Akbari, seorang bidan yang kini tinggal di Depok. Lalu seorang executive engineer bernama Bella, yang kini bermukim di Doha, berkisah tentang perjodohannya dengan seorang pria Mesir. Ada pula seorang guru SD, Naqiyyah Syam, yang mengalami beberapa kali proses taaruf hingga akhirnya berjodoh dengan ‘Pangeran Biru’-nya. Kemudian kisah-kisah ini ditutup oleh pengalaman sang penulis sendiri yang juga melalui jalan berliku hingga akhirnya menemui ending manis.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar